Wednesday, August 27, 2008

Kuliah S2 di Libya dan Yaman

TANYA

kepada Rekan2 milis...
saya mohon bantuannya untuk informasi mengenai perguruan tinggi khususnya untuk S2 di Libya dan Yaman. saya tertarik sekali untuk kuliah disana. rencana saya ingin mengambil kuliah ekonomi syariah. namun saya sadari S1 saya dari bahasa Prancis kependidikan lagi,lulus thn 2006. apakah di mungkin kan? saya mohon bantuannya.

Terima kasih

085221148348

JAWAB

wah kalo bhs perancis enakan dimesir atau ditunis..soalnya kedua negara tuh
bahasa keduanya Bhs perancis dan bhs english. bahkan syariah wa qanun di
Azhar bhs perancis dan kebanyakan dibahas qanun perancis.

salam....
ikutan nimbrung ach....
kenalkan saya mahasiswa yang sedang menjalani program pendidikan S1 tahun ke-empat di mesir. emang boleh di katakan kalo yang di bahas di syari'ah qonun al-azhar emang qonun prancis, tapi yang wajib anda kuasai bukanlah bahasa prancis, tapi bahasa arab karena mata kuliah di azhar semuanya memakai bahasa arab, yang memakai bahasa prancis hanyalah satu atau dua matakuliah saja,
dan kalo anda pengen fakultas/jurusan ekonomi syari'ah, menurut pengalaman temen2 yang berpindah2 kuliah di negara2 timur tengah mereka mengatakan mesir merupakan tempat yang paling tepat dan memiliki berbagai kelebihan dalam dunia perkuliahan.
wassalam

Betul, yang pakai perancis sebagai rujukan bahasa keduanya terdapat di Maroko, Aljazair, Mesir, Tunisia, dan Lebanon. Dan mereka lebih bagus, tentu saja juga tergantung orangnya. Biasanya beasiswa ada di http://www.ditpertais.net/
yang ngurusin depag.... silakan dicoba, semoga membantu.

salam,

zacky

Info tambahan, tapi sayang waktunya telat. meskipun bisa diantisipasi
untuk tahun depan. dan barangkali bisa ditanyakan untuk S2/S3

===========
Pengumuman Seleksi Beasiswa S1 Yaman 2009 2010

April 22, 2008 in Blog Indonesia, Blogger Indonesia, Fatih Syuhud,
Indonesian Blogger
Tags: beasiswa luar negeri, beasiswa s1, beasiswa yaman

Diberitahukan bahwa seleksi beasiswa Yaman Universitas Al Ahqaf
dilaksanakan pada

Tahap pertama, pada tanggal 25 Mei 2008 di Pondok Pesantren Kauman
Lasem Jawa Tengah. Telpon 08122834780 untuk putra dan putri

Tahap kedua, 1 Juni 2008 di Ponpes Darullughah wadda'wah Bangil
Pasuruan Jawa Timur. Telpon: 08883186094 khusus putera.

Tahap ketiga, tanggal 8 Juni 2008 di PP Alkhairat Bekasi Jawa Barat
(Jabar) Telp. 081932318294 Berlaku untuk putra dan puteri.

Info selengkapnya silahkan hubungi (1) Habib Hasan Al Jufri Telp.
08122212000. (2) KH. M. Zaim Ahmad Ma'shum. Telp. 081325650650.

Perbedaan penulisan nama pada ijasah dan dokumen kewarga negaraan

TANYA

Dear temans,

Saya memiliki masalah yang lumayan serius saat ini, yaitu penulisan
nama pada Ijazah tidak sesuai dengan dokumen kewarga negaraan saya
(akte kelahiran, KTP, paspor). Kesalahan saya adalah membiarkan hal
ini berlanjut karena saya sebelumnya menganggap ini bukan hal penting.

Semenjak SD, saya terdaftar dengan nama depan AL KAUSAR di sekolah,
dan karena pendaftaran ke jenjang yang lebih tinggi menggunakan
ijazah sebelumnya, saya terdaftar dengan nama AL KAUSAR hingga
perguruan tinggi. Alhasil, di ijazah sarjana saya tercantum nama AL
KAUSAR.

Sementara itu, dokumen kewarga negaraan saya (akte kelahiran, KTP,
paspor) nama depan saya tertulis ALKAUSAR (tanpa spasi). Perbedaan
yang sangat kecil, namun jelas.

Saya tidak tahu apakah ini bisa menjadi masalah ketika melamar
beasiswa. Sejauh ini saya tidak pernah dipanggil untuk beasiswa
manapun (walaupun bisa jadi juga karena aplikasi saya tidak memenuhi
syarat), dan saya juga khawatir, ini akan menjadi masalah ketika saya
mendaftar ke perguruan tinggi di luar negeri untuk studi S2 apabila
saya pergi dengan biaya sendiri.

Selama ini saya tidak ada masalah dengan organisasi-organisasi tempat
saya pernah bekerja di Indonesia untuk ketidak serasian antara nama
di ijazah dengan dokumen kewarga negaraan saya. Organisasi tempat
saya bekerja sekarang juga tidak pernah menanyakan ijazah saya yang
sekarang. Mereka hanya meminta surat rekomendasi dari tempat kerja
terdahulu.

Saya tidak ingin menyalahkan pihak sekolah dasar tempat saya belajar
dulu untuk masalah ini, juga orang tua saya yang mungkin karena
kealpaannya menganggap hal ini tidak terlalu penting, apalagi
menyalahkan diri saya sendiri, karena tidak segera menangani masalah
ini sedari awal. Yang ingin saya lakukan sekarang adalah
menyelesaikan masalah ini secepatnya, karena saya punya rencana untuk
melanjutkan studi tahun depan ke luar negeri, dengan atau tanpa
beasiswa.

Saya sudah mencoba menghubungi pihak Universitas tempat saya kuliah
dulu dan menanyakan kemungkinan memperbaiki nama di ijazah sarjana
saya, dan saya mendapatkan jawaban, hal ini tidak mungkin, karena
nama saya sesuai dengan ijazah SMA dan D3. namun pihak universitas
bisa memberikan surat keterangan. Saya tidak tahu apakah surat
keterangan ini berlaku untuk mendaftar ke universitas di luar negeri.

Sementara apabila saya mengganti dokumen kewarga negaraan saya, dan
disesuaikan dengan ijazah, hal ini tentu saja sulit. harus melalui
proses di pengadilan negeri, kemudian kantor catatan sipil dan
seterusnya. Saat ini saya bekerja di Timor-Leste dan saya tercatat
dengan nama yang sesuai dengan dokumen kewarga negaraan saya. jadi
sulit bagi saya untuk menggantinya.

Saya harap teman-teman bisa memberikan saran dan masukan untuk
menyelesaikan masalah saya ini.

Salam,

Al


JAWAB

Mungkin satu-satunya cara adalah mengubah akta kelahiran atau melampirkan surat keterangan pada akta kelahiran ke notaris terdekat di kota anda. Kalau mengubah nama (meminta keterangan) dari ijazah SD sampai ke perguruan tinggi, pasti akan repot.

Ini sesuai dengan akal sehat yang biasa saja biar efisien

iscab:

Nama saya di akte kelahiran, di KTP, di paspor, di ijasah SD, SMP, SMA, dan
sarjana berbeda-beda.
Saya bisa studi master di Uni Bremen, Jerman.
Mungkin kena masalah kalau mengalami penyetaraan ijasah di DIKTI.
Ah, tapi itu masalah nanti.

Di luar negeri, intinya gunakan nama sesuai paspor.
Jadi kalau ada salah nama pada ijasah, tinggal tunjukkan paspor lalu mereka
akan berusaha memperbaiki nama supaya sesuai paspor.

Intinya sih tidak perlu memperumit diri sendiri. Orang luar negeri juga
tidak selalu peduli dengan perbedaan nama "Alkausar" dan "Al Kausar". Selama
punya paspor, urusan administrasi mudah.

Condro

Beasiswa ADB

TANYA

Dear All,

Sy tertarik mencoba beasiswa ADB spt yg diiklankan di Kompas (Sabtu/23/8/2008) untuk program doktor. Ini adalah kesempatan kedua sy apply beasiswa ke LN. Kesempatan pertama ketika mencoba apply beasiswa Prancis (program master) terpaksa blm berhasil krn atasan di kantor sy blm mengizinkan.

So, mgkn ada teman-teman yg berhasil menembus beasiswa ADB atau mgkn pernah mencoba tes bs memberikan pencerahannya kpd sy. Hal yg ingin sy tanyakan :

Bagaimana prosedur pendaftaran beasiswa ADB ?Bagaimana memilih uni yg ingin kita tuju. oh ya bidang sy adalah ilmu sosial, especially sosiologi.Apakah pemilihan uni berpengaruh thd peluang /kesempatan lulus?
Demikian beberapa pertanyaan sy. Mhn pencerahannya dari teman-teman

Salam Hangat,

Rakhmat H
Jakarta

JAWAB

Pak Rahmat,

Silahkan dibuka di situs ADB di http://www.adb.org/JSP/procedures.asp

pada situs tersebut dijelaskan secara berurutan proses dalam seleksi
beasiswa ADB.

selain itu pilihan universitas juga terdapat pada situs tersebut.

semoga membantu

Best Regards

Mahyarudin.D

pak Rahmat,
prosedur beasiswa ADB-JSP ada di homepagenya ADB-JSP.
yang jelas, bapak apply ke universitas yang bapak minati sambil
memberitahu bahwa bapak akan apply beasiswa ADB-JSP. jika bapak
memenuhi syarat untuk diterima di universitas bersangkutan dan
eligible untuk beasiswa ADB-JSP, maka universitas yang bersangkutan
yang meminta ADB untuk membiayainya. jadi pelamar tidak berhubungan
langsung dengan pihak ADB.

pertanyaan:

Apakah pemilihan uni berpengaruh thd peluang /kesempatan lulus?

ya. sebaiknya bapak menanyakan jumlah beasiswa ADB-JSP yang tersedia
di univeristas yang bapak pilih karena tiap universitas dapat jatah
berbeda, kemudian bapak tanyakan juga apakah ada prioritas untuk
kriteria tertentu di universitas.
misalnya mereka lebih memilih asia tengah, mekhong river countries,
pegawai negeri, NGO, dst.
semoga membantu.

Studi MS/PhD at Max Planck Institute

TANYA

Dear Milister,

Salam kenal, saya Nunu.

Saya mau bertanya tentang Max Planck Insitute (MPI) yang ada di Germany.
Mereka saat ini membuka lowongan student baik untuk program Master ataupun PhD, dibawah payung International Max Planck Research School (IMPRS).
yang jadi pertanyaan saya adalah:
- bagaimana study di MPI/IMPRS tersebut?
- dan bagaimana prospek student dari lulusan IMPRS? mengingat bahwa bahwa IMPRS ini adalah lembaga penelitian, bukan merupakan suatu institusi pendidikan.
mungkin ada alumni/milisters yang tahu info tentang MPI/IMPRS ini.

Sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas infonya

Cheers

Nunu

JAWAB

Halo Nunu,

MPI adalah salah satu lembaga riset terkemuka di Jerman, yang mempunyai beberapa puluh center di Jerman dan baru-baru ini membuka cabang di Amerika dan China. Dalam pemeringkatan lembaga riset seringkali MPI memperoleh peringkat sangat baik.

Sepanjang yang saya ketahui, MPI sendiri tidak memberikan gelar/degree, melainkan mahasiswanya terdaftar di universitas (umumnya yang terdekat dangan lokasi MPI tersebut) dan nantinya medapat gelar akademiknya dari universitas di mana yang bersangkutan terdaftar.

Jadi, silakan maju terus.

Wassalam

Doktor Indonesia Menangi Kompetisi Teknologi Pertahanan di Inggris

[ Selasa, 26 Agustus 2008 ]
Doktor asal Jombang Menangi Kompetisi Teknologi Pertahanan di Inggris

Sang Robot Bisa Bedakan yang Sipil dan Militer

Hampir bersamaan dengan ulang tahun kemerdekaan Indonesia, Dr Subchan, peneliti asal Indonesia, berhasil meraih prestasi bergengsi di Inggris. Bahkan, Departemen Pertahanan Inggris berminat mengembangkan robot dan piranti ciptaan timnya.

NURANI SUSILO, London

SIAPA sangka dari Swindon, sebuah kota kecil yang berjarak sekitar dua jam berkendara dari London, seorang anak bangsa, Dr Subchan, kini menjadi pembicaran di Inggris. Peneliti di Cranfield University, Shrivenham Campus di Oxfordshire, Inggris, bersama timnya dinyatakan sebagai pemenang Minister of Defense (MoD) Grand Challenge.

MoD Grand Challenge adalah lomba bergengsi untuk mencari teknologi terapan di dunia militer yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertahanan Inggris. Subchan, pria yang lahir dan besar di Jombang, Jawa Timur, itu bersama Team Stellar mengembangkan Saturn (Sensing and Autonomous Tactical Urban Reconnaissance Network).

Saturn adalah semacam robot yang berfungsi mendeteksi ancaman musuh. Bukan sembarang robot. Ini adalah robot terpadu yang memiliki tiga komponen, baik di darat maupun udara, yang bisa mengidentifikasi kekuatan dan posisi musuh di medan pertempuran.

Tim Stellar adalah gabungan antara Cranfield University, Stellar Service Ltd, Blue Bear System Ltd, SELEX Sensors, dan Airborne System Ltd, TRW Conekt, dan Marshall Specialist Vehicles.

''Robot ini bisa menggantikan manusia untuk mengintai kekuatan dan posisi musuh, tanpa berisiko terlihat atau diketahui lawan,'' jelas Subchan yang lulusan Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya (ITS) jurusan matematika 1994 itu kepada Jawa Pos kemarin.

Karena berbagai kelebihan itu, Subchan dan Team Stellar dinyatakan unggul dibandingkan peserta lomba yang lain. Andy Wallace, perwira militer dari Departemen Pertahanan Inggris, mengakui ingin mendapatkan produk teknologi yang membuat misi prajurit di medan tempur semakin aman. ''Kami ingin tentara yang bertugas di lapangan makin aman dan keselamatan mereka terlindungi,'' kata Wallace kepada stasiun televisi BBC.

Dalam konteks perang modern, lanjut Wallace, produk teknologi seperti yang dikembangkan Subcham dan timnya memang sangat relevan. Medan yang asing dan sulit, membutuhkan piranti yang bisa sangat membantu prajurit tempur.

Robot yang dikembangkan Team Stellar ini terdiri atas dua pesawat kecil dan satu kendaraan darat. Semuanya tanpa awak. Wahana ini dilengkapi dengan sensor radar, panas, dan visual. Untuk menyelaraskan kerja ketiga robot ini, sekaligus menganalisis hasil yang didapat, dibuat semacam pusat mengendali terpadu.

Kepada Jawa Pos Subchan memaparkan, tiga komponen robot yang dikembangkan Team Stellar itu punya fungsi sendiri-sendiri yang saling menunjang. Pertama, pesawat tanpa awak yang terbang tinggi. Alat ini berfungsi memetakan wilayah dan mengetahui medan. Pesawat ini bisa mendeteksi kendaraan militer; tank, bahkan sniper (penembak jitu) lawan.

