TANYA
dear friends..
saya butuh info tentang info untuk program double degree S1..
kmaren teman saya dapat beasiswa program doubel degree ke german..
kira2 masi ad lgi ga info nya..??
syarat2 nya ap aj..??
saya mahasiswa semster 7..jurusan Teknik Lingkungan
regards
ardo
JAWAB
Hi.
di kampus saya di FE - UI ada program Kelas Internasional..
Dimana 2 tahun di UI Depok, sedangkan 2 tahunnya lagi di Universitas yang bekerja sama dgn UI..
Khusus FE, bekerja sama dgn Universitas di Belanda (UVA & Tillburg) dan Australia (Brisbane, Melbourne, Queensland) *rencananya akan di expand ke Jerman*
Program tersebut hanya ada di Fakultas Psikologi, Ekonomi dan Teknik..
Namun, program tersebut hrs diikuti dr awal (semester 1)
Showing posts with label tips beasiswa. Show all posts
Showing posts with label tips beasiswa. Show all posts
Tuesday, September 2, 2008
TOEFL Institutional untuk apply ADS
sertifikat TOEFL Institutional untuk apply ADS
TANYA
dear tyana..
saya mendengar bahwa LIA (Lembaga Inggris-Indonesia) mengadakan toefl 1 minggu 2x. Kalo ga salah hari rabu dan sabtu. Tapi yang saya tidak tahu apakah sertifikat toefl LIA termasuk salah satu sertifikat yang diakui atau tidak..
JAWAB
kemarin2 saya sempat mengirim email ke ADS dan menanyakan hal ini
mereka bilang LIA bisa dipakai, tak ada salahnya dicoba..
Yang saya tahu untuk toefl institutional di Jakarta itu hanya di UI depok dan salemba (sebulan sekali) dan di AMINEF setiap hari selasa
TOEFL ITP dan Prediction setahu saya memang bisa digunakan. Dulu saya pakai di EEC, dan mereka bisa flexible ujian kapan saja.
ambil toefl itp di neso juga bisa kok...
http://www.nesoindonesia.com/indonesian-students/informasi-dalam-bahasa/itp-toefl/jadwal-itp-toefl
Dear Tryana,
Setahuku kamu pake TOEFL Institutional dari lembaga manapun juga ndak apa2 kok.Yang penting TOEFLmu diatas 500, dan jangan lupa dilegalisir kalo bisa. Semoga kamu bisa masuk shortlist. Good luck.
Best regards,
Eddy
TANYA
dear tyana..
saya mendengar bahwa LIA (Lembaga Inggris-Indonesia) mengadakan toefl 1 minggu 2x. Kalo ga salah hari rabu dan sabtu. Tapi yang saya tidak tahu apakah sertifikat toefl LIA termasuk salah satu sertifikat yang diakui atau tidak..
JAWAB
kemarin2 saya sempat mengirim email ke ADS dan menanyakan hal ini
mereka bilang LIA bisa dipakai, tak ada salahnya dicoba..
Yang saya tahu untuk toefl institutional di Jakarta itu hanya di UI depok dan salemba (sebulan sekali) dan di AMINEF setiap hari selasa
TOEFL ITP dan Prediction setahu saya memang bisa digunakan. Dulu saya pakai di EEC, dan mereka bisa flexible ujian kapan saja.
ambil toefl itp di neso juga bisa kok...
http://www.nesoindonesia.com/indonesian-students/informasi-dalam-bahasa/itp-toefl/jadwal-itp-toefl
Dear Tryana,
Setahuku kamu pake TOEFL Institutional dari lembaga manapun juga ndak apa2 kok.Yang penting TOEFLmu diatas 500, dan jangan lupa dilegalisir kalo bisa. Semoga kamu bisa masuk shortlist. Good luck.
Best regards,
Eddy
Status Ijasah O-Level
Dear teman-teman milis beasiswa,
Mohon infonya mengenai Status Ijasah O-Level yang ada di dunia
pendidikan internasional. Adik saya bersekolah (SMA) di Malaysia dan
menggunakan kurikulum dari Cambridge-Inggris,lulus tahun 2007 dan
langsung mendaftar untuk melanjutkan perkuliahan di
Prancis..Alhamdulillah kabar baik datang untuk adik saya, dia di
terima di Universite de Caen Basse Normandie untuk jurusan Economie
et Gestion (Ekonomie & Manajemen). Saat melakukan daftar ulang,
pihak akademik di universitas mencek kembali seluruh dokumen yang
dimilikinya, pihak universitas memeriksa ijasah yang dimilikinya,
ijasah tersebut tidak dapat digunakan/tidak berlaku/tidak bisa
digunakan untuk masuk universitas.
Bagi teman-teman yang mengetahui tentang info status dari Ijasah O-
level dan memiliki solusi untuk pemecahan ini mohon bantuannya.
Terima Kasih
Ana.S Setiawan
JAWAB
Hi
Menurut yang saya tahu dan kebetulan pernah tinggal di UK, syarat
masuk University di UK atau in British Systems adalah lulusan A-Level
sedangkan utk diterima A-level mesti lulus O Level atau GCSE.
Mungkin penjelasan tentang O Level bisa dilihat di wikipedia berikut:
http://en.wikipedia.org/wiki/Ordinary_Level
Karena apply-nya ke Perancis (different system) maka mereka akan
melihat foreign qualification yang equivalent dengan British Systems
(karena Malaysia adalah Commonweath country yang mana mengikuti
British system). Jadi lulusan O level mestinya tidak bisa diterima
langsung ke University.
Iwan
Mohon infonya mengenai Status Ijasah O-Level yang ada di dunia
pendidikan internasional. Adik saya bersekolah (SMA) di Malaysia dan
menggunakan kurikulum dari Cambridge-Inggris,lulus tahun 2007 dan
langsung mendaftar untuk melanjutkan perkuliahan di
Prancis..Alhamdulillah kabar baik datang untuk adik saya, dia di
terima di Universite de Caen Basse Normandie untuk jurusan Economie
et Gestion (Ekonomie & Manajemen). Saat melakukan daftar ulang,
pihak akademik di universitas mencek kembali seluruh dokumen yang
dimilikinya, pihak universitas memeriksa ijasah yang dimilikinya,
ijasah tersebut tidak dapat digunakan/tidak berlaku/tidak bisa
digunakan untuk masuk universitas.
Bagi teman-teman yang mengetahui tentang info status dari Ijasah O-
level dan memiliki solusi untuk pemecahan ini mohon bantuannya.
Terima Kasih
Ana.S Setiawan
JAWAB
Hi
Menurut yang saya tahu dan kebetulan pernah tinggal di UK, syarat
masuk University di UK atau in British Systems adalah lulusan A-Level
sedangkan utk diterima A-level mesti lulus O Level atau GCSE.
Mungkin penjelasan tentang O Level bisa dilihat di wikipedia berikut:
http://en.wikipedia.org/wiki/Ordinary_Level
Karena apply-nya ke Perancis (different system) maka mereka akan
melihat foreign qualification yang equivalent dengan British Systems
(karena Malaysia adalah Commonweath country yang mana mengikuti
British system). Jadi lulusan O level mestinya tidak bisa diterima
langsung ke University.