Namun, untuk bom pesawat, alat ini tidak bisa mendeteksi secara akurat. Itulah sebabnya dibuat robot kedua dan ketiga berupa pesawat tanpa awak yang terbang rendah dan satu robot darat (ground vehicle). Kedua robot terakhir ini lebih berfungsi untuk mengecek atau melakukan verifikasi terhadap temuan pesawat pertama yang terbang tinggi .

Subchan, yang menempuh master bidang applied matematics (S2) di Delft University of Technology di Belanda pada 1998-2000 ini terlibat di bagian desain dan pengembangaan kendaraan udara dan darat tanpa awak. ''Ini memang pekerjaan yang sangat menguras tenaga dan otak,'' kata pria kelahiran Jombang Mei 1971 itu.

Dia menceritakan, proyek robot militer ini dimulai sekitar pertengahan 2007. Selama kurang lebih setahun, Team Stellar yang menggabungkan beberapa perusahaan pertahanan dan Cranfield University itu mengembangkan dan menguji coba Saturn di lapangan. Uji coba dilakukan di beberapa tempat di Inggris.

"Proyek ini membuat saya sering ke lapangan dan menghabiskan waktu di alam terbuka. Kadang selama berhari-hari menyempurnakan Saturn,'' kata anak kedua dari empat bersaudara pasangan Abdul Muin dan Djamilah ini.

Dalam enam bulan terakhir, hampir tiap minggu Subchan dan timnya ke lapangan menguji Saturn. Waktu yang terbatas memang menjadi salah satu kendala pengembangan Saturn. Bahkan, sampai babak final pun, masih ada beberapa masalah yang mengganjal.

''Pada proofing event (pembuktian produk) yang berlangsung selama lima hari, kami sempat khawatir karena sampai hari ketiga komunikasi antara stasiun pengendali di darat dan robot kendaraan tidak begitu bagus,'' bpak lima orang anak itu. Untunglah pada hari keempat, persoalan bisa diatasi.

Menurutnya, salah satu tantangan yang harus dilakukan setiap tim adalah dalam waktu satu jam harus mendemonstasikan hasil temuannya di Village of Copehill Down, di Salisbury Plain, Wiltshire, Inggris. Yakni, sebuah perkampungan yang khusus dibuat untuk latihan militer. Kondisi perkampungan itu dibuat sedemikian rupa mirip dengan medan peperangan, lengkap dengan snipers, bom, tank, peluncur roket, hingga aktor yang berperan sebagai tentara lawan dan penduduk sipil.

Dalam tantangan seperti itu, robot peserta MoD Grand Challenge harus bisa membedakan mana yang ancaman dan mana warga sipil biasa.

''Saya sangat bersyukur bisa menang,'' kata suami Ima Imadatul yang pernah empat tahun bekerja di IPTN (sekarang PT Dirgantara Indonesia) sebelum menjadi dosen ITS.

Subchan layak berbangga karena dari 11 tim yang mengikuti lomba ini hanya enam yang masuk babak final. Dan dari enam ini, Team Stellar menang dan berhak atas penghargaan begengsi RJ Mitchell Trophy. Tropi yang mengambil nama perancang pesawat Spitfire Fighter, pesawat tempur legendaris pada pertempuran Battle of Britain.

Penelitian pertahanan dan keselamatan sipil memang bukan dunia yang asing bagi Subchan. Cranfield University, tempat Subchan sekarang bekerja sebagai peneliti, memang memiliki studi pertahanan. Di sinilah dulu ia menyelesaikan S3 di bidang Guidance and Control (panduan dan kendali). ''Berbagai proyek yang saya ikuti hampir semuanya memiliki kaitan dengan pertahanan,'' kata Subchan .

Setelah lulus doktor, Subchan meneruskan post doctoral pada Departement Informatics and Sensors pada universitas yang sama dengan bidang yang ditekuninya sekarang: decision making, data fusion, mission planning and control (bidang pengambilan keputusan, penggabungan data, dan perencenaan misi).

Ia mengaku tidak pernah membayangkan dan berencana menjadi peneliti militer. Tapi kuliah S3 di Cranfield University membuatnya menekuni penelitian dan pengembangan teknologi militer. Ia pernah meneliti 'awan yang tercemar nuklir'. Bila semisal ada kebocoran di reaktor nuklir, Subchan membantu menentukan luas wilayah yang tercemar bahan berbahaya. Dari sini bisa ditentunkan warga di wilayah mana yang harus diungsikan karena kebocoran nuklir tersebut.

''Inilah yang membuat saya senang dan menikmati bidang saya. Ada hasil nyata yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan manusia,'' kata Subchan yang juga sering menjadi pembicara pada forum pengajian di Swindon dan London.

Untuk masa depan Saturn yang ia kembangkan bersama Team Stellar, ia belum tahu persis kapan selesai dan dipakai oleh kalangan militer. Yang jelas, teknologi yang dipakai sangat kompleks dan membutuhkan dana yang besar. ''Kalau dananya tersedia mungkin Saturn bisa hadir lebih cepat,'' katanya. (el)

Url: http://www.jawapos.co.id/

Monday, August 25, 2008

Beasiswa Pascasarjana Ilmu Manajemen FEUI

Selamat Kepada Penerima Beasiswa Pascasarjana Ilmu Manajemen FEUI

:: Monday, 04 Agustus 2008 Pascasarjana Ilmu Manajemen- Fakultas Ekonomi - Universitas Indonesia, mengucapkan selamat kepada para penerima beasiswa dari Program Pascasarjana Ilmu Manajemen FEUI

No NAMA KKHS Persentase
1 Gamaginta Manajemen Perbankan 100%
2 Adi Putra Manajemen Perbankan 50%
3 Engkos Kosasih Manajemen Stratejik 100%
4 Lia Sovia Ekawati Manajemen Stratejik 50%
5 Helena Mey Linda Purba Siboro Manajemen Pemasaran 100%
6 Rahma Dhoni Manajemen Pemasaran 50%
7 Rahmi Amini Manajemen Keuangan 100%
8 Syafri Rakhmat Manajemen Keuangan 50%

Sunday, August 24, 2008

Ranking Perguruan Tinggi Sarjana & Pasca-Sarjana di Amerika

Info yang menarik, rekan Condro!

Sedikit tambahan dari Franklin:

1) ranking yang tinggi tidak langsung menjamin semua program yang
ditawarkan pada kampus tersebut juga terbaik. Lebih baik lagi jika
para rekan langsung menghubungi jurusan dan profesor yang
bertanggung-jawab terhadap grup riset di kampus tersebut. Juga dengan
mempelajari output dari departemen-departemen di kampus tersebut.

2) ranking yang ditunjukkan rekan Condro ini bisa disebut ranking
"semu" karena sangat menekankan kualitas "undergraduate" study...
alias program S-1 kalau di Indonesia. Bagi yang ingin masuk program
S-2/S-3, pertimbangkanlah mutu "grad school" dari kampus-kampus
tersebut secara terpisah; rankingnya seringkali berbeda dengan ranking
"colleges". Selain itu, "grad school" biasanya diranking berdasarkan
spesialisasi departmen... tidak seperti ranking "colleges" yang masih
sangat general.

OK? Bagi yang masih bingung, coba bandingkan beda ranking dari
"college" dan "grad school" dari situs yang sama. Ini saya beri
beberapa contoh:

a) Best Colleges:
http://colleges.usnews.rankingsandreviews.com/college/national-search

b) Best Physics Grad Schools:
http://grad-schools.usnews.rankingsandreviews.com/grad/phy/search

c) Best Law Grad Schools:
http://grad-schools.usnews.rankingsandreviews.com/grad/law/search

d) Best Psychology Graduate Schools:
http://grad-schools.usnews.rankingsandreviews.com/grad/psy/search

e) Best Fine Arts Graduate Schools:
http://grad-schools.usnews.rankingsandreviews.com/grad/art/search

salam,
Franklin

RESPONS

Saya setuju dengan pendapat mas Franklin. Kebetulan saya sendiri
pernah merasakan kuliah di 2 universitas yang masuk ke dalam daftar
ranking 100 besar dunia tersebut. Saya tak perlu sebutkan nama
universitasnya secara spesifik, yang jelas keduanya berasal dari
negara maju yang berbeda.

Setelah mengalami sendiri proses perkuliahan dan penelitian di kedua
univ tersebut saya bisa merasakan perbedaan kualitas yang sangat jauh
antara keduanya. Namun ironisnya dalam sistem pemeringkatan tersebut,
universitas yg menurut saya (tentu saja berdasarkan pengalaman
empirik) kualitasnya bagus malah mendapat peringkat jauh di bawah
universitas yang kualitasnya, sekali lagi menurut pengalaman saya,
kurang bagus (jelek, if you like).

Jadi semua ini tergantung dari program apa yang kita pelajari. Sistem
pemeringkatan univ biasanya dilakukan secara rata2 keseluruhan
program/dept yang dipunyai univ tersebut.

Beasiswa dan Faktor Luck

Halo rekan2 milis,

setelah berinteraksi dengan beberapa rekan pemburu beasiswa melalui ym
dan mail, Franklin mendapat satu pola yang agak lucu. Banyak yang
mempertanyakan faktor keberuntungan, "luck" dalam mendapatkan
beasiswa. Ada yang tidak percaya sama sekali dengan "luck" dan
menganggap bahwa beasiswa hanya bisa didapat dengan perjuangan
"berdarah-darah". Ada lagi yang mempercayakan sepenuhnya pada "luck"
bahkan cenderung berlebih-lebihan kelewat percaya pada "luck".

Kalau menurut pengalaman saya dan para senior-junior Franklin, faktor
"luck" memang aneh dan seringkali membuat para pemburu beasiswa keki
jika ada yang "beruntung" dapat beasiswa....

Sedikit testimoni:
1) ada junior saya yang sekedar ikut program beasiswa "?" (maaf, tidak
saya sebut agar tidak menyinggung perasaan para rekan) untuk iseng
saja, karena diajak teman-temannya. Pengalaman kerja nyaris tidak ada
karena baru fresh graduate. TOEFL pas-pasan (tapi...). Pengalaman
akademik minim. Prestasi di luar akademik nyaris nol. Kegiatan sosial
layanan masyarakat ... tidak ada. IPK hanya berkisar di 2++ dari skala 4.

Satu-satunya nilai plus junior saya adalah kemampuan baca-tulis dan
bersilat lidah dalam bahasa Inggris dengan sangat lancar (nilai
TOEFL/IELTS tinggi tidak langsung berarti jago berbahasa Inggris...
begitu juga sebaliknya) karena pernah tinggal di Kanada bersama
orantuanya saat masih kecil.

Dia ini langsung dapat beasiswa Ph.D. full saat mencoba pertama kali!
Bahkan kata "mencoba" bisa dibilang pujian berlebihan, karena dia kan
ikut karena sekedar iseng. Teman-teman dia dan para seniornya sampai
mengerubuti dia, minta bagi ilmunya supaya bisa langsung dapat. Respon
dia: "Lagi mujur kali, atau memang sudah nasib dari yang di atas". :P

2) senior saya ada yang mesti mati-matian mempertinggi daya saing
dengan cara2 yang sudah sering dibahas dalam milis, dan baru berhasil
dapat beasiswa setelah 12,5 tahun(!). Entah sudah berapa puluh juta
rupiah keluar selama 12,5 tahun tersebut dalam berburu beasiswa.
Kelemahan utamanya terletak pada bahasa Inggris yang sangat tidak
lancar, dan senior saya ini tipe orang yang "panasan" kalau
berargumentasi sehingga selalu gagal setiap kali sampai ke babak
interview. (Konon saking marahnya kepada para panelis pewawancara, dia
pernah keluar dengan MEMBANTING PINTU ruang interview!)

Dan dia MARAH BUKAN MAIN waktu mendengar juniornya bisa langsung dapat
beasiswa tanpa susah-payah seperti dirinya! Bukan cuma marah ke
juniornya, tetapi juga sekalian marah sama Tuhan yang dia anggap tidak
adil!

Kesimpulan saya, faktor "luck" mungkin tidaklah begitu signifikan,
tapi bukan berarti bisa dinafikkan sama sekali. Tidak perlu kita
dengki pada mereka yang beruntung, karena bisa jadi memang itu sudah
"jalan" mereka. Mengapa kita tidak fokus saja pada jalan perjuangan
kita sendiri?

salam,
Franklin

JAWAB

Hi

Kalau menurut saya yang beruntung itu biasanya yang sudah prepare
jauh2 hari. Ada yang bisa lulus English Test hanya sekali coba, ada
yang mesti berkali2 coba baru lulus. Ada yang hanya baca buku
preparation langsung lulus dan ada yang mesti ikut kursus intensive
dahulu baru lulus. Ada yang fluent speaking english hanya dengan
practice dgn teman2, ada yang memang di pekerjaannya berhubungan dgn
org asing jadi sering dipakai bahasanya, dan ada yang memang lahirnya
di LN jadi dia sebenarnya bahasa native-nya ya English. Jika kasusnya
seperti temen yang pernah tinggal di LN dari kecil tsb, ya dia
sebenarnya sudah prepare jauh2 hari walaupun mungkin dia nggak
menyadarinya. Mana ada sih anak SD mikirin nyari beasiswa....:)
Mungkin dia mesti ber-terimakasih pada orangtuanya yang mempersiapkan
dia dgn tinggal di LN waktu kecil... :)
Bagi kita2 yang memang lahir dan besar di Indonesia dan nggak pernah
ke LN ya berusahalah dengan berlatih keras agar skill-nya sama dengan
dia. Karena applynya ke negara yang berbahasa inggris teman tersebut
jadi beruntung dgn persiapan sedikit. Kecuali kalau mau cari beasiswa
ke negara2 yang bukan berbahasa Inggris seperti Jepang, France,
Germany, Rusia, Spain, belum tentu juga teman tsb bakal
beruntung....:)

Iwan

Saya sangat setuju sekali dengan apa yang dikatakan oleh Mas Franklin.
Kita fokus aja dengan perjuangan kita masing-masing, sambil memilih dan
memilah informasi-informasi yang berguna.
Dalam berjuang sebenarnya kita berlomba dengan diri kita sendiri, kalo
masih belum berhasil berarti kita mesti koreksi apa kira-kira yang
menyebabkan kita gagal.
Saya pernah gagal dalam interview, padahal waktu itu saya udah coba ikuti
tips dan trik interview yand saya dapatkan dari milis ini dan beberapa
teman kerja yang pernah mengikutinya, dan saya sempat yakin kalau saya
berhasil.
Tapi saya tidak mau lama-lama larut dalam kegagalan itu, saya coba
pelajari lagi apa yang menyebabkan saya gagal. Saya coba lagi, dan
Alhamdulillah saya mendapatkannya sekarang.
Saya ucapkan terima kasih kepada semua anggota milis ini atas
informasi-informasi dan nasehat-nasehat yang diberikan.

Salam,
Irwan

Salam sejahtera,
Saya termasuk orang yang percaya bahwa faktor keberuntungan cukup
signifikan dalam mendapatkan beasiswa meskipun kerja keras juga tidak
kalah pentingnya.
Kepercayaan saya ini muncul dari pengalaman pribadi saat mendapatkan
beasiswa Chevening Awards 8 tahun yang lalu. Sebagaimana pengalaman
teman dari Franklin, saya mengirim aplikasi Chevening juga sekedar
iseng saja, daripada nganggur. Dari segi kualifikasi barangkali
sebenarnya saya tidak masuk. Ketika itu, bulan Februari 2000 saya
baru saja wisuda S1 dari perguruan tinggi negeri yang belum terkenal
di daerah perdesaan, sama sekali belum punya pengalaman kerja (baru
dapat kerja sekitar bulan Maret setelah mengirim aplikasi) dan belum
pernah kursus bahasa Inggris (kecuali sesekali mengikuti pelajaran
Inggris di Radio Australia ketika masih SD dan bimbingan tes untuk
lulus UMPTN). Meskipun begitu saya bukannya samasekali tidak
berharap. Ada sedikit harapan tapi tidak sampai "bernafsu".
Agak diluar dugaan, saya dipanggil mengikuti seleksi dalam bentuk tes
tertulis non TOEFL/IELTS dan wawancara. Saya waktu itu terus-terang
agak "nge-per" karena para pelamar lainnya punya track record yang
cukup dahsyat : dosen, jurnalis terkenal, pegiat LSM, asisten manajer
perusahaan, pengacara, dll. Apalah saya ini dibanding mereka? Saya
cuma staf yunior di LSM kecil yang tidak terkenal.
Tapi benar-benar anugrah Tuhan ketika saya ternyata dinyatakan lulus
dan diikutkan dalam program persiapan keberangkatan ke U.K. Saya
makin sadar betapa ini semata-mata karunia Yang Maha Kuasa karena
rekan-rekan penerima Chevening waktu itu rata-rata sudah melamar 2-4
kali baru dipanggil. Yang lainnya ada yang baru 1 kali melamar
langsung dipanggil, tetapi memang sudah mempersiapkan dengan serius
dan sangat berhasrat mendapatkannya.
Setelah saya lulus dan bekerja sebagai dosen di perguruan tinggi
almamater S1, saya kembali mencoba peruntungan dengan melamar ADS.
Tapi meskipun kali ini sangat berminat dan berusaha mempersiapkan
diri dengan serius, keuntungan itu tak juga menghampiri seperti
ketika saya iseng melamar Chevening. Sampai sekarangpun saya masih
belum berhasil mendapatkan satupun beasiswa. Terus-terang saya sempat
lumayan frustasi. Namun saya sadar kalau jalan masih terbentang
panjang dan usia sayapun masih cukup muda.
Jadi memang benar : keep trying 'n trying, trying, trying, trying....
Sambil tentunya berdo'a agar keberuntungan kembali mendatangi.

hi,
Kalau menurut saya dalam urusan beasiswa, faktor luck itu memang ada. Tapi
buat saya sangatlah bodoh kalau kita mengandalkan faktor luck. Ada orang
yang selalu merasa hokinya tidak bagus. Akhirnya waktu interview sudah
yakin pasti gak hoki, akhirnya grogi. Luck hanya menentukan elemen kecil
dari seluruh proses mencari beasiswa. Dalam interview beasiswa (sama seperti
interview kerja) seorang kandidat punya waktu 10-60 menit untuk meyakinkan
pemberi beasiswa mereka layak diberi beasiswa. Kalau datang interview
beasiswa tanpa persiapan, ditanya gak bisa jawab, bagaimana bisa memberi
kesan positif ke yang mewawancara? Dalam setiap interview beasiswa saya
selalu persiapan penuh, biasanya pakai acara bolos kantor, datang minimal 30
menit sebelumnya supaya bisa membaca situasi, jadi lebih tenang. Biasakan
bicara terstruktur, tampil percaya diri, bicara ringkas, padat dan HARUS
memimpin wawancara, jadi kita yang banyak cerita
AA

Halo semua

Dulu ada adik kelas saya yang tanya2 tentang tips n trik mendaftar
beasiswa. Salah satu pertanyaannya adalah "Apakah hoki berpengaruh
dalam pendaftaran beasiswa?". Karena bingung, saya menjawab dengan
bercanda "Wah ga tau ya, lha seumur hidup aku cuma menang door prize
sekali kok".

Menurut saya sih, ada faktor luck dalam pendaftaran, tapi saya lebih
suka untuk tidak bergantung pada luck. Biarkan itu jadi urusan Tuhan
(dan pemberi beasiswa :p), sedangkan kita cukup mempersiapkan diri
dengan sebaik-baiknya.

(Tapi saya dulu mendaftar beasiswa banyak-banyak supaya kemungkinan
diterima lebih besar hehe).

Regards,
Nicholas Mario Wardhana

AGENDA ACARA Beasiswa UGM

assalamu'alaykum

undangan.
teman teman akademis sekalian, diharapkan berkenan menghadiri :

kami, gama cendekia(UKM penelitian dan Pengkajian Interdisipliner UGM)
bekerjasama dengan LPPM(dan ic net limited)
insya Alloh akan mengadakan

pameran dan seminar beasiswa
bertempatdi ghra sabha pramana ugm. di uang sebelah timur.

PAMERAN
hari kamis tanggal 28 Agustus 2008
pukul : 13.00-17.30 WIB

seminar :
Kamis, 28 Agustus 2008
1. dengan beasiswa ku keliling dunia
pembicara : Retno Widyastuti S.IP
(mantan penerima beasiswa, sudah keliling Jepang Laos Turki)
mahasiswa K S Jepang s2 UI.
pukul : 13.30-15.00 WIB

2. Percaya Diri Merencanakan BeasiswaLuar Negeri
Pembicara : Pangesti Wiedarti Ph.D
(moderator milis beasiswa, dosen UNY)
pukul : 16.00-17.30 WIB

daftar : ketik sms :nama lengkap, jenjang pendidikan dan jurusan,
univ/sekolah,menikuti SM1 dan atau SM2?
kirim ke 0856 4378 1343

GRATIS!

selain itu,juga diadakan berbagai acara pada pekan penelitian
ini-research week- pameran penelitian
dan open house UGM. research week di adakan pada tgl 26-31 agustus
2008. kalo punya waktu luang, datang yaa!!!!
2 ATO 3 kali dateng juga boleh!INFORMASI LEBH LANJUT : UGM.AC.ID

Friday, August 22, 2008

SEKOLAH TINGGI FILSAFAT KATOLIK LEDALERO NTT

SEKOLAH TINGGI FILSAFAT KATOLIK LEDALERO

Jenis Perguruan Tinggi : Swasta
A l a m a t : Ledalero, Maumere 86152, Flores, Nusa Tenggara Timur
Telepon : (0382) 21892, 21893
Nama Rektor : Servulus Isaak, Lic, In re Biblica
Sejarah Singkat

Tanggal Berdiri : 20 Mei 1937
Pendiri : Yayasan Persekolahan St. Paulus

Di zaman Belanda itu, sekolah tinggi ini baru berupa Seminari (sekolah calon pastor) Tinggi St. Paulus. Lalu, setelah berjalan beberapa lama, di tahun 1935 seminari itu diubah menjadi Sekolah Tinggi Filsafat Ledalero. Bila tahun 1937 dianggap sebagai hari lahir esmi sekolah tinggi filsafat ini, karena di tahun itulah Pusat Gereja Katolik di Roma, Italia, mengakuinya sebagai lembaga pendidikan yang layak.

Profil

Jumlah Mahasiswa : 700-an
Jumlah Dosen Tetap : 40-an
Jumlah Dosen Lulusan S2 : -
Jumlah Dosen Lulusan S3 : -
Luas Kampus : 185.000 m2
Koleksi Perpustakaan : 41.050 judul, 62.700 eksemplar
Fasilitas Lain : Bangunan untuk perkuliahan dan lain-lain 21.345 m2

Program Studi

Jurusan Manajemen:

Filsafat Agama
Program Studi Filsafat Agama Katolik (S1-Terakreditasi-B-1997)

UNIVERSITAS SJAKHYAKIRTI PALEMBANG

UNIVERSITAS SJAKHYAKIRTI

Jenis Perguruan Tinggi : Swasta
A l a m a t : Jalan Sultan Muhammad Mansyur, Kebon Gede 32 Ilir, Palembang
Telepon : (0711) 28320
F a x : (0711) 358320
Nama Rektor : Prof. Dr. K.H.O. Gadjahnata
Sejarah Singkat

Tanggal Berdiri : 1 September 1980
Pendiri : Yayasan Pendidikan Universitas Sjakhyakirti Palembang

Profil

Jumlah Mahasiswa : 755
Jumlah Dosen Tetap: 57
Jumlah Dosen Lulusan S2 : -
Jumlah Dosen Lulusan S3 : 2
Koleksi Perpustakaan : 2.253 judul;2.948 eksemplar
Fasilitas Lain : Tanah (34.420 m2) - bangunan (4.570 m2)

Program Studi

Fakultas Pertanian

- Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian:
Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian (SI-Terakreditasi C-1997)

- Jurusan Budidaya Pertanian:
Program Studi Budidaya Pertanian (SI-Terakreditasi C-1997)

Fakultas Ilmu Administrasi

- Jurusan Ilmu Administrasi:
Program Studi Ilmu Administrasi Negara (SI-Terakreditasi C-1997)

Fakultas Hukum

- Jurusan Ilmu Hukum:
Program Studi Ilmu Hukum (SI-Terakreditasi-C-1999)

STIE INDONESIA BANJARMASIN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) INDONESIA BANJARMASIN


Jenis Perguruan Tinggi : Swasta
A l a m a t : Jl. Brigjend. H. Hasan Basry No. 9-11, Banjarmasin 70123
Telepon : 0511 - 53052, 67538
F a x : 0511 - 67538
Nama Rektor : Drs. Ihil S. Baron
Sejarah Singkat

Tanggal Berdiri : 1 April 1974
Pendiri : Yayasan Pendidikan Kejuruan Nasional Indonesia (LPKNI) Banjarmasin

Perlu waktu 10 tahun dari Akademi Keuangan dan Perbankan Indonesia (AKPI) untuk menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Keuangan Indonesia Banjarmasin. Setahun kemudian nama itu diubah lagi menjadi STIE Indonesia Banjarmasin, nama yang sampai sekarang dipakai.

Profil

Jumlah Mahasiswa : 2.630
Jumlah Alumni : 3.388
Jumlah Dosen Tetap : 98
Jumlah Dosen Lulusan S2 :
Jumlah Dosen Lulusan S3 : -
Luas Kampus : 5.219 m2
Koleksi Perpustakaan : 4.334 judul, 21.837 eksemplar, luas 381 m2
Laboratorium : Laboratorium bank mini, laboratorium akuntansi, komputer, dan bahasa Inggris

Fasilitas Lain : Sarana olah raga, misalnya lapangan basket, voli, bulu tangkis, tenis meja, panjat dinding, sasana beberapa cabang bela diri; dan unit kerja mahasiswa.

Program Studi

- Jurusan Akuntansi
Program Studi Akuntansi (D3-terdaftar-1992) (S1-Terakreditasi B-1999)

- Jurusan Manajemen
Program Studi Manajemen Keuangan (S1-Terakreditasi B-1999)

Favorit : Jurusan Manajemen

Pendaftaran Mahasiswa Baru


Biaya Kuliah : SPP, uang pembangunan, dan uang praktikum.

UBAYA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Jenis Perguruan Tinggi : Negeri
A l a m a t : Kampus Unesa Ketintang, Surabaya 60231
Telepon : 031 - 8280009, 8280383, 8280768
F a x : 031 – 8280804
www.unesa.ac.id
Nama Rektor : Prof. Drs. Toho Cholik Mutohir, MA, Ph.D.
Sejarah Singkat

Tanggal Berdiri : 19 Desember 1964

Melihat namanya, memang benar bahwa dulunya universitas ini adalah IKIP Negeri Surabaya, Di tahun 1999 pemerintah mengubah semua IKIP Negeri menjadi universitas. Dengan demikian universitas jelmaan IKIP itu mengemban dua misi: menyiapkan tenaga pengajar alias guru, dan tenaga ahli di berbagai bidang ilmu.

Profil

Jumlah Mahasiswa : 9.716
Jumlah Lulusan 2000/01 : 1.906
Jumlah Dosen Tetap : 755
Jumlah Dosen Lulusan S2 : 238
Jumlah Dosen Lulusan S3 : 42
Luas Kampus : 1091593 m2
Koleksi Perpustakaan : 40.622 judul, 106.623 eksemplar, luas 3.461 m2
Laboratorium : 7.567 m2
Fasilitas Lain : Ruang kuliah (16.883 m2), ruang dosen (2.427 m2), ruang kantor/administrasi (56.186 m2), ruang studio (1.553 m), auditorium (1.400 m2), lahan perumahan (8.211 m2).

Program Studi

Fakultas Ilmu Pendidikan
Jurusan Pendidikan Anak & SD
Program Studi Pendidikan Guru Taman Kanak-kanak
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Pendidikan Luar Biasa
- Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Luar Biasa (S1-Terakreditasi-C-1999)

Jurusan Pendidikan Luar Sekolah (S1-Terakreditasi-B-1996)
- Program Studi Pendidikan Luar Sekolah

Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
- Program Studi Kurikulum dan Teknologi Pendidikan (S1-Terakreditasi-B-1997)

Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Program Studi Psikologi

Jurusan Administrasi Pendidikan
Fakultas Bahasa dan Seni

Jurusan Pendidikan Bahasa Asing
- Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang (S1-Terakreditasi-B-1999)
- Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman (S1-Terakreditasi-B-1999)
- Program Studi Bahasa Jerman

Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris
- Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris (S1-Terakreditasi-A-2000)
- Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris

Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (S1-Terakreditasi-A-2000)
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia

Jurusan Bahasa dan Sastra Daerah
- Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa (S1-Terakreditasi-B-1999)

JurusanSeni Drama, Tari, dan Musik
- Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik (S1-Terakreditasi-B-1999)

Jurusan Seni Rupa
Program Studi Pendidikan Seni Rupa (S1-Terakreditasi-B-1999)
Program Studi Diskonvis
Program Studi Desain Produk
Program Studi Pariwisata (D3)

Fakultas Ilmu Sosial
Jurusan Geografi
Program Studi Pendidikan Geografi (S1-Terakreditasi-B1996)
Program Studi Geografi

Jurusan Pancasila dan Kewarganegaran
Program Studi Pendidikan Pancasila& Kewarganegaraan (S1-Terakreditasi-B-1996)
Program Studi Administrasi Negara & Pengembangan SDM

Jurusan Sejarah
Program Studi Pendidikan Sejarah (S1-Terakreditasi-B-1999)
Program Studi Sejarah

Jurusan Ekonomi
Program Studi Pendidikan Koperasi (S1-Terakreditasi-B-1999)
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran
Program Studi Pendidikan Tata NIaga

Jurusan Ilmu Administrasi Negara
- Program Studi Administrasi Negara

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Jurusan Biologi
- Program Studi Pendidikan Biologi (S1-Terakreditasi-A-1996)
- Program Studi Biologi