Iwan
Rekomendasi Beasiswa dari perusahaan
Rekan-rekan anggota mils,
Dalam aplikasi untuk beasiswa NFP, salah satu persyaratannya adalah surat dari perusahaan yang menyatakan bahwa gaji kita selama mengikuti perkuliahan akan tetap dibayarkan. Apakah itu adalah hal yang mutlak? Bagaimana bila kebijakan yang berlaku di perusahaan adalah bahwa cuti di luar tanggungan gaji tidak dibayarkan?
Mohon pencerahannya.
Terima kasih
W. Reksa
Dear Reksa
jika beasiswa meminta adanya persyaratan surat rekomendasi yang
menyatakan gaji anda tetap dibayar, sebenarnya tidak harus mutlak
adanya. Namun jika anda PNS, bisanya sebelum berangkat, anda akan
diminta surat perjanjian akan kembali. Surat perjanjian tersebut
menjadi salah satu lampiran untuk mendapatkan ijin keberangkatan dari
Sekneg. Terkait dengan mengapa pemberi beasiswa meminta keterangan
bahwa gaji tetap dibayar selama masa pendidikan, ada 3 hal yang
mempengaruhi keputusan tersebut :
1. Artinya anda masih terikat dengan perusahaan tempat anda bekerja
selama anda mengikuti pendidikan. Sehingga ketika anda kembali setelah
masa study selesai, anda mendapat jaminan untuk kembali bekerja
ditempat lama.
2. Jika anda masih dibayar oleh perusahaan, artinya anda terikat
kontrak untuk kembali ke tanah air dan bekerja di Indonesia. Karena
banyak kejadian, para penerima beasiswa, tidak kembali ke tanah air
setelah selesai masa study.
3. Dengan adanya bantuan gaji dari perusahaan tempat anda bekerja, si
pemberi beasiswa tidak merasa khawatir bahwa anda akan kekurangan biaya
hidup. Terus terang, dari pengalaman yang saya temui, banyak penerima
beasiswa yang mengeluh karena uang yang diterima tidak mencukupi.
salam
Fifi
Dalam aplikasi untuk beasiswa NFP, salah satu persyaratannya adalah surat dari perusahaan yang menyatakan bahwa gaji kita selama mengikuti perkuliahan akan tetap dibayarkan. Apakah itu adalah hal yang mutlak? Bagaimana bila kebijakan yang berlaku di perusahaan adalah bahwa cuti di luar tanggungan gaji tidak dibayarkan?
Mohon pencerahannya.
Terima kasih
W. Reksa
Dear Reksa
jika beasiswa meminta adanya persyaratan surat rekomendasi yang
menyatakan gaji anda tetap dibayar, sebenarnya tidak harus mutlak
adanya. Namun jika anda PNS, bisanya sebelum berangkat, anda akan
diminta surat perjanjian akan kembali. Surat perjanjian tersebut
menjadi salah satu lampiran untuk mendapatkan ijin keberangkatan dari
Sekneg. Terkait dengan mengapa pemberi beasiswa meminta keterangan
bahwa gaji tetap dibayar selama masa pendidikan, ada 3 hal yang
mempengaruhi keputusan tersebut :
1. Artinya anda masih terikat dengan perusahaan tempat anda bekerja
selama anda mengikuti pendidikan. Sehingga ketika anda kembali setelah
masa study selesai, anda mendapat jaminan untuk kembali bekerja
ditempat lama.
2. Jika anda masih dibayar oleh perusahaan, artinya anda terikat
kontrak untuk kembali ke tanah air dan bekerja di Indonesia. Karena
banyak kejadian, para penerima beasiswa, tidak kembali ke tanah air
setelah selesai masa study.
3. Dengan adanya bantuan gaji dari perusahaan tempat anda bekerja, si
pemberi beasiswa tidak merasa khawatir bahwa anda akan kekurangan biaya
hidup. Terus terang, dari pengalaman yang saya temui, banyak penerima
beasiswa yang mengeluh karena uang yang diterima tidak mencukupi.
salam
Fifi
Labels:
dalam negeri,
luar negeri,
tips beasiswa
Wednesday, August 27, 2008
Kuliah S2 di Libya dan Yaman
TANYA
kepada Rekan2 milis...
saya mohon bantuannya untuk informasi mengenai perguruan tinggi khususnya untuk S2 di Libya dan Yaman. saya tertarik sekali untuk kuliah disana. rencana saya ingin mengambil kuliah ekonomi syariah. namun saya sadari S1 saya dari bahasa Prancis kependidikan lagi,lulus thn 2006. apakah di mungkin kan? saya mohon bantuannya.
Terima kasih
085221148348
JAWAB
wah kalo bhs perancis enakan dimesir atau ditunis..soalnya kedua negara tuh
bahasa keduanya Bhs perancis dan bhs english. bahkan syariah wa qanun di
Azhar bhs perancis dan kebanyakan dibahas qanun perancis.
salam....
ikutan nimbrung ach....
kenalkan saya mahasiswa yang sedang menjalani program pendidikan S1 tahun ke-empat di mesir. emang boleh di katakan kalo yang di bahas di syari'ah qonun al-azhar emang qonun prancis, tapi yang wajib anda kuasai bukanlah bahasa prancis, tapi bahasa arab karena mata kuliah di azhar semuanya memakai bahasa arab, yang memakai bahasa prancis hanyalah satu atau dua matakuliah saja,
dan kalo anda pengen fakultas/jurusan ekonomi syari'ah, menurut pengalaman temen2 yang berpindah2 kuliah di negara2 timur tengah mereka mengatakan mesir merupakan tempat yang paling tepat dan memiliki berbagai kelebihan dalam dunia perkuliahan.
wassalam
Betul, yang pakai perancis sebagai rujukan bahasa keduanya terdapat di Maroko, Aljazair, Mesir, Tunisia, dan Lebanon. Dan mereka lebih bagus, tentu saja juga tergantung orangnya. Biasanya beasiswa ada di http://www.ditpertais.net/
yang ngurusin depag.... silakan dicoba, semoga membantu.
salam,
zacky
Info tambahan, tapi sayang waktunya telat. meskipun bisa diantisipasi
untuk tahun depan. dan barangkali bisa ditanyakan untuk S2/S3
===========
Pengumuman Seleksi Beasiswa S1 Yaman 2009 2010
April 22, 2008 in Blog Indonesia, Blogger Indonesia, Fatih Syuhud,
Indonesian Blogger
Tags: beasiswa luar negeri, beasiswa s1, beasiswa yaman
Diberitahukan bahwa seleksi beasiswa Yaman Universitas Al Ahqaf
dilaksanakan pada
Tahap pertama, pada tanggal 25 Mei 2008 di Pondok Pesantren Kauman
Lasem Jawa Tengah. Telpon 08122834780 untuk putra dan putri
Tahap kedua, 1 Juni 2008 di Ponpes Darullughah wadda'wah Bangil
Pasuruan Jawa Timur. Telpon: 08883186094 khusus putera.
Tahap ketiga, tanggal 8 Juni 2008 di PP Alkhairat Bekasi Jawa Barat
(Jabar) Telp. 081932318294 Berlaku untuk putra dan puteri.
Info selengkapnya silahkan hubungi (1) Habib Hasan Al Jufri Telp.
08122212000. (2) KH. M. Zaim Ahmad Ma'shum. Telp. 081325650650.
kepada Rekan2 milis...
saya mohon bantuannya untuk informasi mengenai perguruan tinggi khususnya untuk S2 di Libya dan Yaman. saya tertarik sekali untuk kuliah disana. rencana saya ingin mengambil kuliah ekonomi syariah. namun saya sadari S1 saya dari bahasa Prancis kependidikan lagi,lulus thn 2006. apakah di mungkin kan? saya mohon bantuannya.
Terima kasih
085221148348
JAWAB
wah kalo bhs perancis enakan dimesir atau ditunis..soalnya kedua negara tuh
bahasa keduanya Bhs perancis dan bhs english. bahkan syariah wa qanun di
Azhar bhs perancis dan kebanyakan dibahas qanun perancis.
salam....
ikutan nimbrung ach....
kenalkan saya mahasiswa yang sedang menjalani program pendidikan S1 tahun ke-empat di mesir. emang boleh di katakan kalo yang di bahas di syari'ah qonun al-azhar emang qonun prancis, tapi yang wajib anda kuasai bukanlah bahasa prancis, tapi bahasa arab karena mata kuliah di azhar semuanya memakai bahasa arab, yang memakai bahasa prancis hanyalah satu atau dua matakuliah saja,
dan kalo anda pengen fakultas/jurusan ekonomi syari'ah, menurut pengalaman temen2 yang berpindah2 kuliah di negara2 timur tengah mereka mengatakan mesir merupakan tempat yang paling tepat dan memiliki berbagai kelebihan dalam dunia perkuliahan.
wassalam
Betul, yang pakai perancis sebagai rujukan bahasa keduanya terdapat di Maroko, Aljazair, Mesir, Tunisia, dan Lebanon. Dan mereka lebih bagus, tentu saja juga tergantung orangnya. Biasanya beasiswa ada di http://www.ditpertais.net/
yang ngurusin depag.... silakan dicoba, semoga membantu.
salam,
zacky
Info tambahan, tapi sayang waktunya telat. meskipun bisa diantisipasi
untuk tahun depan. dan barangkali bisa ditanyakan untuk S2/S3
===========
Pengumuman Seleksi Beasiswa S1 Yaman 2009 2010
April 22, 2008 in Blog Indonesia, Blogger Indonesia, Fatih Syuhud,
Indonesian Blogger
Tags: beasiswa luar negeri, beasiswa s1, beasiswa yaman
Diberitahukan bahwa seleksi beasiswa Yaman Universitas Al Ahqaf
dilaksanakan pada
Tahap pertama, pada tanggal 25 Mei 2008 di Pondok Pesantren Kauman
Lasem Jawa Tengah. Telpon 08122834780 untuk putra dan putri
Tahap kedua, 1 Juni 2008 di Ponpes Darullughah wadda'wah Bangil
Pasuruan Jawa Timur. Telpon: 08883186094 khusus putera.
Tahap ketiga, tanggal 8 Juni 2008 di PP Alkhairat Bekasi Jawa Barat
(Jabar) Telp. 081932318294 Berlaku untuk putra dan puteri.
Info selengkapnya silahkan hubungi (1) Habib Hasan Al Jufri Telp.
08122212000. (2) KH. M. Zaim Ahmad Ma'shum. Telp. 081325650650.
Perbedaan penulisan nama pada ijasah dan dokumen kewarga negaraan
TANYA
Dear temans,
Saya memiliki masalah yang lumayan serius saat ini, yaitu penulisan
nama pada Ijazah tidak sesuai dengan dokumen kewarga negaraan saya
(akte kelahiran, KTP, paspor). Kesalahan saya adalah membiarkan hal
ini berlanjut karena saya sebelumnya menganggap ini bukan hal penting.
Semenjak SD, saya terdaftar dengan nama depan AL KAUSAR di sekolah,
dan karena pendaftaran ke jenjang yang lebih tinggi menggunakan
ijazah sebelumnya, saya terdaftar dengan nama AL KAUSAR hingga
perguruan tinggi. Alhasil, di ijazah sarjana saya tercantum nama AL
KAUSAR.
Sementara itu, dokumen kewarga negaraan saya (akte kelahiran, KTP,
paspor) nama depan saya tertulis ALKAUSAR (tanpa spasi). Perbedaan
yang sangat kecil, namun jelas.
Saya tidak tahu apakah ini bisa menjadi masalah ketika melamar
beasiswa. Sejauh ini saya tidak pernah dipanggil untuk beasiswa
manapun (walaupun bisa jadi juga karena aplikasi saya tidak memenuhi
syarat), dan saya juga khawatir, ini akan menjadi masalah ketika saya
mendaftar ke perguruan tinggi di luar negeri untuk studi S2 apabila
saya pergi dengan biaya sendiri.
Selama ini saya tidak ada masalah dengan organisasi-organisasi tempat
saya pernah bekerja di Indonesia untuk ketidak serasian antara nama
di ijazah dengan dokumen kewarga negaraan saya. Organisasi tempat
saya bekerja sekarang juga tidak pernah menanyakan ijazah saya yang
sekarang. Mereka hanya meminta surat rekomendasi dari tempat kerja
terdahulu.
Saya tidak ingin menyalahkan pihak sekolah dasar tempat saya belajar
dulu untuk masalah ini, juga orang tua saya yang mungkin karena
kealpaannya menganggap hal ini tidak terlalu penting, apalagi
menyalahkan diri saya sendiri, karena tidak segera menangani masalah
ini sedari awal. Yang ingin saya lakukan sekarang adalah
menyelesaikan masalah ini secepatnya, karena saya punya rencana untuk
melanjutkan studi tahun depan ke luar negeri, dengan atau tanpa
beasiswa.
Saya sudah mencoba menghubungi pihak Universitas tempat saya kuliah
dulu dan menanyakan kemungkinan memperbaiki nama di ijazah sarjana
saya, dan saya mendapatkan jawaban, hal ini tidak mungkin, karena
nama saya sesuai dengan ijazah SMA dan D3. namun pihak universitas
bisa memberikan surat keterangan. Saya tidak tahu apakah surat
keterangan ini berlaku untuk mendaftar ke universitas di luar negeri.
Sementara apabila saya mengganti dokumen kewarga negaraan saya, dan
disesuaikan dengan ijazah, hal ini tentu saja sulit. harus melalui
proses di pengadilan negeri, kemudian kantor catatan sipil dan
seterusnya. Saat ini saya bekerja di Timor-Leste dan saya tercatat
dengan nama yang sesuai dengan dokumen kewarga negaraan saya. jadi
sulit bagi saya untuk menggantinya.
Saya harap teman-teman bisa memberikan saran dan masukan untuk
menyelesaikan masalah saya ini.
Salam,
Al
JAWAB
Mungkin satu-satunya cara adalah mengubah akta kelahiran atau melampirkan surat keterangan pada akta kelahiran ke notaris terdekat di kota anda. Kalau mengubah nama (meminta keterangan) dari ijazah SD sampai ke perguruan tinggi, pasti akan repot.
Ini sesuai dengan akal sehat yang biasa saja biar efisien
iscab:
Nama saya di akte kelahiran, di KTP, di paspor, di ijasah SD, SMP, SMA, dan
sarjana berbeda-beda.
Saya bisa studi master di Uni Bremen, Jerman.
Mungkin kena masalah kalau mengalami penyetaraan ijasah di DIKTI.
Ah, tapi itu masalah nanti.
Di luar negeri, intinya gunakan nama sesuai paspor.