Jurusan Pendidikan Fisika
- Program Studi Pendidikan Fisika (S1-Terakreditasi-B-1999)
- Program Studi Fisika

Jurusan Pendidikan Kimia
- Program Studi Pendidikan Kimia (S1-Terakreditasi-B-1996)
- Program Studi Kimia

Jurusan Pendidikan Matematika
- Program Studi Pendidikan Matematika (S1-Terakreditasi-A-1996)
- Program Studi Matematika

Fakultas Ilmu Keolahragaan
Jurusan Olahraga dan Kesehatan
- Program Studi Ilmu Keolahragaan

Jurusan Kepelatihan dan Olah Raga
Program Studi pendidikan Kepelatihan Olah Raga (S1-Terakreditasi-B-1996)

Jurusan Olahraga Rekreasi
- Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, & Rekreasi (S1-Terakreditasi-B-1999)
Program Studi Ilmu Keolahragaan


Fakultas Teknik
a. Jurusan Teknologi Industri Kerumahtanggaan
Program Studi Pendidikan Tata Boga
Program Studi Pendidikan Tata Busana
Program Studi Teknik Industri Boga (D3)
Program Studi Teknik Industri Busana (D3)

Jurusan Pendidikan Teknik Mesin
- Program Studi Pendidikan Teknik Mesin (S1-Terakreditasi-B-1996)
- Program Studi Teknik Mesin

Jurusan Teknik Elektro
Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika Komunikasi (S1-Terakreditasi-B-1996)
Program Studi Pendidikan Teknik Tenaga Listrik
Program Studi Teknik Elektro (D3)

Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan
- Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan (S1-Terakreditasi-B-1996)
- Program Studi Teknik Bangunan

Dinus SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) DIAN NUSWANTORO

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) DIAN NUSWANTORO

Jenis Perguruan Tinggi : Swasta
A l a m a t : Jl. Nakula I No.5, Semarang, Jawa Tengah
Telepon : 024 - 517261, 520165
F a x : 024 - 569684, 565441
E-Mail : sekretariat@stmik.dinus.ac.id, stmik@dinus.ac.id
Homepage / Website : www.dinus.ac.id dan www.stmik.dinus.ac.id
Sejarah Singkat

Tanggal Berdiri : 28 Oktober 1989

Profil

Jumlah Mahasiswa : 7.000
Jumlah Dosen Tetap : 116
Jumlah Dosen Lulusan S2 : -
Jumlah Dosen Lulusan S3 : 25
Luas Kampus : 12.000 m2
Koleksi Perpustakaan : Ada
Laboratorium : Laboratorium komputer, lab bahasa, lab elektronika, lab multimedia,

Fasilitas Lain : Percetakan, rumah ibadah, lapangan olahraga, areal parkir, poliklinik, dan lain-lain.

Program Studi

Program Studi Manajemen Informatika (S1, Terakreditasi-B-1999)
Program Studi Teknik Informatika (S1, Terakreditasi-B-1999)
Program Studi Manajemen/Sistem Informatika (D3, Terdaftar)
Teknik Informatika (D3, Terdaftar)
Komputerisasi Akuntansi (D3, Terdaftar)

Pendaftaran Mahasiswa Baru

T e s : Tes m*sensor*k
Biaya Kuliah : SPP, uang poliklinik, uang SKS, uang praktikum, uang modul.

SEKOLAH TINGGI ILMU BAHASA ASING (STIBA) DINAMIK BANJARBARU

Jenis Perguruan Tinggi : Swasta
A l a m a t : Jl. A. Yani Km. 33 No. 45, Banjarbaru 70712, Kalimantan Selatan
Telepon : 0511 - 773153
Nama Rektor : Prof. Dr. Durdje Durasid
Sejarah Singkat

Pendiri : Yayasan Dinamik Banjarbaru

Profil

Jumlah Mahasiswa : 385
Jumlah Dosen Tetap : 14
Jumlah Dosen Lulusan S2 : -
Jumlah Dosen Lulusan S3 : -
Luas Kampus : 20.000 m2
Koleksi Perpustakaan : 928 judul; 2.158 eksemplar

Program Studi

- Jurusan Bahasa Inggris
Program Studi Bahasa Inggris (D3, S1-terdaftar-1999)

- Jurusan Bahasa Arab
Program Studi Bahasa Arab (D3-terdaftar-1999)

UNIVERSITAS PELITA HARAPAN

Jenis Perguruan Tinggi : Swasta
A l a m a t : Lippo Karawaci, Tangerang -
Telepon : (021) 5460901-07
F a x : (021) 5460910
Homepage / Website : http://www.uph.ac.id
Nama Rektor : Ir. Johanness Oentoro, Ph.D.
Sejarah Singkat

Tanggal Berdiri : 13 Desember 1993
Pendiri : Yayasan Universitas Pelita Harapan

Profil

Jumlah Mahasiswa : 2.566
Jumlah Dosen Tetap : 213
Jumlah Dosen Lulusan S2: -
Jumlah Dosen Lulusan S3: -
Luas Kampus : 37.477 m2
Koleksi Perpustakaan : 10.264 judul;15.008 eksemplar

Program Studi:

1. Fakultas Teknologi Industri
- Jurusan Teknik Elektro: Program Studi Teknik Elektro
(S1-Diakui-1998)
- Jurusan Teknik Industri: -program Studi Teknik Industri (S1-Diakui-1998)
- Jurusan Manajemen Informatika: Program Studi Manajemen Informatika (S1-Terdaftar-1994); Program Studi Teknik Informatika (S1-Terdaftar-1998)
- Jurusan Teknologi Pangan: Program Studi Teknologi Pangan (S1-Diakui-1995)
2. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
- Jurusan Teknik Sipil: Program Studi Teknik Sipil (S1-
Diakui-1998)
- Jurusan Desain: Program Studi Desain (S1-Diakui-1998); Program Studi Desain Komunikasi Visual (S1-Diakui-1998); Program Studi Desain Interior (S1-Diakui-1998); Program Studi Desain Produk (S1-Diakui-1998)
- Jurusan Teknik Arsitektur: Program Studi Teknik Arsitektur (S1-Diakui-1998);
3. Fakultas Hukum
l Program Studi Ilmu Hukum (S1-Diakui-1998)
1. Fakultas Ekonomi
- Jurusan Akuntansi: Program Studi Akuntansi (S1-
Diakui-1998)
- Jurusan Manajemen: Program Studi Manajemen (S1-Diakui-1998)
2. Fakultas Sosial Politik (Sospol)
l Jurusan Hubungan Masyarakat: Program Studi Hubungan Masyarakat (S1-Diakui-1998)
- Jurusan Jurnalistik: Program Studi Jurnalistik (S1-Diakui-1998)
1. Fakultas Seni
- Jurusan Seni Musik Program Studi Seni Musik (S1-
Terakreditasi-1999)
2. Program Magister
- Teknik Sipil (S2-Terakreditasi-1997)
- Teknik Industri (S2-Terakreditasi-1997)
- Hukum (S2-Terakreditasi-1997)
- Manajemen Keuangan (S2-Terakreditasi-1997)
- Pendidikan Teknologi Pembelanjaan (S2-Terakreditasi-
1997)
- Manajemen Konstruksi (S2-Terakreditasi-1997)
- Manajemen Teknologi (S2-Terakreditasi-1997)
- Manajemen Pemasaran (S2-Terakreditasi-1997)
- Ilmu Hukum Bisnis (S2-Terakreditasi-1997)

UNIVERSITAS SYIAH KUALA (UNSYIAH)

Jenis perguruan tinggi: Negeri
Alamat : Kompelma Darussalam, Banda Aceh 23111
Telepon : (0651) 51977, 51309, 52721, 53408
Fax : (0651) 52721
E-mail : pinto@unsyiah.ac.id
Homepage/Website : http://www.unsyiah.ac.id
Nama Rektor : Prof. Dr. Dayan Dawood, M.A.
Sejarah Singkat

Tanggal Berdiri : 1 Juli 1961n
Hari jadi Unsyiah bukan 1 juli, melainkan 2 September 1961, sekaligus sebagai Hari Pendidikan Daerah Istimewa Aceh. Cikal bakal Unsyiah ditandai pertama kali dengan pembukaan Fakultas Ekonomi yang bernaung di bawah Universitas Sumatera Utara (USU), Medan. Ketika Presiden Soekarno meresmikannya, 27 April 1962, Unsyiah sudah memiliki empat fakultas (Ekonomi, Kedokteran Hewan dan Peternakan -- kemudian menjadi Fakulktas Kedokteran Hewan -- FKIP, serta Hukum dan Pengetahuan Masyarakat, yang kemudian menjadi Fakultas Hukum). Menyusul kemudian Fakultas Teknik, 1963, Pertanian, 1964, Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Kedokteran, 1980, dan MIPA, 1993.

Nama Syiah Kuala diambil dari nama pejuang dan ahli hukum terkemuka Aceh pada abad ke-16, Teungku Abdur Rauf yang lebih dikenal sebagai Teungku Syiah Kuala. Kampus Unsyiah dijuluki sebagai Kota Pelajar Mahasiswa Darussalam. Selain kampus yang cukup luas, di lahan ini didirkan pula bangunan modern yang sebagian besar berlantai dua. Kampus di pinggir timur Kota Madya Banda Aceh itu memiliki fasilitas cukup lengkap: mulai dari laboratorium, perpustakaan, pusat komunikasi, kebun percobaan, sampai fasilitas olahraga, asrama mahasiswa, dan koperasi mahasiswa. Laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam yang berada langsung di bawah tanggung jawab rektor Unsyiah menjadi kebanggan universitas.

Kerja sama dengan berbagai pihak di dalam dan luar negeri banyak dilakukan Unsyiah -- antara lain dalam hal beasiswa, bantuan buku, dan alat perlengkapan. Sebut saja Yayasan Supersemar, Bazis, PT Djarum, PT AAF, Toyota Astra, Yayasan Nusantara, Pertamina, Osaka Gas Jepang, PT Pos Indoneisa, USIS, Ford Foundation, Colombo Plan, British Council, Laval University Quebec.
Fakultas yang banyak diminati calon mahasiswa: Kedokteran, Teknik, Ekonomi, dan Keguruan dan Ilmu Pendidikan (masing-masing rata-rata di atas 1.000 pendaftar per tahun melalui UMPTN). Unsyiah juga menyelenggarakan Program Ekstensi sejak lima tahun lalu.

Profil

Jumlah Mahasiswa Sekarang : 17.495 orang
Jumlah Lulusan th. 2000-2001 : 2.690 orang
Jumlah Dosen : 1.304 orang Lulusan S2 : 556 orang
Lulusan S3 : 85 orang
Luas Kampus : 9.815 m2
Koleksi Perpustakaan : 33.099 judul, eksemplar,
luas : 6.000 m2
Laboratorium/Praktikum : 46.420 m2

Fasilitas Lain : ruang kuliah (19.481 m2), ruang studio (34 m2), ruang dosen (3.399 m2), ruang kantor administrasi (14.978 m2), auditorium (5.205 m2), hutan percobaan (773 m2), kolam percobaan (5.000 m2), lahan perumahan (3.800 m2), kebun/lahan percobaan (15.000 m2), asrama mahasiswa (9.815 m2)

Program Studi

Fakultas Ekonomi
a. Jurusan Akutansi
- Program Studi Akutansi (DIII dan SI)
- Program Studi Akutansi Ekstensi (SI)
- Program Studi Perpajakan (DIII)
a. Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan
- Program Studi Ekonomi Pembangunan (SI)
- Program Studi Ekonomi Pembangunan Ekstensi (SI)
- Program Studi Koperasi (DIII)
a. Jurusan Manajemen
- Program Studi Manajemen (SI)
- Program Studi Manajemen Ekstensi (SI)
- Program Studi Pemasaran (DIII)
- Program Studi Kesekretariatan (DIII)
- Program Studi Perbankan (DIII)
Fakultas Hukum
Jurusan Hukum
- Program Studi Ilmu Hukum (SI)
- Program Studi Ilmu Hukum Ekstensi (SI)
Fakultas Kedokteran
Jurusan Kedokteran Umum
- Program Studi Pendidikan Dokter (SI)
- Program Studi Ilmu Keperawatan (SI)
Fakultas Kedokteran Hewan
Jurusan Kedokteran Umum
- Program Studi kedokteran Hewan (SI)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
a. Jurusan Ilmu Pendidikan
- Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
rekrasi (SI)
- Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (SI)
- Program Studi Bimbingan dan Konseling (SI)
b. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
- Program Studi Pend. Bahasa Sastra Indonesia dan
daerah (SI)
- Program Studi Pend. Bahasa Inggris (SI)
- Program Studi Pend. Seni Drama, Tari dan Musik (SI)
b. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
- Program Studi Pend. Pancasila dan Kewarganegaraan
(SI)
- Program Studi Pendidikan Sejarah (SI)
- Program Studi Pendidikan Ekonomi (SI)
b. Jurusan PGSD
- Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (DII)
Fakultas Matematika dan IPA (MIPA)
Jurusan Biologi
- Program Studi Biologi (SI)
- Program Studi Fisika (SI)
- Program Studi Kimia (SI)
- Program Studi Matematika (SI)
- Program Studi Manajemen Informasi Komputer (DIII)
- Program Studi Instrumentasi Komputer (DIII)
Fakultas Pertanian
a. Jurusan Budidaya Pertanian
- Program Studi Agronomi (SI)
- Program Studi Agronomi Ekstensi (SI)
b. Jurusan Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan (SI)
- Program Studi Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan (SI)
b. Jurusan Produksi Ternak
- Program Studi Produksi Ternak (SI)
b. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian
- Program Studi Agrobisnis (SI)
- Program Studi Agrobisnis Ekstensi (SI)
b. Jurusan Tanah
- Program Studi Ilmu Tanah (SI)
- Program Studi Ilmu Tanah Ekstensi (SI)
b. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian (SI)
c. Jurusan Teknik Pertanian (SI)
Fakultas Teknik
Jurusan Teknik
- Program Studi Teknik Mesin (SI)
- Program Studi Teknik Mesin Ekstensi (SI)
- Program Studi Teknik Kimia (SI)
- Program Studi Teknik Kimia Ekstensi(SI)
- Program Studi Teknik Sipil (SI)
- Program Studi Teknik Sipil Ekstensi (SI)
- Program Studi Teknik Elektro (SI)
- Program Studi Teknik Arsitektur
Fakultas Pasca Sarjana
- Jurusan Ilmu Hukum (S2)
- Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (S2)
- Jurusan Magister Manajemen (S2)
- Jurusan Pertanian (S2)
- Jurusan Ilmu Ekonomi (S3)

Thursday, August 21, 2008

Beasiswa S1 Sudan 2008/2009 Seleksi Nasional

Seleksi Nasional Beasiswa S1 Sudan 2008*
Tanggal : 14/08/2008 15:53:00 Sumber : Dikti Islam Depag RI

DEPARTEMEN AGAMA R I
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM

Jln. Lapangan Banteng Barat No. 3 - 4

Nomor : Dj. I./Dt.1.IV/4/ PP.00..9/ 1001/08
Jakarta, 13 Agustus 2008

Lampiran:

Perihal : *Seleksi Nasional Beasiswa S1 Sudan 2008.*

Kepada Yth.