Jadi kalau ada salah nama pada ijasah, tinggal tunjukkan paspor lalu mereka
akan berusaha memperbaiki nama supaya sesuai paspor.
Intinya sih tidak perlu memperumit diri sendiri. Orang luar negeri juga
tidak selalu peduli dengan perbedaan nama "Alkausar" dan "Al Kausar". Selama
punya paspor, urusan administrasi mudah.
Condro
Dear temans,
Saya memiliki masalah yang lumayan serius saat ini, yaitu penulisan
nama pada Ijazah tidak sesuai dengan dokumen kewarga negaraan saya
(akte kelahiran, KTP, paspor). Kesalahan saya adalah membiarkan hal
ini berlanjut karena saya sebelumnya menganggap ini bukan hal penting.
Semenjak SD, saya terdaftar dengan nama depan AL KAUSAR di sekolah,
dan karena pendaftaran ke jenjang yang lebih tinggi menggunakan
ijazah sebelumnya, saya terdaftar dengan nama AL KAUSAR hingga
perguruan tinggi. Alhasil, di ijazah sarjana saya tercantum nama AL
KAUSAR.
Sementara itu, dokumen kewarga negaraan saya (akte kelahiran, KTP,
paspor) nama depan saya tertulis ALKAUSAR (tanpa spasi). Perbedaan
yang sangat kecil, namun jelas.
Saya tidak tahu apakah ini bisa menjadi masalah ketika melamar
beasiswa. Sejauh ini saya tidak pernah dipanggil untuk beasiswa
manapun (walaupun bisa jadi juga karena aplikasi saya tidak memenuhi
syarat), dan saya juga khawatir, ini akan menjadi masalah ketika saya
mendaftar ke perguruan tinggi di luar negeri untuk studi S2 apabila
saya pergi dengan biaya sendiri.
Selama ini saya tidak ada masalah dengan organisasi-organisasi tempat
saya pernah bekerja di Indonesia untuk ketidak serasian antara nama
di ijazah dengan dokumen kewarga negaraan saya. Organisasi tempat
saya bekerja sekarang juga tidak pernah menanyakan ijazah saya yang
sekarang. Mereka hanya meminta surat rekomendasi dari tempat kerja
terdahulu.
Saya tidak ingin menyalahkan pihak sekolah dasar tempat saya belajar
dulu untuk masalah ini, juga orang tua saya yang mungkin karena
kealpaannya menganggap hal ini tidak terlalu penting, apalagi
menyalahkan diri saya sendiri, karena tidak segera menangani masalah
ini sedari awal. Yang ingin saya lakukan sekarang adalah
menyelesaikan masalah ini secepatnya, karena saya punya rencana untuk
melanjutkan studi tahun depan ke luar negeri, dengan atau tanpa
beasiswa.
Saya sudah mencoba menghubungi pihak Universitas tempat saya kuliah
dulu dan menanyakan kemungkinan memperbaiki nama di ijazah sarjana
saya, dan saya mendapatkan jawaban, hal ini tidak mungkin, karena
nama saya sesuai dengan ijazah SMA dan D3. namun pihak universitas
bisa memberikan surat keterangan. Saya tidak tahu apakah surat
keterangan ini berlaku untuk mendaftar ke universitas di luar negeri.
Sementara apabila saya mengganti dokumen kewarga negaraan saya, dan
disesuaikan dengan ijazah, hal ini tentu saja sulit. harus melalui
proses di pengadilan negeri, kemudian kantor catatan sipil dan
seterusnya. Saat ini saya bekerja di Timor-Leste dan saya tercatat
dengan nama yang sesuai dengan dokumen kewarga negaraan saya. jadi
sulit bagi saya untuk menggantinya.
Saya harap teman-teman bisa memberikan saran dan masukan untuk
menyelesaikan masalah saya ini.
Salam,
Al
JAWAB
Mungkin satu-satunya cara adalah mengubah akta kelahiran atau melampirkan surat keterangan pada akta kelahiran ke notaris terdekat di kota anda. Kalau mengubah nama (meminta keterangan) dari ijazah SD sampai ke perguruan tinggi, pasti akan repot.
Ini sesuai dengan akal sehat yang biasa saja biar efisien
iscab:
Nama saya di akte kelahiran, di KTP, di paspor, di ijasah SD, SMP, SMA, dan
sarjana berbeda-beda.
Saya bisa studi master di Uni Bremen, Jerman.
Mungkin kena masalah kalau mengalami penyetaraan ijasah di DIKTI.
Ah, tapi itu masalah nanti.
Di luar negeri, intinya gunakan nama sesuai paspor.
Jadi kalau ada salah nama pada ijasah, tinggal tunjukkan paspor lalu mereka
akan berusaha memperbaiki nama supaya sesuai paspor.
Intinya sih tidak perlu memperumit diri sendiri. Orang luar negeri juga
tidak selalu peduli dengan perbedaan nama "Alkausar" dan "Al Kausar". Selama
punya paspor, urusan administrasi mudah.
Condro
Sunday, August 24, 2008
Beasiswa dan Faktor Luck
Halo rekan2 milis,
setelah berinteraksi dengan beberapa rekan pemburu beasiswa melalui ym
dan mail, Franklin mendapat satu pola yang agak lucu. Banyak yang
mempertanyakan faktor keberuntungan, "luck" dalam mendapatkan
beasiswa. Ada yang tidak percaya sama sekali dengan "luck" dan
menganggap bahwa beasiswa hanya bisa didapat dengan perjuangan
"berdarah-darah". Ada lagi yang mempercayakan sepenuhnya pada "luck"
bahkan cenderung berlebih-lebihan kelewat percaya pada "luck".
Kalau menurut pengalaman saya dan para senior-junior Franklin, faktor
"luck" memang aneh dan seringkali membuat para pemburu beasiswa keki
jika ada yang "beruntung" dapat beasiswa....
Sedikit testimoni:
1) ada junior saya yang sekedar ikut program beasiswa "?" (maaf, tidak
saya sebut agar tidak menyinggung perasaan para rekan) untuk iseng
saja, karena diajak teman-temannya. Pengalaman kerja nyaris tidak ada
karena baru fresh graduate. TOEFL pas-pasan (tapi...). Pengalaman
akademik minim. Prestasi di luar akademik nyaris nol. Kegiatan sosial
layanan masyarakat ... tidak ada. IPK hanya berkisar di 2++ dari skala 4.
Satu-satunya nilai plus junior saya adalah kemampuan baca-tulis dan
bersilat lidah dalam bahasa Inggris dengan sangat lancar (nilai
TOEFL/IELTS tinggi tidak langsung berarti jago berbahasa Inggris...
begitu juga sebaliknya) karena pernah tinggal di Kanada bersama
orantuanya saat masih kecil.
Dia ini langsung dapat beasiswa Ph.D. full saat mencoba pertama kali!
Bahkan kata "mencoba" bisa dibilang pujian berlebihan, karena dia kan
ikut karena sekedar iseng. Teman-teman dia dan para seniornya sampai
mengerubuti dia, minta bagi ilmunya supaya bisa langsung dapat. Respon
dia: "Lagi mujur kali, atau memang sudah nasib dari yang di atas". :P
2) senior saya ada yang mesti mati-matian mempertinggi daya saing
dengan cara2 yang sudah sering dibahas dalam milis, dan baru berhasil
dapat beasiswa setelah 12,5 tahun(!). Entah sudah berapa puluh juta
rupiah keluar selama 12,5 tahun tersebut dalam berburu beasiswa.
Kelemahan utamanya terletak pada bahasa Inggris yang sangat tidak
lancar, dan senior saya ini tipe orang yang "panasan" kalau
berargumentasi sehingga selalu gagal setiap kali sampai ke babak
interview. (Konon saking marahnya kepada para panelis pewawancara, dia
pernah keluar dengan MEMBANTING PINTU ruang interview!)
Dan dia MARAH BUKAN MAIN waktu mendengar juniornya bisa langsung dapat
beasiswa tanpa susah-payah seperti dirinya! Bukan cuma marah ke
juniornya, tetapi juga sekalian marah sama Tuhan yang dia anggap tidak
adil!
Kesimpulan saya, faktor "luck" mungkin tidaklah begitu signifikan,
tapi bukan berarti bisa dinafikkan sama sekali. Tidak perlu kita
dengki pada mereka yang beruntung, karena bisa jadi memang itu sudah
"jalan" mereka. Mengapa kita tidak fokus saja pada jalan perjuangan
kita sendiri?
salam,
Franklin
JAWAB
Hi
Kalau menurut saya yang beruntung itu biasanya yang sudah prepare
jauh2 hari. Ada yang bisa lulus English Test hanya sekali coba, ada
yang mesti berkali2 coba baru lulus. Ada yang hanya baca buku
preparation langsung lulus dan ada yang mesti ikut kursus intensive
dahulu baru lulus. Ada yang fluent speaking english hanya dengan
practice dgn teman2, ada yang memang di pekerjaannya berhubungan dgn
org asing jadi sering dipakai bahasanya, dan ada yang memang lahirnya
di LN jadi dia sebenarnya bahasa native-nya ya English. Jika kasusnya
seperti temen yang pernah tinggal di LN dari kecil tsb, ya dia
sebenarnya sudah prepare jauh2 hari walaupun mungkin dia nggak
menyadarinya. Mana ada sih anak SD mikirin nyari beasiswa....:)
Mungkin dia mesti ber-terimakasih pada orangtuanya yang mempersiapkan
dia dgn tinggal di LN waktu kecil... :)
Bagi kita2 yang memang lahir dan besar di Indonesia dan nggak pernah
ke LN ya berusahalah dengan berlatih keras agar skill-nya sama dengan
dia. Karena applynya ke negara yang berbahasa inggris teman tersebut
jadi beruntung dgn persiapan sedikit. Kecuali kalau mau cari beasiswa
ke negara2 yang bukan berbahasa Inggris seperti Jepang, France,
Germany, Rusia, Spain, belum tentu juga teman tsb bakal
beruntung....:)
Iwan
Saya sangat setuju sekali dengan apa yang dikatakan oleh Mas Franklin.
Kita fokus aja dengan perjuangan kita masing-masing, sambil memilih dan
memilah informasi-informasi yang berguna.
Dalam berjuang sebenarnya kita berlomba dengan diri kita sendiri, kalo
masih belum berhasil berarti kita mesti koreksi apa kira-kira yang
menyebabkan kita gagal.
Saya pernah gagal dalam interview, padahal waktu itu saya udah coba ikuti
tips dan trik interview yand saya dapatkan dari milis ini dan beberapa
teman kerja yang pernah mengikutinya, dan saya sempat yakin kalau saya
berhasil.
Tapi saya tidak mau lama-lama larut dalam kegagalan itu, saya coba
pelajari lagi apa yang menyebabkan saya gagal. Saya coba lagi, dan
Alhamdulillah saya mendapatkannya sekarang.
Saya ucapkan terima kasih kepada semua anggota milis ini atas
informasi-informasi dan nasehat-nasehat yang diberikan.
Salam,
Irwan
Salam sejahtera,
Saya termasuk orang yang percaya bahwa faktor keberuntungan cukup
signifikan dalam mendapatkan beasiswa meskipun kerja keras juga tidak
kalah pentingnya.
Kepercayaan saya ini muncul dari pengalaman pribadi saat mendapatkan
beasiswa Chevening Awards 8 tahun yang lalu. Sebagaimana pengalaman
teman dari Franklin, saya mengirim aplikasi Chevening juga sekedar
iseng saja, daripada nganggur. Dari segi kualifikasi barangkali
sebenarnya saya tidak masuk. Ketika itu, bulan Februari 2000 saya
baru saja wisuda S1 dari perguruan tinggi negeri yang belum terkenal
di daerah perdesaan, sama sekali belum punya pengalaman kerja (baru
dapat kerja sekitar bulan Maret setelah mengirim aplikasi) dan belum
pernah kursus bahasa Inggris (kecuali sesekali mengikuti pelajaran
Inggris di Radio Australia ketika masih SD dan bimbingan tes untuk
lulus UMPTN). Meskipun begitu saya bukannya samasekali tidak
berharap. Ada sedikit harapan tapi tidak sampai "bernafsu".
Agak diluar dugaan, saya dipanggil mengikuti seleksi dalam bentuk tes
tertulis non TOEFL/IELTS dan wawancara. Saya waktu itu terus-terang
agak "nge-per" karena para pelamar lainnya punya track record yang
cukup dahsyat : dosen, jurnalis terkenal, pegiat LSM, asisten manajer
perusahaan, pengacara, dll. Apalah saya ini dibanding mereka? Saya
cuma staf yunior di LSM kecil yang tidak terkenal.
Tapi benar-benar anugrah Tuhan ketika saya ternyata dinyatakan lulus
dan diikutkan dalam program persiapan keberangkatan ke U.K. Saya
makin sadar betapa ini semata-mata karunia Yang Maha Kuasa karena
rekan-rekan penerima Chevening waktu itu rata-rata sudah melamar 2-4
kali baru dipanggil. Yang lainnya ada yang baru 1 kali melamar
langsung dipanggil, tetapi memang sudah mempersiapkan dengan serius
dan sangat berhasrat mendapatkannya.
Setelah saya lulus dan bekerja sebagai dosen di perguruan tinggi
almamater S1, saya kembali mencoba peruntungan dengan melamar ADS.
Tapi meskipun kali ini sangat berminat dan berusaha mempersiapkan
diri dengan serius, keuntungan itu tak juga menghampiri seperti
ketika saya iseng melamar Chevening. Sampai sekarangpun saya masih
belum berhasil mendapatkan satupun beasiswa. Terus-terang saya sempat
lumayan frustasi. Namun saya sadar kalau jalan masih terbentang
panjang dan usia sayapun masih cukup muda.
Jadi memang benar : keep trying 'n trying, trying, trying, trying....