1. Pempinan UIN Malang, Makassar, IAIN Banjarmasin, dan Medan

2. Para Peserta 200 besar Seleksi Nasional Mesir 2008,

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Menunjuk nota dipl Embassy of the Republic of the Sudan Jakarta,
no.SSJ/4/4 tgl 04/08/2008 perihal pemberian sejumlah beasiswa jenjang S1
dari Sudan International African University Khartoum tahun 2008, dengan
hormat kami sampaikan hal-hal sebagai berikut:

1. Seperti program tahun lalu, Depag bekerjasama dengan Embassy akan
menyelenggarakan Seleksi di 5 wilayah yaitu Jakarta (Depag Pusat); UIN
Malang, UIN Makassar, IAIN Banjarmasin, dan IAIN Medan.
2. Depag menanggung dana perjalanan 2 (dua) orang untuk tiap lokasi,
terdiri dari seorang penguji dari Sudan dan penguji pendamping
dari Depag;
3. Beasiswa dimaksud terdiri dari bebas SPP, bebas asrama dan makan.
Bagi calon peserta yang dinyatakan lulus dan mendapatkan panggilan resmi
dari Embassy, akan mendapatkan bantuan pembelian tiket
Jakarta-Khartoum dari
Pemerintah cq Depag RI. Adapun tiket kembali Khartoum-Jakarta ditanggung
oleh peserta..
4. Seleksi akan diadakan pada hari *Kamis, 28 Agustus 2008 pkl 09.00
WS*
5. Seluruh Materi Seleksi disiapkan oleh Embassy.
6. Mohon kepada PTAIN di atas untuk kiranya menyiapkan ruangan Seleksi
sesuai jumlah peserta.

Atas perhatian dan bantuannya diucapkan terimakasih.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

A.n. Direktur Jenderal,

Direktur Pendidikan
Tinggi Islam,

t t d

Prof. Dr. H.Machasin, MA

NIP. 150201334

*Tembusan Yth:*

1. Menteri Agama RI (sebagai laporan);

2. Direktur Jenderal Pendidikan Islam Depag RI

3. Direktorat TimurTengah, Deplu RI

Beasiswa Anak Tidak Mampu

salam teman-teman. sebenarnya bukan kali ini saya bergabung, tapi sudah beberapa lama, namun karena kesibukan, saya hanya membaca dan mencari beasiswa lewat internet namun hingga kini belum berhasil-semoga ada yang berhasil begitu permohonan saya selama ini. buat teman-teman, saya telah lulus di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran UGM untuk Program Swadaya (jalur B-dari lulusan DIII). saya sudah membayar biaya registrasi sebesar 13 juta 10 ribu rupiah. uang itu merupakan pemberian Donatur yang tidak mau disebutkan namanya! saya sangat mengucapkan terimakasih untuk semua bantuannya. untuk sesaat masalah biaya registrasi saya teratasi. namun disisi lain timbul masalah (menurut saya) dimana saya kebingungan untuk masalah keuangan beberapa bulan ke depan. terus terang, keuangan saya tidak begitu bagus. katakanlah begitu...atau lebih buruk lagi....niat saya untuk sekolah (kuliah) ternyata bermasalah dengan keuangan. pada awalnya saya tidak
memikirkan hal itu, akan tetapi... setelah usai melakukan pembayaran registrasi dan ketika sedang duduk sendiri.. saya menghitung dana yang harus saya siapkan,,,, saya begitu terkejut sekali.... saya merasa terncam sekali dengan keadaan saya sekarang ini. untuk sekitar dua bulan kedepan, mungkin sayaq masih memiliki sedikit simpanan uang makan dan penginapan. namun bila lebih dari jangka waktu itu... saya tidak tahu lagi....
kepada teman-teman yang kebetulan membaca pesan ini. mungkin ada yang tergerak hatinya atau mungkin memiliki relasi dengan beberapa orang donatur atau yayasan atau mungkin juga pernah memiliki pengalaman dalam mendapatkan beasiswa mohon kiranya mau berbagi pengalaman dengan saya. bila hingga bulan oktober, saya pasti ternacam untuk tidak dapat lagi melanjutkan kuliah saya.
salam....
US RADJAH-JOGJA

JAWAB

Dear friend,
Saya memiliki cerita yang tidak berbeda dengan Anda. Sekarang coba untuk menhubungi Dompet Dhuafa, karena mereka punya program untuk beasiswa anak tidak mampu tapi berprestasi. 2. Coba hubungi bagian Admin kampus Anda, cari tau bagaimana caranya minta keringanan biaya dan mendapat beasiswa dari kampus atau yayasan yang terdaftar pada kampus Anda. Sehingga kampus tahu tentang kesulitan Anda. Insya Allah kampus Anda UGM memiliki itu karena setahu saya universitas negeri banyak memiliki link ini. 3. Tahun kedua saya kuliah dengan cara mencari privatan, artinya kita harus ada usaha juga untuk bisa mandiri dan tidak mengandalkan orang lain.
Semoga membantu, Keep spirit
Terus Berdoa Smoga Allah selalau membantu Anda disetiap masalah dan kesulitan Anda.
Tetap Semangat, jangan pernah putus asa untuk berusaha yang terbaik.
Salam

Perguruan Tinggi Kelas Dunia Tanpa Bahasa Inggris

Capai Perguruan Tinggi Kelas Dunia Tanpa Bahasa Inggris



Jakarta- Rektor Universitas Terbuka (UT) Atwi Suparman mengatakan sudah waktunya perguruan tinggi-perguruan tinggi di Indonesia meningkatkan kualitasnya untuk menuju perguruan tinggi kelas dunia (World Class University).
Menurutnya, untuk menjadi perguruan tinggi tingkat dunia, tidak harus perguruan tinggi tersebut menggunakan bahasa pengantar Bahas Inggris. " Untuk jadi universitas tingkat dunia, tidak harus menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar atau mengunakan program-program pembelajaran dari luar negeri. Menggunakan Bahasa Indonesia juga bisa menjadi universitas kelas dunia. Jadi jangan disalahartikan," ujar Atwi usai mewisuda 3.511 lulusan diploma, sarjana dan pascasarjana, di Jakarta, Selasa (1/4).
Dia menambahkan, dengan adanya World Class University yang dimiliki oleh perguruan tinggi di Indonesia, maka masyarakat tidak perlu repot-repot menyekolahkan anaknya ke luar negeri.
UT sendiri, lanjut Atwi, tengah bersiap diri menuju World Class University dengan cara berbenah diri dalam memberikan layanan pendidikan jarak jauh (PJJ) yang kini semakin diminati masyarakat. Pasalnya, era persaingan bebas menginginkan kualitas lulusan yang bisa diandalkan dalam berbagai bidang.
"Mahasiswa saat ini semakin kritis. Mereka semakin menekankan pentingnya jaminan kualitas dalam setiap proses belajar mengajar yang baik. Karena itu UT kini terus berbenah diri dalam menyediakan sarana belajar yang berstandar internasional agar pada 2020 bisa menjadi Perguruan Tinggi Jarak Jauh Terbaik (PTJJ) di Asia " lanjutnya.
"Karena itu, secara nasional UT tetap mengaku pada akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional (BAN)," jelas Atwi.(stevani elisabeth)

PERILAKU BELAJAR DI PERGURUAN TINGGI

PERILAKU BELAJAR DI PERGURUAN TINGGI

Oleh : Suwarjono



25 Nov 2004

Artikel ini telah dimuat di Jurnal Akuntansi & Manajemen edisi Maret 1991. Artikel ini dimuat kembali di halaman elektronik ini dan di organisasi sebagai berikut:



Pengantar

Dalam beberapa seminar dan lokakarya pengajaran akuntansi di berbagai perguruan tinggi, penulis selalu menyampaikan gagasan tentang pola pengajaran, proses belajar-mengajar dan aspek kependidikan yang lain. Seminar dan lokakarya mengenai pola pengajaran alternatif dalam rangka memahamkan pengetahuan akuntansi telah disampaikan penulis antara lain di Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta, STIE Malangkuceswara Malang, STIE Bandung, Fakultas Ekonomi Unibraw Malang, Fakultas Ekonomi Undip Semarang, Universitas Tridinanti Palembang dan Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga.

Peserta semua seminar dan lokakarya tersebut adalah pengelola dan staf pengajar perguruan tinggi karena kegiatan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan keefektifan pengajaran di perguruan tinggi. Sebenarnya, bukan hanya dosen yang harus berusaha untuk memperoleh persepsi dan pemahaman makna belajar yang semestinya tetapi yang lebih penting adalah mahasiswa sebagai subjek belajar juga harus mempunyai persepsi dan pemahaman yang sama. Dengan artikel ini, penulis ingin berbagi gagasan, khususnya dengan mahasiswa, mengenai beberapa aspek belajar yang disampaikan penulis dalam seminar atau lokakarya tersebut dengan harapan bahwa mahasiswa memperoleh gambaran yang semestinya tentang belajar di perguruan tinggi. Artikel ini dapat dipandang sebagai surat terbuka kepada mahasiswa untuk mengevaluasi diri perilaku belajarnya selama ini.



Perguruan Tinggi Sebagai Pilihan Strategik

Belajar di perguruan tinggi merupakan pilihan strategik untuk mencapai tujuan individual bagi mereka yang menyatakan diri untuk belajar melalui jalur formal tersebut. Kesenjangan persepsi dan pemahaman penyelenggara pendidikan, dosen dan mahasiswa mengenai makna belajar di perguruan tinggi dapat menyebabkan proses belajar bersifat disfungsional.

Belajar merupakan hak setiap orang. Akan tetapi, kegiatan belajar di suatu perguruan tinggi merupakan suatu privilege karena hanya orang yang memenuhi syarat saja yang berhak belajar di lembaga pendidikan tersebut. Privilege yang melekat pada mereka yang belajar di suatu perguruan tinggi tidak hanya terletak pada sarana fisik dan sumberdaya manusia yang disediakan tetapi juga pada pengakuan secara formal bahwa seseorang telah menjalani kegiatan belajar dan pelatihan tertentu. Dengan pengakuan tersebut, harapannya adalah bahwa seseorang yang telah mengalami proses belajar secara formal akan mempunyai wawasan, pengetahuan, keterampilan, kepribadian dan perilaku tertentu sesuai dengan apa yang ingin dituju oleh lembaga pendidikan. Tujuan lembaga pendidikan pada umumnya dikaitkan dengan tujuan pendidikan nasional. Yang perlu dicatat adalah bahwa belajar merupakan kegiatan individual, kegiatan yang sengaja dipilih secara sadar karena seseorang mempunyai tujuan individual tertentu. Belajar di perguruan tinggi merupakan suatu pilihan di antara berbagai alternatif strategik untuk mencapai tujuan individual. Kesadaran mengenai hal ini akan sangat menentukan sikap dan pandangan belajar di perguruan tinggi yang pada akhirnya akan menentukan bagaimana seseorang belajar di perguruan tinggi.

Karena seseorang mendapat privilege belajar di perguruan tinggi, seseorang dituntut untuk berbuat atau bertindak lebih dari mereka yang tidak mendapatkan privilege tersebut. Mereka yang belajar di perguruan tinggi dituntut tidak hanya mempunyai keterampilan teknis tetapi juga mempunyai daya dan kerangka pikir serta sikap mental dan kepribadian tertentu sehingga mereka mempunyai wawasan yang luas dalam menghadapi masalah-masalah dalam dunia nyata (masyarakat). Kalau mereka yang mempunyai privilege akhirnya berbuat atau bertindak (termasuk cara belajarnya) seperti mereka yang tidak belajar melalui lembaga formal maka mereka yang berstatus mahasiswa sebenarnya tidak berbeda dengan mereka yang belajar tidak melalui lembaga pendidikan formal kecuali bahwa mereka yang belajar di perguruan tinggi mempunyai kartu mahasiswa dan dengan demikian dianggap statusnya lebih tinggi.

Bila belajar di perguruan tinggi tidak dapat mengubah wawasan dan perilaku akademik atau sosial, pada saat mahasiswa lulus dari perguruan tinggi barangkali mereka hanya bertambah keterampilan dan atributnya (misalnya gelar) tetapi mereka sebenarnya tidak berbeda dengan mereka yang memperoleh ketrampilan yang sama tanpa melalui pendidikan formal. Bila keadaan ini terjadi, perguruan tinggi akan menjadi sekadar tempat antre untuk memperoleh tiket masuk ke arena belajar yang sesungguhnya yaitu praktik di dunia nyata. Akibatnya, kontribusi pendidikan tinggi dalam mengubah keadaan masyarakat menjadi lebih baik dan maju akan menjadi kecil walaupun mungkin tujuan individual mahasiswa yang sempit dan jangka pendek tercapai.



Aspek Belajar

Apapun tujuan yang ingin dicapai melalui belajar di perguruan tinggi, akhirnya tujuan tersebut harus dicapai dalam bentuk unit kegiatan belajar-mengajar yang disebut kuliah. Kuliah merupakan bentuk interaksi antara dosen, mahasiswa dan pengetahuan/ketrampilan. Pemahaman dan persepsi mengenai hubungan ketiga faktor tersebut sangat menentukan keberhasilan proses belajar. Kuliah merupakan kegiatan yang membedakan pendidikan formal dan nonformal. Namun hal yang perlu dicatat adalah bahwa kuliah bukan satu-satunya sumber pengetahuan dan bukan satu-satunya kegiatan belajar.

Beberapa aspek yang berkaitan dengan kegiatan konkret belajar sebagaimana dirinci pada halaman judul dibahas berikut ini. Pemahaman terhadap aspek ini akan mempengaruhi sikap dan semangat mahasiswa dalam menjalani proses belajar.



Makna Kuliah

Arti kuliah pada umumnya diperoleh mahasiswa bukan karena kesadarannya tentang arti kuliah yang sebenarnya tetapi karena pengalaman mahasiswa dalam mengikuti kuliah. Kesan yang keliru akan mengakibatkan adanya kesenjangan persepsi tujuan antara lembaga pendidikan, dosen dan mahasiswa sehingga proses belajar-mengajar yang efektif menjadi terhambat. Gambar 1a di halaman berikut melukiskan persepsi kuliah yang kebanyakan berlaku menurut pengamatan penulis. Kuliah dan dosen dianggap merupakan sumber pengetahuan utama (dan bahkan satu-satunya) sehingga catatan kuliah merupakan jimat yang ampuh dan dosen merupakan dewa pengetahuan (tapi hanya karena menyembunyikan pengetahuan tersebut). Lingkungan belajar seperti itu menempatkan dosen menjadi seperti tukang sulap yang kelihatan pintar tetapi hanya karena mengetahui muslihat-muslihat (tricks) yang sengaja disembunyikannya dan kemudian menjual pengetahuan tersebut melalui loket kuliah. Mahasiswa memperoleh pengetahuan sedikit demi sedikit dari tangan dosen seperti membeli kue dari sebuah warung.