Sambil tentunya berdo'a agar keberuntungan kembali mendatangi.
hi,
Kalau menurut saya dalam urusan beasiswa, faktor luck itu memang ada. Tapi
buat saya sangatlah bodoh kalau kita mengandalkan faktor luck. Ada orang
yang selalu merasa hokinya tidak bagus. Akhirnya waktu interview sudah
yakin pasti gak hoki, akhirnya grogi. Luck hanya menentukan elemen kecil
dari seluruh proses mencari beasiswa. Dalam interview beasiswa (sama seperti
interview kerja) seorang kandidat punya waktu 10-60 menit untuk meyakinkan
pemberi beasiswa mereka layak diberi beasiswa. Kalau datang interview
beasiswa tanpa persiapan, ditanya gak bisa jawab, bagaimana bisa memberi
kesan positif ke yang mewawancara? Dalam setiap interview beasiswa saya
selalu persiapan penuh, biasanya pakai acara bolos kantor, datang minimal 30
menit sebelumnya supaya bisa membaca situasi, jadi lebih tenang. Biasakan
bicara terstruktur, tampil percaya diri, bicara ringkas, padat dan HARUS
memimpin wawancara, jadi kita yang banyak cerita
AA
Halo semua
Dulu ada adik kelas saya yang tanya2 tentang tips n trik mendaftar
beasiswa. Salah satu pertanyaannya adalah "Apakah hoki berpengaruh
dalam pendaftaran beasiswa?". Karena bingung, saya menjawab dengan
bercanda "Wah ga tau ya, lha seumur hidup aku cuma menang door prize
sekali kok".
Menurut saya sih, ada faktor luck dalam pendaftaran, tapi saya lebih
suka untuk tidak bergantung pada luck. Biarkan itu jadi urusan Tuhan
(dan pemberi beasiswa :p), sedangkan kita cukup mempersiapkan diri
dengan sebaik-baiknya.
(Tapi saya dulu mendaftar beasiswa banyak-banyak supaya kemungkinan
diterima lebih besar hehe).
Regards,
Nicholas Mario Wardhana
setelah berinteraksi dengan beberapa rekan pemburu beasiswa melalui ym
dan mail, Franklin mendapat satu pola yang agak lucu. Banyak yang
mempertanyakan faktor keberuntungan, "luck" dalam mendapatkan
beasiswa. Ada yang tidak percaya sama sekali dengan "luck" dan
menganggap bahwa beasiswa hanya bisa didapat dengan perjuangan
"berdarah-darah". Ada lagi yang mempercayakan sepenuhnya pada "luck"
bahkan cenderung berlebih-lebihan kelewat percaya pada "luck".
Kalau menurut pengalaman saya dan para senior-junior Franklin, faktor
"luck" memang aneh dan seringkali membuat para pemburu beasiswa keki
jika ada yang "beruntung" dapat beasiswa....
Sedikit testimoni:
1) ada junior saya yang sekedar ikut program beasiswa "?" (maaf, tidak
saya sebut agar tidak menyinggung perasaan para rekan) untuk iseng
saja, karena diajak teman-temannya. Pengalaman kerja nyaris tidak ada
karena baru fresh graduate. TOEFL pas-pasan (tapi...). Pengalaman
akademik minim. Prestasi di luar akademik nyaris nol. Kegiatan sosial
layanan masyarakat ... tidak ada. IPK hanya berkisar di 2++ dari skala 4.
Satu-satunya nilai plus junior saya adalah kemampuan baca-tulis dan
bersilat lidah dalam bahasa Inggris dengan sangat lancar (nilai
TOEFL/IELTS tinggi tidak langsung berarti jago berbahasa Inggris...
begitu juga sebaliknya) karena pernah tinggal di Kanada bersama
orantuanya saat masih kecil.
Dia ini langsung dapat beasiswa Ph.D. full saat mencoba pertama kali!
Bahkan kata "mencoba" bisa dibilang pujian berlebihan, karena dia kan
ikut karena sekedar iseng. Teman-teman dia dan para seniornya sampai
mengerubuti dia, minta bagi ilmunya supaya bisa langsung dapat. Respon
dia: "Lagi mujur kali, atau memang sudah nasib dari yang di atas". :P
2) senior saya ada yang mesti mati-matian mempertinggi daya saing
dengan cara2 yang sudah sering dibahas dalam milis, dan baru berhasil
dapat beasiswa setelah 12,5 tahun(!). Entah sudah berapa puluh juta
rupiah keluar selama 12,5 tahun tersebut dalam berburu beasiswa.
Kelemahan utamanya terletak pada bahasa Inggris yang sangat tidak
lancar, dan senior saya ini tipe orang yang "panasan" kalau
berargumentasi sehingga selalu gagal setiap kali sampai ke babak
interview. (Konon saking marahnya kepada para panelis pewawancara, dia
pernah keluar dengan MEMBANTING PINTU ruang interview!)
Dan dia MARAH BUKAN MAIN waktu mendengar juniornya bisa langsung dapat
beasiswa tanpa susah-payah seperti dirinya! Bukan cuma marah ke
juniornya, tetapi juga sekalian marah sama Tuhan yang dia anggap tidak
adil!
Kesimpulan saya, faktor "luck" mungkin tidaklah begitu signifikan,
tapi bukan berarti bisa dinafikkan sama sekali. Tidak perlu kita
dengki pada mereka yang beruntung, karena bisa jadi memang itu sudah
"jalan" mereka. Mengapa kita tidak fokus saja pada jalan perjuangan
kita sendiri?
salam,
Franklin
JAWAB
Hi
Kalau menurut saya yang beruntung itu biasanya yang sudah prepare
jauh2 hari. Ada yang bisa lulus English Test hanya sekali coba, ada
yang mesti berkali2 coba baru lulus. Ada yang hanya baca buku
preparation langsung lulus dan ada yang mesti ikut kursus intensive
dahulu baru lulus. Ada yang fluent speaking english hanya dengan
practice dgn teman2, ada yang memang di pekerjaannya berhubungan dgn
org asing jadi sering dipakai bahasanya, dan ada yang memang lahirnya
di LN jadi dia sebenarnya bahasa native-nya ya English. Jika kasusnya
seperti temen yang pernah tinggal di LN dari kecil tsb, ya dia
sebenarnya sudah prepare jauh2 hari walaupun mungkin dia nggak
menyadarinya. Mana ada sih anak SD mikirin nyari beasiswa....:)
Mungkin dia mesti ber-terimakasih pada orangtuanya yang mempersiapkan
dia dgn tinggal di LN waktu kecil... :)
Bagi kita2 yang memang lahir dan besar di Indonesia dan nggak pernah
ke LN ya berusahalah dengan berlatih keras agar skill-nya sama dengan
dia. Karena applynya ke negara yang berbahasa inggris teman tersebut
jadi beruntung dgn persiapan sedikit. Kecuali kalau mau cari beasiswa
ke negara2 yang bukan berbahasa Inggris seperti Jepang, France,
Germany, Rusia, Spain, belum tentu juga teman tsb bakal
beruntung....:)
Iwan
Saya sangat setuju sekali dengan apa yang dikatakan oleh Mas Franklin.
Kita fokus aja dengan perjuangan kita masing-masing, sambil memilih dan
memilah informasi-informasi yang berguna.
Dalam berjuang sebenarnya kita berlomba dengan diri kita sendiri, kalo
masih belum berhasil berarti kita mesti koreksi apa kira-kira yang
menyebabkan kita gagal.
Saya pernah gagal dalam interview, padahal waktu itu saya udah coba ikuti
tips dan trik interview yand saya dapatkan dari milis ini dan beberapa
teman kerja yang pernah mengikutinya, dan saya sempat yakin kalau saya
berhasil.
Tapi saya tidak mau lama-lama larut dalam kegagalan itu, saya coba
pelajari lagi apa yang menyebabkan saya gagal. Saya coba lagi, dan
Alhamdulillah saya mendapatkannya sekarang.