Kekeliruan persepsi ini bukan semata-mata kesalahan mahasiswa karena persepsi tersebut dapat timbul justru dari sikap dosen yang secara tidak sadar telah menciptakan kondisi demikian. Akibatnya, mahasiswa kebanyakan mempunyai perilaku untuk hanya datang, duduk, dengar dan catat (D3C). Catatan kuliah dianggap sumber pengetahuan dan bahkan kalau perlu mahasiswa tidak usah datang ke kuliah tetapi memfotokopi saja catatan mahasiswa yang lain. Karena pendekatan pengendalian proses belajarmengajar di kelas yang kurang mendukung, banyak mahasiswa yang lebih merasa nyaman menjadi "mesin dengarkopi".

Kalau tujuan individual akan dicapai secara efektif, arti kuliah harus diredefinisi dan arti kuliah yang telah diredefinisi harus dilaksanakan secara konsekuen. Gambar 1b merupakan redefinisi arti kuliah dan proses belajar. Dengan konsep ini, pengetahuan dan keterampilan merupakan barang bebas (walaupun diperlukan biaya untuk memperolehnya). Mahasiswa dan dosen mempunyai kedudukan yang sama dalam akses terhadap pengetahuan. Dosen berbeda dengan mahasiswa karena wawasan dan pengalaman-pengalaman berharga yang dimilikinya yang berkaitan dengan pengetahuan tersebut. Wawasan dan pengalaman dosen diperoleh karena mereka telah mengalami proses belajar dan karena pergaulannya dengan para praktisi atau karena riset atau penelitian yang dilaksanakannya. Dengan demikian, kuliah harus diartikan sebagai forum untuk mengkonfirmasi pemahaman mahasiswa terhadap pengetahuan yang bebas tersebut.

Fakta yang tidak dapat dihindari adalah bahwa waktu kuliah (temu-kelas) adalah sangat pendek dan terbatas. Di lain pihak, cakupan materi dan kedalaman pemahaman tidak dapat diberikan secara seketika dalam waktu yang pendek tersebut. Masalahnya adalah apakah yang harus dikerjakan dalam waktu yang sangat pendek dan terbatas tersebut. Kalau kuliah diisi dengan kegiatan yang sebenarnya mahasiswa dapat melakukan sendiri di luar jam temu kelas maka kelas tersebut sama sekali tidak mempunyai nilai tambah. Di dalam kelas tersebut tidak terjadi proses belajar yang sesungguhnya; yang sesungguhnya terjadi adalah pengalihan catatan dosen ke catatan kuliah mahasiswa melalui proses dengarkopi (proses yang jauh lebih primitif dibandingkan dengan fotokopi). Keefektifan temu kelas dalam menunjang proses belajar sangat bergantung pada pemahaman dan konsepsi dosen dan mahasiswa terhadap arti temu kelas. Kesenjangan pengertian dapat menimbulkan frustrasi di kedua belah pihak.



Fungsi Temu Kelas

Proses belajar merupakan kegiatan yang terencana dan kuliah merupakan kegiatan untuk memperkuat (to reinforce) pemahaman mahasiswa terhadap materi pengetahuan sebagai hasil kegiatan belajar mandiri. Gambar 2 menunjukkan fungsi temu kelas sebagai medium penguatan pemahaman dan bukan sebagai sumber pengetahuan. Bila pada awal temu kelas mahasiswa telah menyiapkan diri sebelumnya maka mahasiswa telah mempunyai pengetahuan awal yang cukup memadai. Dengan demikian fungsi kelas akan menjadi sarana untuk lebih memahami apa yang sebelumnya meragukan. Dengan penjelasan seperlunya dari instruktur, mahasiswa akan dengan segera dan mudah menangkap apa yang dijelaskan atau yang didiskusi di kelas. Tingkat pemahaman akan meningkat dengan cukup pesat karena penjelasan instruktur fungsinya hanyalah untuk memperkuat apa yang sudah dipahami mahasiswa.

Bila mahasiswa tidak menyiapkan diri dan masuk kelas dalam keadaan kosong pikirannya maka pemahaman akan menjadi terhambat atau bahkan tidak ada proses pemahaman sama sekali karena instruktur tidak lagi menjelaskan segala masalah secara rinci dan runtut. Kalau dibandingkan dengan grafik biru, grafik merah meningkat tidak begitu tajam. Setelah temu kelas selesai, tentu saja pemahaman akan menjadi berkurang karena berlalunya waktu. Akan tetapi, penurunan pemahaman pada mahasiswa yang sebelumnya telah belajar tidak akan securam penurunan pemahaman mahasiswa yang tidak belajar sama sekali. Hal ini disebabkan mahasiswa belajar lagi untuk pemahaman topik berikutnya sementara itu topik yang sebelumnya dipelajari ikut menjadi lebih diperkuat lagi oleh materi berikut yang mengacu pada materi sebelumnya. Mahasiswa yang masuk kelas dengan pikiran kosong akan memperoleh pemahaman yang rendah dan samar-samar dan begitu keluar dari kelas pemahaman yang sedikit dan samar-samar tersebut akan segera hilang. Topik berikutnya, yang memerlukan pemahaman topik sebelumnya, akan menjadi lebih sulit untuk dipahaminya dan akhirnya mahasiswa cenderung untuk menghafal saja topik tanpa penalaran dan pemahaman.

Kesepakatan (commitment) antara dosen dan mahasiswa dalam bentuk rencana/program belajar dan silabus merupakan keharusan dalam penyelenggaraan pendidikan. Dengan adanya kesepakatan tersebut sebenarnya tersirat bahwa dosen dan mahasiswa harus memegang buku materi dan acuan yang sama (paling tidak ada buku dan acuan lain yang selalu harus dibawa dan digunakan bersama di kelas). Dengan demikian, kuliah atau temu kelas akan diartikan sebagai ajang untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman (to share the knowledge and experiences) antara dosen dan mahasiswa. Paling tidak temu kelas harus merupakan ajang konfirmasi pemahaman mahasiswa terhadap materi pengajaran yang sudah jelas sumbernya dengan pemahaman dan pengalaman dosen terhadap materi yang sama. Dalam hal inilah lembaga pendidikan perguruan tinggi harus dipandang berbeda dengan lembaga kursus atau pendidikan keterampilan lainnya. Dalam hal ini pulalah education harus dibedakan dengan training. Di samping menuntut aspek keterampilan teknis, education lebih menitikberatkan pada aspek pengembangan kepribadian, visi dan daya/kerangka pikir.



Pengalaman Belajar atau Nilai

Nilai yang diperoleh peserta didik mempunyai fungsi ganda, sebagai ukuran keberhasilan peserta didik dalam mempelajari mata kuliah dan sekaligus sebagai alat evaluasi keberhasilan mata kuliah itu sendiri. Dalam kenyataannya, fungsi yang kedua sering diabaikan sama sekali walaupun makna fungsi yang pertama sebenarnya sangat tergantung kemampuan nilai untuk merefleksi apakah peserta telah menjalani proses belajar yang semestinya. Dalam hal tertentu, nilai yang diperoleh mahasiswa memang merupakan indikator kesuksesan mahasiswa dalam menempuh kuliah tetapi mungkin bukan merupakan ukuran keberhasilan pencapaian tujuan atau sasaran pengajaran mata kuliah dalam mengubah pengetahuan, perilaku atau kepribadian mahasiswa termasuk penalarannya. Dalam hal inilah nilai ujian sebagai ukuran keberhasilan harus dipertimbangkan validitasnya. Bagi mahasiswa yang mempunyai tujuan individual yang jelas, tentunya nilai bukan merupakan tujuan tetapi lebih merupakan suatu konsekuensi logis dari apa yang dilakukannya selama mengikuti proses belajar. Oleh karena itu, pertanyaan yang sangat fundamental bagi mahasiswa sejati adalah apakah mereka belajar untuk nilai atau belajar untuk tahu. Hubungan antara nilai dan proses belajar dapat ditunjukkan dalam skema pada Gambar 3.







Masalah pengendalian belajar yang perlu dipikirkan adalah manakah yang dianggap lebih penting dalam proses belajar: proses belajarnya atau nilainya. Keputusan mengenai hal ini akan mempengaruhi sikap dan perilaku dosen dan mahasiswa dalam proses belajar-mengajar. Bila penyelenggaraan kuliah memungkinkan seorang mahasiswa dapat memperoleh nilai tinggi tanpa mahasiswa tersebut mengalami atau menjalani proses belajar yang semestinya maka mata kuliah dan proses belajarnya sebenarnya belum mengajarkan apaapa kepada mahasiswa.

Bila proses belajar dianggap hal yang penting daripada sekadar nilai ujian (dan inilah sebenarnya jasa yang ditawarkan oleh lembaga pendidikan kepada masyarakat) maka pengendalian proses belajar harus menjadi perhatian utama. Kesepakatan mengenai bagaimana proses belajar-mengajar akan dilaksanakan perlu disampaikan kepada mahasiswa. Persepsi mahasiswa yang keliru mengenai hal ini akan menyebabkan mahasiswa merasa frustrasi menjalankan proses belajar.



Konsepsi Tentang Dosen

Telah disebutkan bahwa dalam proses belajar mengajar yang semestinya, dosen bukan merupakan sumber pengetahuan utama bahkan hanya satu-satunya sumber. Dalam proses belajar mengajar yang efektif, dosen semestinya harus dipandang sebagai seorang manajer kelas. Sumber pengetahuan utama adalah buku, perpustakaan, artikel dalam majalah, hasil penelitian, dan media cetak atau audio-visual lainnya (termasuk pengalaman dosen tentunya). Sekali lagi, dosen mendapat tugas untuk memegang suatu kelas karena yang bersangkutan telah mengalami proses belajar tertentu dan telah memperoleh pengalamanpengalaman berharga (termasuk pengalaman praktik dan penelitian) yang mungkin perlu disampaikan kepada mereka yang akan menjalani proses belajar yang sama. Dengan demikian mahasiswa yang akan menjalani dan mengalami proses yang sama akan memperoleh pengetahuan yang sama (atau bahkan diharapkan lebih) dengan cara yang lebih efektif dan tidak perlu membuat kesalahan yang sama.

Jadi, dosen harus dipandang sebagai manajer kelas dan merupakan nara sumber (resource person) proses belajar. Dalam teknologi pendidikan, dikatakan bahwa dosen bertindak sebagai director, facilitator, motivator, dan evaluator proses belajar. Gambar 1b juga melukiskan peran dosen sebagai manajer kelas dan nara sumber mata kuliah. Dosen menetapkan sumber pengetahuan apa saja yang harus dipelajari secara mandiri oleh mahasiswa dalam bentuk silabus atau program belajar, mahasiswa menjalani program belajar tersebut dan dosen mengendalikan proses belajar mahasiswa.



Kemandirian dalam Belajar

Telah disebutkan di atas bahwa belajar sebenarnya merupakan kegiatan individual dan berlanjutan. Di mata mahasiswa, proses belajar mengajar yang sekarang berjalan pada umumnya belum dipandang sebagai proses belajar mandiri. Hal ini ditunjukkan dengan adanya ketidakmampuan mahasiswa dalam mengungkapkan gagasan dan menemukan suatu gagasan atau masalah untuk bahan penulisan skripsi atau tulisan lainnya. Hal ini mungkin disebabkan proses belajar di kelas sampai tingkat akhir terlalu banyak ditekankan pada aspek doing tetapi kurang penekanan pada aspek thinking/reasoning. Apa yang diajarkan di kelas lebih banyak berkaitan dengan masalah diketahui-hitung-hitungan atau berkaitan dengan bagaimana mengerjakan sesuatu tetapi bukan mengapa demikian dan apa implikasinya.

Dalam banyak hal, dosen bahkan cenderung mengisolasi (tidak memberitahu) hasil penelitian atau gagasan-gagasan alternatif yang berbeda (apalagi yang kontroversial) dengan apa yang diajarkan atau dipraktikkan (berlaku) dengan dalih agar mahasiswa tidak bingung dalam praktik tetapi sementara itu dosen menuntut mahasiswa agar berpikir kreatif dan inovatif (dan suka bertanya). Dalam kondisi yang kontradiktif yang mengarah ke isolasi ini (analogi dengan pemasangan kaca mata kuda), mahasiswa akan cenderung untuk mengoptimalkan dirinya dengan menerima saja apa yang diajarkan. Akibatnya fiksasi fungsional tertanam dalam diri mahasiswa yang pada gilirannya akan menumbuhkan sikap resistensi yang tinggi terhadap perubahan.

Kemandirian belajar sering juga menjadi terhambat karena aspek berpikir dan bernalar banyak diambil alih oleh dosen, baik pada tahun pertama maupun tahun-tahun berikutnya sampai tingkat akhir. Banyak kegiatan yang sebenarnya merupakan kegiatan mandiri (baik thinking maupun doing) diambil alih oleh instruktur/dosen. Ibarat memakan buah apel, dosen mengunyahkan buah tersebut sampai siap ditelan dan mahasiswa tinggal menelannya. Proses semacam ini sebenarnya merupakan proses pembebalan dan bukan proses penajaman pikiran. Keadaan ini dilukiskan dalam Gambar 4a dibandingkan dengan keadaan ideal pada Gambar 4b.

Dalam Gambar 4a, mahasiswa yang sudah terbiasa menelan pengetahuan yang telah dikunyahkan dosen tanpa masalah dan kontroversi (kebetulan dosen juga senang demikian) tiba-tiba pada tahun terakhir (akhir tahun keempat) mahasiswa harus mengunyah sendiri pengetahuan dan mengajukan masalah untuk karya tulisnya. Jelas dapat dibayangkan apa yang akan terjadi. Mahasiswa tidak mampu mengidentifikasi masalah yang menjadi perhatiannya yang pantas untuk diangkat menjadi judul skripsi. Akhirnya mahasiswa mempunyai kesan yang keliru bahwa yang namanya masalah untuk penulisan skripsi adalah suatu bab dalam sebuah buku teks yang tidak dikuasai dengan baik dan belum dipelajari dengan semestinya semasa kuliah. Masalah dalam skripsi adalah masalah dirinya dalam mempelajari topik dan bukan masalah umum. Akibatnya, banyak judul dan isi skripsi yang sama dengan judul dan isi sebuah bab dalam buku teks tetapi dikemas dalam format skripsi. Dengan demikian, skripsi tidak lebih dari sebuah medium untuk belajar suatu bab dalam buku teks yang kalau mahasiswa telah mempelajari bab tersebut dengan baik, mestinya mahasiswa merasa tidak perlu menulis bab tersebut dalam bentuk skripsi. Bukan berarti hal tersebut merupakan sesuatu yang jelek. Kalau memang hal itu yang menjadi tujuan penulisan skripsi, memang itulah yang dapat dicapai.





Kalau proses belajar pada Gambar 4a menjadi pola dan berjalan terus, kemandirian hanya akan menjadi slogan saja dan tidak akan pernah terwujud dalam sikap dan perilaku mahasiswa. Sayangnya, hal seperti ini justru yang sering menjadi harapan atau yang disukai mahasiswa. Dalam angket evaluasi dosen, dosen yang skornya tinggi kadang-kadang justru dosen yang dapat menyampaikan materi secara sistematis dan dapat menghasilkan catatan yang rapi bagi mahasiswa walaupun catatan tersebut akhirnya sama dengan apa yang terdapat dalam buku yang tidak pernah dibaca mahasiswa. Seandainya mahasiswa telah membaca dan memahami (walaupun tidak secara penuh) materi yang dijelaskan secara runtut dan rinci tersebut mungkin mahasiswa akan berpikir bahwa yang dibahas di kelas tidak menambah pengetahuannya sehingga mahasiswa dapat menuntut lebih banyak dari dosen. Hal ini akan mendorong dosen untuk selalu meningkatkan kemampuan dan pengetahuannya. Dengan demikian pengetahuan juga akan menjadi berkembang dan lembaga pendidikan tinggi tidak sekedar berfungsi untuk menyebarkan pengetahuan tetapi juga mengembangkan pengetahuan. Hal ini pulalah yang membedakan perguruan tinggi dengan kursus.

Kemandirian belajar adalah hasil suatu proses dan pengalaman belajar itu sendiri. Kalau proses belajar tidak memberi pengalaman bahwa belajar merupakan suatu kegiatan individual maka perilaku mandiri dalam belajar akan tetap merupakan impian. Masalahnya adalah kapan pengalaman kemandirian harus ditanamkan kepada peserta didik atau mahasiswa. Kapan mahasiswa harus mempunyai kesan yang benar bahwa belajar di perguruan tinggi sangat berbeda dengan belajar di sekolah menengah atau lembaga kursus.

Kemandirian belajar harus dimulai sejak pertama kali mahasiswa memasuki perguruan tinggi. Hal ini dimungkinkan kalau terdapat buku pegangan yang memadai yang dapat dijadikan pegangan bersama antara dosen dan mahasiswa. Sekali lagi, perilaku mandiri akan terbentuk kalau kelas tidak diisi dengan hal-hal yang sebenarnya mahasiswa mampu untuk melakukan sendiri dengan petunjuk seperlunya dari dosen. Di samping itu, mahasiswa harus punya keyakinan bahwa dosen bukan sumber pengetahuan utama. Sumber pengetahuan utama tersedia di perpustakaan dan di media cetak atau audiovisual lainnya. Kemandirian merupakan sikap yang terbentuk akibat rancangan proses belajar yang cermat. Sikap/perilaku mandiri merupakan sikap yang sengaja dibentuk dan bukan sesuatu yang datang dengan sendirinya.

Agar kemandirian dapat terbentuk, tugas dosen adalah mengarahkan, memotivasi, memperlancar dan mengevaluasi proses belajar mandiri mahasiswa sehingga temu kelas akan diisi dengan hal-hal yang bersifat konseptual dan temu kelas akan merupakan ajang konfirmasi pemahaman mahasiswa terhadap materi dan tugas yang harus dikerjakan di luar jam temu kelas. Di lain pihak, mahasiswa dituntut untuk mengerjakan sendiri hal-hal yang sebenarnya mereka mampu untuk mengerjakan dengan petunjuk seperlunya dari dosen/instruktur. Dengan demikian, dosen akan banyak dapat menyampaikan kearifan (wisdom) daripada sekedar masalah teknis sehingga temu kelas akan mempunyai nilai tambah yang tinggi.



Konsep Memiliki Buku

Buku merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari belajar. Buku merupakan sumber pengetahuan. Hal yang sering kurang disadari mahasiswa adalah bahwa memiliki buku lain sekali artinya dengan memiliki kertas bergambar huruf. Lebih menarik lagi adalah bahwa memiliki buku belum merupakan suatu sikap atau budaya kita. Kurangnya minat untuk memiliki buku mungkin timbul karena anggapan bahwa dosen dan kuliah merupakan sumber pengetahuan utama. Mungkin juga masih dianggap hal yang kurang etis di Indonesia untuk memaksa mahasiswa membawa buku dalam kuliah dan digunakan bersama di kelas (mungkin karena kemampuan ekonomik yang tidak sama untuk membeli).

Pertanyaan yang menjadi sindrom dosen bila menggunakan buku di kelas adalah: "Kalau mahasiswa sudah memegang buku yang baik dan jelas dalam menguraikan masalah (apalagi berbahasa Indonesia), lalu apa yang harus saya ajarkan di kelas?" Untuk memecahkan sindrom ini acap kali mahasiswa ditempatkan pada disadvantaged position dengan digunakannya buku bahasa asing sebagai pegangan utama walaupun terdapat buku berbahasa Indonesia yang sebenarnya cukup memadai (tentu saja buku tersebut tidak sempurna). Alasannya adalah mahasiswa harus menguasai materi sekaligus mampu berbahasa Inggris (membaca buku teks asing). Akibatnya, karena kenyataan kemampuan rata-rata mahasiswa untuk memahami buku berbahasa asing (Inggris), banyak mahasiswa yang dengan segala upaya mencari terjemahan atau berusaha mencari penerjemah secara bersama-sama dan membawa buku bahasa Inggris di kelas untuk formalitas saja.

Pendekatan semacam ini dapat bersifat disfungsional, mahasiswa menjadi terhambat dalam menguasai materi sementara itu mahasiswa juga tidak menjadi mampu berbahasa Inggris. Mungkin pendekatan yang terbaik adalah menggunakan buku berbahasa Indonesia sebagai pegangan utama dan buku berbahasa Inggris sebagai buku pendukung dan keduanya dipaksakan untuk dimiliki mahasiswa. Tentu saja pemilihan buku yang dianggap memadai merupakan keputusan strategik (dan dalam hal tertentu juga politis) penyelenggara atau pengelola pendidikan.

Buku adalah sumber pengetahuan yang harus dibaca, ditulisi, dicorat-coret, ditempeli artikel dan "diajak berdialog" sehingga buku tersebut akan menjadi bagian dari pribadi seseorang. Kalau buku yang dibeli tetap bersih dan tidak pernah diajak dialog maka seseorang sebenarnya hanya memiliki kertas bergambar garis dan huruf dan seandainya buku tersebut hilang maka tidak ada rasa kehilangan apapun karena buku yang sama dapat segera dibeli di toko buku. Lain halnya kalau buku tersebut telah dibaca dan dipahami serta diberi tanda-tanda khusus pada bagian-bagian yang dianggap penting dan menarik, maka apabila buku tersebut hilang maka seseorang akan merasa seperti kehilangan seorang kekasih. Sementara itu, ada juga yang membeli buku kemudian memberinya sampul dan membuka dan membacanya secara hati-hati agar buku tersebut tidak rusak dengan harapan setelah selesai digunakan untuk menempuh suatu kuliah buku tersebut sengaja akan dijual kembali (seperti di AS).



Kemampuan Berbahasa

Kemampuan berbahasa dan menggunakan bahasa sebagai alat ekspresi buah pikiran bukan merupakan sesuatu yang gifted tetapi merupakan keterampilan yang harus dipelajari dengan penuh kesadaran. Sayangnya banyak mahasiswa yang merasa dapat berbahasa (bahasa Indonesia khususnya) bukan karena mempelajarinya secara sadar akan tetapi memperolehnya secara alamiah. Bila seseorang ingin mencapai dan menikmati pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan ilmiah, maka bahasa yang dikuasai secara alamiah harus ditingkatkan (improved and refined) menjadi bahasa ilmiah.

Untuk percakapan dan penulisan sehari-hari dalam pergaulan umum, bahasa yang diperoleh secara alamiah memang cukup akan tetapi tingkat kecanggihan bahasa tersebut sebenarnya ada pada tingkat yang paling bawah. Ciri umum bahasa tersebut adalah struktur bahasa yang sederhana (sering tidak lengkap dan mengandung salah kaprah) dan kosa kata yang sangat terbatas. Keefektifan komunikasi lebih banyak diwarnai oleh ungkapan-ungkapan yang situasional (colloquial) dan emosional disertai dengan isyarat (gestures). Bahasa tersebut cukup untuk mengungkapkan hal-hal yang bersifat konkret atau peristiwa nyata dalam kehidupan umum sehari-hari.

Akan tetapi, bahasa awam atau alamiah tidak mampu atau kurang memadai untuk mengungkapkan hal-hal yang bersifat ilmiah dan abstrak atau konseptual yang acapkali sulit dicari alat peraga atau analoginya dengan keadaan nyata atau fisik. Untuk mengungkapkan hal ini diperlukan struktur bahasa dan kosa kata yang lebih canggih. Ciri-ciri bahasa keilmuan adalah kemampuannya untuk membedakan gagasan atau pengertian yang memang berbeda dan strukturnya yang baku dan cermat. Dengan karakteristik ini, suatu gagasan dapat terekspresi dengan cermat tanpa kesalahan makna bagi penerimanya.

Pada waktu belajar di luar negeri, penulis bertemu dengan mahasiswa Amerika (teman baik penulis) yang pada waktu itu membawa kamus The American Heritage Dictionary yang cukup tebal. Penulis menanyakan kepadanya mengapa dia masih membawa kamus segala toh dia sudah bisa berbahasa Inggris. Dengan nada yang cukup tinggi (mungkin dia berpikir bahwa penulis menanyakan stupid question dan ingin memberi pelajaran kepada penulis) dia menjawab yang kira-kira artinya demikian: "Apa kamu kira saya ini tahu semua kata bahasa Inggris?" Pelajaran yang dapat dipetik dari pengalaman ini adalah bahwa seseorang (khususnya dosen dan mahasiswa) harus belajar bahasa sendiri (Indonesia) lebih dari apa yang diperolehnya secara alamiah. Karena sudah merasa mampu berbahasa Indonesia, kebanyakan orang tidak merasa perlu untuk belajar bahasa Indonesia dan mempunyai atau membuka kamus bahasa Indonesia (misalnya Kamus Besar Bahasa Indonesia). Akibatnya orang sering merasa lebih asing mendengar kata bahasa sendiri daripada mendengar kata bahasa asing.

Anehnya, kalau seseorang menjumpai kata asing (Inggris) yang masih asing bagi dirinya, dia dengan sadar dan penuh motivasi berusaha untuk mengetahui artinya dan mencarinya di dalam kamus dan tidak pernah terlintas dalam pikirannya bahwa kata itu aneh. Akan tetapi, kalau dia mendengar kata bahasa Indonesia yang masih asing bagi dirinya, dia merasa itu bukan bahasanya dan akan bereaksi dengan mengatakan "Apa artinya ini, kok aneh-aneh?" dan berusaha untuk tidak pernah tahu apalagi membuka kamus dan menggunakannya secara tepat. Sikap seperti ini sebenarnya menunjukkan bahwa seseorang sudah merasa cukup dan puas dengan bahasa awam atau alamiahnya.

Mahasiswa sering mengeluh bahwa mereka sukar memahami suatu buku yang ditulis dalam bahasa Indonesia. Ada berbagai alasan yang dapat menerangkan hal tersebut. Pertama, buku yang dibacanya membahas masalah konkret dan sederhana tetapi ditulis dengan bahasa yang kurang memadai sehingga sulit dipahami apalagi kalau pembaca hanya menggunakan struktur bahasa alamiahnya sehingga pembaca tidak tahu bahwa struktur bahasa dalam buku tersebut keliru dan menjadi tidak mudah dipahami maksudnya. Kedua, buku tersebut memang ingin mengungkapkan sesuatu yang kompleks dan konseptual yang memerlukan struktur bahasa yang canggih dan ditulis dalam bahasa yang sangat memadai dan baku tetapi mahasiswa menggunakan struktur bahasa alamiahnya untuk memahami. Sayangnya banyak orang yang menuduh bahwa suatu buku sulit dipahami padahal sebenarnya orang tidak mempunyai kemampuan bahasa yang memadai untuk memahami. Ketiga, mahasiswa membaca buku yang memerlukan pemikiran mendalam tetapi membacanya seperti membaca berita di koran sehingga pemahaman tidak diperoleh.

Oleh karena itu, kalau mahasiswa ingin menikmati dunia pengetahuan yang luas dan tinggi, mahasiswa harus memperbaiki kemampuan bahasanya. Mahasiswa harus mempunyai kemampuan berbahasa pada tingkat yang memadai untuk mampu menyerap gagasan dan pengetahuan yang kompleks dan konseptual. Kalau hanya keterampilan teknis yang menjadi tujuan, bahasa alamiah memang sudah cukup. Apakah mahasiswa perlu mampu berbahasa asing (Inggris)? Kalau mahasiswa ingin lebih melebarkan cakrawala pengetahuannya bahasa asing jelas merupakan hal yang tidak dapat ditinggalkan. Masih langkanya bukubuku keilmuan berbahasa Indonesia dewasa ini mengharuskan mahasiswa menguasai bahasa asing (khususnya bahasa Inggris). Mata kuliah dan pengetahuan lain di perguruan tinggi (yang bukan mata kuliah bahasa Inggris tetapi menggunakan buku teks asing), walaupun membantu, bukan merupakan sarana untuk belajar bahasa Inggris. Bahasa Inggris harus dipelajari secara khusus dan serius melalui pelajaran dan pelatihan secara khusus.

Hal yang perlu dicatat adalah bahwa seseorang dapat menguasai bahasa asing (termasuk membaca buku teks) dengan baik kalau dia juga menguasai bahasa sendiri (Indonesia) dengan baik pula. Bagaimana mungkin seseorang dapat belajar bahasa Inggris yang mempunyai struktur yang baku dan canggih kalau dia sendiri tidak menguasai bahasa Indonesia yang baku (dan sebenarnya juga canggih) sebagai pembandingnya? Banyak orang mengeluh dan merasa sulit belajar bahasa Inggris tetapi mereka lupa bahwa kesulitan tersebut sebenarnya disebabkan struktur bahasa Indonesianya sendiri masih belum memadai.



Rangkuman

Belajar di perguruan tinggi merupakan suatu pilihan strategik dalam mencapai tujuan individual seseorang. Semangat, cara belajar, dan sikap mahasiswa terhadap belajar sangat dipengaruhi oleh kesadaran akan adanya tujuan individual dan tujuan lembaga pendidikan yang jelas. Keselarasan tujuan akan menjadikan belajar di perguruan tinggi merupakan kegiatan yang menyenangkan tanpa meninggalkan scientific vigor perguruan tinggi.

Dosen dan kuliah bukan merupakan sumber pengetahuan utama dan oleh karena itu perlu diredefinisi pengertian kuliah sejak dini. Kuliah merupakan ajang untuk mengkonfirmasi pemahaman mahasiswa dalam proses belajar mandiri. Untuk mendukung proses belajar-mengajar yang efektif seperti itu, dosen dan mahasiswa harus mengacu dan memegang buku yang sama.

Pengendalian proses belajar lebih penting daripada hasil atau nilai ujian. Kalau proses belajar dijalankan dengan baik, nilai merupakan konsekuensi logis dari proses tersebut. Kalau proses belajar tidak dikendalikan dengan baik, nilai tidak mencerminkan adanya perubahan perilaku walaupun nilai tersebut menambah atribut seseorang.

Memiliki buku tidak sama dengan memiliki kertas bergambar huruf dan garis. Buku hendaknya diperlakukan sebagai teman atau kekasih sejati; buku harus diajak berdialog.