Saya ucapkan terima kasih kepada semua anggota milis ini atas
informasi-informasi dan nasehat-nasehat yang diberikan.
Salam,
Irwan
Salam sejahtera,
Saya termasuk orang yang percaya bahwa faktor keberuntungan cukup
signifikan dalam mendapatkan beasiswa meskipun kerja keras juga tidak
kalah pentingnya.
Kepercayaan saya ini muncul dari pengalaman pribadi saat mendapatkan
beasiswa Chevening Awards 8 tahun yang lalu. Sebagaimana pengalaman
teman dari Franklin, saya mengirim aplikasi Chevening juga sekedar
iseng saja, daripada nganggur. Dari segi kualifikasi barangkali
sebenarnya saya tidak masuk. Ketika itu, bulan Februari 2000 saya
baru saja wisuda S1 dari perguruan tinggi negeri yang belum terkenal
di daerah perdesaan, sama sekali belum punya pengalaman kerja (baru
dapat kerja sekitar bulan Maret setelah mengirim aplikasi) dan belum
pernah kursus bahasa Inggris (kecuali sesekali mengikuti pelajaran
Inggris di Radio Australia ketika masih SD dan bimbingan tes untuk
lulus UMPTN). Meskipun begitu saya bukannya samasekali tidak
berharap. Ada sedikit harapan tapi tidak sampai "bernafsu".
Agak diluar dugaan, saya dipanggil mengikuti seleksi dalam bentuk tes
tertulis non TOEFL/IELTS dan wawancara. Saya waktu itu terus-terang
agak "nge-per" karena para pelamar lainnya punya track record yang
cukup dahsyat : dosen, jurnalis terkenal, pegiat LSM, asisten manajer
perusahaan, pengacara, dll. Apalah saya ini dibanding mereka? Saya
cuma staf yunior di LSM kecil yang tidak terkenal.
Tapi benar-benar anugrah Tuhan ketika saya ternyata dinyatakan lulus
dan diikutkan dalam program persiapan keberangkatan ke U.K. Saya
makin sadar betapa ini semata-mata karunia Yang Maha Kuasa karena
rekan-rekan penerima Chevening waktu itu rata-rata sudah melamar 2-4
kali baru dipanggil. Yang lainnya ada yang baru 1 kali melamar
langsung dipanggil, tetapi memang sudah mempersiapkan dengan serius
dan sangat berhasrat mendapatkannya.
Setelah saya lulus dan bekerja sebagai dosen di perguruan tinggi
almamater S1, saya kembali mencoba peruntungan dengan melamar ADS.
Tapi meskipun kali ini sangat berminat dan berusaha mempersiapkan
diri dengan serius, keuntungan itu tak juga menghampiri seperti
ketika saya iseng melamar Chevening. Sampai sekarangpun saya masih
belum berhasil mendapatkan satupun beasiswa. Terus-terang saya sempat
lumayan frustasi. Namun saya sadar kalau jalan masih terbentang
panjang dan usia sayapun masih cukup muda.
Jadi memang benar : keep trying 'n trying, trying, trying, trying....
Sambil tentunya berdo'a agar keberuntungan kembali mendatangi.
hi,
Kalau menurut saya dalam urusan beasiswa, faktor luck itu memang ada. Tapi
buat saya sangatlah bodoh kalau kita mengandalkan faktor luck. Ada orang
yang selalu merasa hokinya tidak bagus. Akhirnya waktu interview sudah
yakin pasti gak hoki, akhirnya grogi. Luck hanya menentukan elemen kecil
dari seluruh proses mencari beasiswa. Dalam interview beasiswa (sama seperti
interview kerja) seorang kandidat punya waktu 10-60 menit untuk meyakinkan
pemberi beasiswa mereka layak diberi beasiswa. Kalau datang interview
beasiswa tanpa persiapan, ditanya gak bisa jawab, bagaimana bisa memberi
kesan positif ke yang mewawancara? Dalam setiap interview beasiswa saya
selalu persiapan penuh, biasanya pakai acara bolos kantor, datang minimal 30
menit sebelumnya supaya bisa membaca situasi, jadi lebih tenang. Biasakan
bicara terstruktur, tampil percaya diri, bicara ringkas, padat dan HARUS
memimpin wawancara, jadi kita yang banyak cerita
AA
Halo semua
Dulu ada adik kelas saya yang tanya2 tentang tips n trik mendaftar
beasiswa. Salah satu pertanyaannya adalah "Apakah hoki berpengaruh
dalam pendaftaran beasiswa?". Karena bingung, saya menjawab dengan
bercanda "Wah ga tau ya, lha seumur hidup aku cuma menang door prize
sekali kok".
Menurut saya sih, ada faktor luck dalam pendaftaran, tapi saya lebih
suka untuk tidak bergantung pada luck. Biarkan itu jadi urusan Tuhan
(dan pemberi beasiswa :p), sedangkan kita cukup mempersiapkan diri
dengan sebaik-baiknya.
(Tapi saya dulu mendaftar beasiswa banyak-banyak supaya kemungkinan
diterima lebih besar hehe).
Regards,
Nicholas Mario Wardhana
Thursday, August 21, 2008
PERILAKU BELAJAR DI PERGURUAN TINGGI
PERILAKU BELAJAR DI PERGURUAN TINGGI
Oleh : Suwarjono
25 Nov 2004
Artikel ini telah dimuat di Jurnal Akuntansi & Manajemen edisi Maret 1991. Artikel ini dimuat kembali di halaman elektronik ini dan di organisasi sebagai berikut:
Pengantar
Dalam beberapa seminar dan lokakarya pengajaran akuntansi di berbagai perguruan tinggi, penulis selalu menyampaikan gagasan tentang pola pengajaran, proses belajar-mengajar dan aspek kependidikan yang lain. Seminar dan lokakarya mengenai pola pengajaran alternatif dalam rangka memahamkan pengetahuan akuntansi telah disampaikan penulis antara lain di Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta, STIE Malangkuceswara Malang, STIE Bandung, Fakultas Ekonomi Unibraw Malang, Fakultas Ekonomi Undip Semarang, Universitas Tridinanti Palembang dan Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga.
Peserta semua seminar dan lokakarya tersebut adalah pengelola dan staf pengajar perguruan tinggi karena kegiatan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan keefektifan pengajaran di perguruan tinggi. Sebenarnya, bukan hanya dosen yang harus berusaha untuk memperoleh persepsi dan pemahaman makna belajar yang semestinya tetapi yang lebih penting adalah mahasiswa sebagai subjek belajar juga harus mempunyai persepsi dan pemahaman yang sama. Dengan artikel ini, penulis ingin berbagi gagasan, khususnya dengan mahasiswa, mengenai beberapa aspek belajar yang disampaikan penulis dalam seminar atau lokakarya tersebut dengan harapan bahwa mahasiswa memperoleh gambaran yang semestinya tentang belajar di perguruan tinggi. Artikel ini dapat dipandang sebagai surat terbuka kepada mahasiswa untuk mengevaluasi diri perilaku belajarnya selama ini.
Perguruan Tinggi Sebagai Pilihan Strategik
Belajar di perguruan tinggi merupakan pilihan strategik untuk mencapai tujuan individual bagi mereka yang menyatakan diri untuk belajar melalui jalur formal tersebut. Kesenjangan persepsi dan pemahaman penyelenggara pendidikan, dosen dan mahasiswa mengenai makna belajar di perguruan tinggi dapat menyebabkan proses belajar bersifat disfungsional.