Kemampuan berbahasa merupakan dasar yang sangat penting untuk dapat memahami pengetahuan yang kompleks dan konseptual. Karya ilmiah dan tinggi tidak dapat begitu saja dipahami dengan hanya menggunakan bahasa alamiah. Penguasaan bahasa yang memadai (baik struktur maupun kosakata) juga sangat membantu seseorang untuk mampu mengekspresi gagasan dan perasaan atau mendeskripsi masalah secara cermat dan efektif.

Banyak jalan menuju sukses pribadi. Perguruan tinggi paling tidak memberi jalan menuju sukses pribadi sekaligus sukses bagi masyarakat. Perilaku mahasiswa di perguruan tinggi akan mewarnai berbagai sukses pribadi seseorang dan juga sukses masyarakat dan negara. Selamat mengevaluasi diri dan belajar dengan perilaku dan pandangan yang semestinya!



Daftar Bacaan

Anton M. Moeliono. Kembara Bahasa: Kumpulan Karangan Tersebar. Jakarta: PT Gramedia, 1989.

Davis, Ivor K. The Management of Learning. London: McGraw-Hill Book Company, 1971.

Gartside, L. English for Business Studies, 3rd ed. Jakarta: Binarupa Aksara, 1989.

Hall, William C. dan Robert Cannon. University Teaching. Adelaide: ACUE, The University of Adelaide, 1975.

International Extension College. Writing for Distance Education. Cambridge, England: IEC, 1979.

Mulyani A. Nurhadi. Proses Belajar-Mengajar. Makalah disampaikan pada "Seminar Modus BelajarMengajar," Fakultas Ekonomi UII di Kaliurang tanggal 10-11 Oktober 1982.

Neusner, Jacob. How to Grade Your Professors and Other Unexpected Advice. Boston: Beacon Press, 1984.

Sterling, Robert S. "Accounting Research, Education and Practices," dalam Schroeder, Richard G. et al. Accounting Theory: Text and Reading. New York: John Wiley and Sons, 1987.

# # #

Sumber: http://suwardjono.com/upload/perilaku-belajar-di-perguruan-tinggi.pdf

Tips Sukses Belajar Bahasa Inggris

Kiat Sukses Belajar Bahasa Inggris
Bukan hal baru lagi bahwa menguasai bahasa Inggris merupakan suatu keharusan. Fakta membuktikan bahwa menguasai bahasa Inggris itu sangat penting dalam melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, mendapatkan pekerjaan, mengikuti perkembangan sains dan teknologi, dan untuk berkomunikasi di era global.

Agar dapat mengikuti kuliah di perguruan tinggi dengan baik, seseorang dituntut untuk menguasai bahasa Inggris pasif maupun aktif. Sebagai mahasiswa baru misalnya, ia dituntut untuk memiliki nilai TOEFL minimal 400. Dalam perkuliahan, mahasiswa juga diharuskan untuk dapat membaca buku-buku literatur dalam bahasa Inggris maupun mengakses informasi lewat internet yang sebagian besar ditulis dalam bahasa Inggris.

Untuk memperoleh pekerjaan dengan mudah, seseorang perlu memiliki kemahiran berbahasa Inggris yang memadai. Sebelum diterima menjadi pegawai atau karyawan, seorang pencari kerja pada umumnya menjalani serangkaian tes tertulis dan wawancara yang sering dilakukan dalam bahasa Inggris. Seorang pegawai atau karyawan akan banyak memperoleh keuntungan bila yang bersangkutan menguasai bahasa Inggris seperti mendapatkan kesempatan mengikuti studi lanjut dan promosi atau kenaikan jabatan.

Ada sebuah cerita yang mungkin dapat membuka cakrawala pikir kita akan pentingnya menguasai bahasa Inggris. Ada seorang lulusan SMA yang terpaksa menjadi tukang becak untuk menopang ekonomi keluarganya. Sejak SMP, nilai bahasa Inggris yang bersangkutan selalu tinggi. Sebenarnya ia bercita-cita untuk melanjutkan studinya ke perguruan tinggi. Namun, karena kemampuan ekonomi keluarganya yang tidak mendukung, ia dengan terpaksa memendam cita-citanya tersebut. Suatu hari ketika ia sedang mengayuh becaknya, seorang turis perempuan mendekatinya dan minta diantarkan ke suatu tempat. Purnomo yang bisa berbahasa Inggris mempersilakan turis dari Inggris tersebut untuk naik ke becaknya dan mengantarkannya ke tujuan.

Di sepanjang perjalanan, mereka bercakap-cakap dalam bahasa Inggris. Si turis inggris itu terkesima karena baru kali ini ia bisa bercakap-cakap dengan penarik becak. Memang kadang ada satu dua penarik becak yahg bisa berbahasa Inggris, namun itu hanya sebatas menawarkan harga, menanyakan tujuan penumpang, dan berterima kasih. Lain sekali dengan yang satu ini yang bisa menanyakan dari negara mana si turis berasal, kapan tiba di Indonesia, dan tempat-tempat apa saja yang telah turis tersebut kunjungi selama di Indonesia. Ia juga menceriterakan bagaimana ia dapat berbahasa Inggris dengan cukup fasih. Ia menjelaskan bahwa ia suka bahasa Inggris sejak SMP dan ingin sekali melanjutkan belajar bahasa Inggris di perguruan tinggi, namun kemampuan ekonomi orangtuanya tidak mendukung sehingga ia terpaksa menjadi penarik becak untuk mendapatkan uang yang akan ditabungnya untuk melanjutkan kuliah. Sesekali turis wanita itu menengok ke belakang dan memandang kedua kaki penarik becak yang kokoh.

Saat itulah ia merasakan perasaan aneh dalam hatinya. Ya, turis itu jatuh cinta pada penarik becak itu, sosok pria sejati di matanya. Memang ia hanya berprofesi sebagai penarik becak, namun ia mempunyai pengetahuan dan cita-cita, selain mempunyai postur tubuh yang kokoh.
Turis itu berpikir bahwa sosok pria seperti itulah yang dapat melindunginya dalam hidupnya. Maka turis itu kemudian menyatakan cintanya pada tukang becak itu di tempat wisata yang ia kunjungi dan menyatakan keinginannya untuk menikah dengannya. Tukang becak itu menyetujuinya. Mereka akhirnya menikah. Setelah menjadi suaminya, turis itu meminta suaminya (si tukang becak itu) untuk melanjutkan studinya di Inggris. Sepulang dari studinya di Inggris, mereka membuka perusahaan di dengan dia (bekas tukang becak itu) sebagai menejer tentunya.

Dari kisah tersebut dapat diambil pelajaran bahwa bahasa Inggris dapat menjadikan seseorang sangat beruntung. Bahasa Inggris merupakan pembuka atau kunci bagi kehidupan yang lebih baik. Banyak cara yang dapat ditempuh seseorang untuk dapat menguasai bahasa Inggris, misalnya dengan mengikuti kursus bahasa Inggris, belajar mandiri dari buku, kaset dan CD bahasa Inggris atau chatting dengan English Native speaker atau kenalan lainnya lewat internet. Namun, semua itu memerlukan dana yang kadang tidak sedikit, alasan yang sering menghalangi seseorang untuk dapat meningkatkan kemampuan berbahasa Inggrisnya. Lalu bagaimanakah kita bisa belajar bahasa Inggris dengan murah dalam berbagai keterbatasan sarana tetapi dengan hasil yang baik?

Belajar bahasa Inggris tidak cukup sekedar mempelajari unsur kebahasaannya saja seperti mempelajari kosa kata dan struktur bahasanya, tetapi juga harus belajar menggunakannya untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari karena tujuan dasar belajar bahasa Inggris adalah dapat berkomunikasi dengan benar dan lancar dalam bahasa Inggris. Mengetahui kosa kata dan/atau tata bahasanya saja tanpa berlatih menggunakan kosa kata dan tata bahasa tersebut untuk berkomunikasi secara lisan maupun tertulis tidak cukup. Lalu apa saja yang harus kita lakukan agar dapat menguasai bahasa Inggris baik dari segi kebahasaan maupun praktiknya?

Berikut ini ada sejumlah tip yang bisa diterapkan dalam belajar bahasa Inggris dalam kondisi yang terbatas untuk mengembangkan pengetahuan kebahasaan (kosa kata dan tata bahasa) dan keterampilan dalam berkomunikasi.

Belajar unsur kebahasaan
Yang dimaksud dengan belajar unsur kebahasaan adalah belajar menguasai kosa kata dan struktur bahasa Inggris. Untuk menguasai unsur kebahasaan bahasa Inggris, ada beberapa tip yang bisa Anda lakukan.

Membuat daftar kosa kata
Anda dapat membuat kosa kata pada buku kecil. Anda dapat menuliskan 10kosa kata baru yang Anda temukan setiap harinya di buku kecil tersebuttanpa melupakan kosa kata yang telah dipelajari sebelumnya tentunya.Selain menuliskan arti kata, Anda juga bisa mencantumkanpronunciation-nya atau bagaimana kata-kata-kata itu diucapkan. Karenamungil, buku daftar kosa kata ini dapat dibawa ke mana saja dan dapatdibaca setiap saat seperti ketika menunggu bis atau jemputan, di dalamkendaraan, di saat santai, dan lain sebagainya.

Membuat kartu struktur
Anda bisa menggunakan kertas manila dan membuatnya menjadi kartu-kartu kecil. Setelah itu Anda bisa menuliskan rumus-rumus bahasa Inggrisseperti tenses dengan contoh kalimatnya. Kertas-kertas tersebut bisadisimpan dalam dompet kecil atau kotak kecil. Kartu struktur ini jugamudah dibawa dan dibaca di mana saja serta kapan saja.

Membaca majalah, koran, dan cerita-cerita berbahasa Inggris
Buku, koran maupun majalah berbahasa Inggris merupakan sumber belajarbahasa Inggris. Dengan membaca artikel atau cerita dari buku cerita, majalah, maupun koran berbahasa Inggris, Anda bisa meningkatkan kemampuan membaca sekaligus memperkaya pengetahuan akan bahasa Inggris Anda. Namun demikian, bacaan-bacaan bahasa Inggris yang dibaca hendaknya teks-teks dengan tingkat kesulitan yang sesuai dengan tingkat kemampuan bahasa Inggris Anda. Teks yang terlalu mudah cenderung tidak meningkatkan kemampuan bahasa Inggris Anda, sementara bacaan yang terlalu sulit dapat menjadikan Anda frustasi. Dengan demikian, Anda perlu mendapatkan teks yang tidak terlalu mudah tetapi tida terlalu sulit. Teks yang demikian dapat Anda pahami dengan relatif mudah dan meningkatkan kemahiran bahasa Inggris Anda karena teks tersebut mengandung kosa kata, struktur, dan ekspresi-ekspresi yang belum Anda kenal sebelumnya.

Belajar berkomunikasi
Selain belajar pengetahuan kebahasaan, untuk dapat sukses belajar bahasa Inggris, Anda harus sesering mungkin mempraktikkan bahasa Inggris untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari baik secara lisan maupuntertulis. Ada sejumlah tip yang bisa dicoba untuk melatih kemampuanberkomunikasi Anda dalam bahasa Inggris.

Mendengarkan/menyaksikan acara berbahasa Inggris di radio/TV

Sekarang banyak radio dan stasiun TV yang menyelenggarakan acara-acara interaktif dalam bahasa Inggris. Anda bisa bergabung dalam acara itu dengan mendengarkan atau menelepon dan berbicara dengan penyiar dalam bahasa Inggris. Kegiatan ini dapat meningkatkan kemampuan mendengar dan berbicara Anda.

Membuat speaking club

Anda bisa mengajak teman-teman untuk membentuk English Speaking Club. Yang dibahas dalam kegiatan ini bisa berasal dari topik-topik yang sedang in atau masalah-masalah yang dihadapi di sekolah, rumah, dll. Jika dilakukan di sekolah, Anda bisa meminta bantuan guru bahasa Inggris Anda untuk menjadi pembimbing dan sekaligus sebagai pemonitor bahasa Anda.

Membuat majalah dinding bahasa Inggris

Untuk dapat melatih kemampuan menulis, Anda bisa menulis artikel yang nantinya dipajang pada majalah dinding. Tentu saja Anda bisa menuangkan pikiran Anda dalam bentuk artikel, tip, puisi, cerita, humor, dll. Selain kemampuan menulis Anda terasah dan bakat Anda terlatih, nama penulis kan terpampang di mading.

Menulis buku harian dalam bahasa Inggris

Tidak semua orang diciptakan sebagai orang yang extrovert alias orang yang gaul dan bisa cas cis cus dengan mudah sama orang lain. Ada juga tipe orang introvert yang cenderung pendiam namun bukan berarti ia tidak punya kemampuan. Nah, bagi Anda si tipe introvert alias pendiam, Anda bisa juga menuangkan pikiran, ide, gagasan, curahan hati (bagi yang patah hati kali ya!), dan uneg-uneg Anda yang lain (misalkan habis dapat nilai jelek, nggak bisa mengerjakan soal di papan tulis, dll) atau kebahagiaan Anda (seperti ketika fallin’ in love with someone) dalam buku harian, dengan bahasa Inggris tentunya. Selain tidak malu dibaca dan ditertawakan teman, kemampuan menulis bahasa Inggris Anda pun meningkat.
Mendengarkan musik berbahasa Inggris di radio dan TV

Bagi Anda yang music mania, don’t worry, be happy. Musik pun bisa menjadi salah satu sarana yang OK buat belajar bahasa Inggris. Selain dapat menikmati syair dan lirik lagu favoritmu, Anda juga bisa melatih kemampuan mendengarkan, melafalkan bahasa Inggris Anda sekaligus memperluas kosa kata bahasa Inggris Anda.

Selain tip tersebut di atas, ada dua hal yang perlu diperhatikan agar Anda bisa berkomunikasi dengan lancar. Pertama, jangan takut membuat kesalahan ketika belajar maupun berbicara. Membuat kesalahan dalam proses belajar bahasa adalah suatu hal yang wajar dan hal itu merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses belajar. Ke dua, jangan menjadikan keterbatasan kosa kata sebagai kendala yang menghalangi Anda untuk berbicara. Anda masih bisa menggunakan isyarat/gerak untuk memperjelas maksud Anda jika Anda mengalami kesulitan dalam menemukan kata-kata untuk mengutarakan maksud Anda.

Bagaimana? Ternyata tidak terlalu sulit kan untuk bisa belajar bahasa Inggris dalam keterbatasan sarana? Kuncinya adalah niat dan kemauan. Pepatah mengatakan “Di mana ada kemauan, di situ ada jalan atau istilah kerennya “When there is a will, there is a way”. Jadi, kenapa tidak mulai dari sekarang saja Anda belajar bahasa Inggris? Masih ingat kan password untuk sukses belajar bahasa inggris. Ya, niat dan kemauan. Kalau ada keduanya semuanya akan menjadi lebih mudah. “Banyak jalan menuju Roma” dan tentunya “banyak cara buat sukses belajar bahasa Inggris”.

Sumber: http://mademunarda.blogspot.com/2008/08/kiat-sukses-belajar-bahasa-inggris.html