Belajar merupakan hak setiap orang. Akan tetapi, kegiatan belajar di suatu perguruan tinggi merupakan suatu privilege karena hanya orang yang memenuhi syarat saja yang berhak belajar di lembaga pendidikan tersebut. Privilege yang melekat pada mereka yang belajar di suatu perguruan tinggi tidak hanya terletak pada sarana fisik dan sumberdaya manusia yang disediakan tetapi juga pada pengakuan secara formal bahwa seseorang telah menjalani kegiatan belajar dan pelatihan tertentu. Dengan pengakuan tersebut, harapannya adalah bahwa seseorang yang telah mengalami proses belajar secara formal akan mempunyai wawasan, pengetahuan, keterampilan, kepribadian dan perilaku tertentu sesuai dengan apa yang ingin dituju oleh lembaga pendidikan. Tujuan lembaga pendidikan pada umumnya dikaitkan dengan tujuan pendidikan nasional. Yang perlu dicatat adalah bahwa belajar merupakan kegiatan individual, kegiatan yang sengaja dipilih secara sadar karena seseorang mempunyai tujuan individual tertentu. Belajar di perguruan tinggi merupakan suatu pilihan di antara berbagai alternatif strategik untuk mencapai tujuan individual. Kesadaran mengenai hal ini akan sangat menentukan sikap dan pandangan belajar di perguruan tinggi yang pada akhirnya akan menentukan bagaimana seseorang belajar di perguruan tinggi.
Karena seseorang mendapat privilege belajar di perguruan tinggi, seseorang dituntut untuk berbuat atau bertindak lebih dari mereka yang tidak mendapatkan privilege tersebut. Mereka yang belajar di perguruan tinggi dituntut tidak hanya mempunyai keterampilan teknis tetapi juga mempunyai daya dan kerangka pikir serta sikap mental dan kepribadian tertentu sehingga mereka mempunyai wawasan yang luas dalam menghadapi masalah-masalah dalam dunia nyata (masyarakat). Kalau mereka yang mempunyai privilege akhirnya berbuat atau bertindak (termasuk cara belajarnya) seperti mereka yang tidak belajar melalui lembaga formal maka mereka yang berstatus mahasiswa sebenarnya tidak berbeda dengan mereka yang belajar tidak melalui lembaga pendidikan formal kecuali bahwa mereka yang belajar di perguruan tinggi mempunyai kartu mahasiswa dan dengan demikian dianggap statusnya lebih tinggi.
Bila belajar di perguruan tinggi tidak dapat mengubah wawasan dan perilaku akademik atau sosial, pada saat mahasiswa lulus dari perguruan tinggi barangkali mereka hanya bertambah keterampilan dan atributnya (misalnya gelar) tetapi mereka sebenarnya tidak berbeda dengan mereka yang memperoleh ketrampilan yang sama tanpa melalui pendidikan formal. Bila keadaan ini terjadi, perguruan tinggi akan menjadi sekadar tempat antre untuk memperoleh tiket masuk ke arena belajar yang sesungguhnya yaitu praktik di dunia nyata. Akibatnya, kontribusi pendidikan tinggi dalam mengubah keadaan masyarakat menjadi lebih baik dan maju akan menjadi kecil walaupun mungkin tujuan individual mahasiswa yang sempit dan jangka pendek tercapai.
Aspek Belajar
Apapun tujuan yang ingin dicapai melalui belajar di perguruan tinggi, akhirnya tujuan tersebut harus dicapai dalam bentuk unit kegiatan belajar-mengajar yang disebut kuliah. Kuliah merupakan bentuk interaksi antara dosen, mahasiswa dan pengetahuan/ketrampilan. Pemahaman dan persepsi mengenai hubungan ketiga faktor tersebut sangat menentukan keberhasilan proses belajar. Kuliah merupakan kegiatan yang membedakan pendidikan formal dan nonformal. Namun hal yang perlu dicatat adalah bahwa kuliah bukan satu-satunya sumber pengetahuan dan bukan satu-satunya kegiatan belajar.
Beberapa aspek yang berkaitan dengan kegiatan konkret belajar sebagaimana dirinci pada halaman judul dibahas berikut ini. Pemahaman terhadap aspek ini akan mempengaruhi sikap dan semangat mahasiswa dalam menjalani proses belajar.
Makna Kuliah
Arti kuliah pada umumnya diperoleh mahasiswa bukan karena kesadarannya tentang arti kuliah yang sebenarnya tetapi karena pengalaman mahasiswa dalam mengikuti kuliah. Kesan yang keliru akan mengakibatkan adanya kesenjangan persepsi tujuan antara lembaga pendidikan, dosen dan mahasiswa sehingga proses belajar-mengajar yang efektif menjadi terhambat. Gambar 1a di halaman berikut melukiskan persepsi kuliah yang kebanyakan berlaku menurut pengamatan penulis. Kuliah dan dosen dianggap merupakan sumber pengetahuan utama (dan bahkan satu-satunya) sehingga catatan kuliah merupakan jimat yang ampuh dan dosen merupakan dewa pengetahuan (tapi hanya karena menyembunyikan pengetahuan tersebut). Lingkungan belajar seperti itu menempatkan dosen menjadi seperti tukang sulap yang kelihatan pintar tetapi hanya karena mengetahui muslihat-muslihat (tricks) yang sengaja disembunyikannya dan kemudian menjual pengetahuan tersebut melalui loket kuliah. Mahasiswa memperoleh pengetahuan sedikit demi sedikit dari tangan dosen seperti membeli kue dari sebuah warung.
Kekeliruan persepsi ini bukan semata-mata kesalahan mahasiswa karena persepsi tersebut dapat timbul justru dari sikap dosen yang secara tidak sadar telah menciptakan kondisi demikian. Akibatnya, mahasiswa kebanyakan mempunyai perilaku untuk hanya datang, duduk, dengar dan catat (D3C). Catatan kuliah dianggap sumber pengetahuan dan bahkan kalau perlu mahasiswa tidak usah datang ke kuliah tetapi memfotokopi saja catatan mahasiswa yang lain. Karena pendekatan pengendalian proses belajarmengajar di kelas yang kurang mendukung, banyak mahasiswa yang lebih merasa nyaman menjadi "mesin dengarkopi".
Kalau tujuan individual akan dicapai secara efektif, arti kuliah harus diredefinisi dan arti kuliah yang telah diredefinisi harus dilaksanakan secara konsekuen. Gambar 1b merupakan redefinisi arti kuliah dan proses belajar. Dengan konsep ini, pengetahuan dan keterampilan merupakan barang bebas (walaupun diperlukan biaya untuk memperolehnya). Mahasiswa dan dosen mempunyai kedudukan yang sama dalam akses terhadap pengetahuan. Dosen berbeda dengan mahasiswa karena wawasan dan pengalaman-pengalaman berharga yang dimilikinya yang berkaitan dengan pengetahuan tersebut. Wawasan dan pengalaman dosen diperoleh karena mereka telah mengalami proses belajar dan karena pergaulannya dengan para praktisi atau karena riset atau penelitian yang dilaksanakannya. Dengan demikian, kuliah harus diartikan sebagai forum untuk mengkonfirmasi pemahaman mahasiswa terhadap pengetahuan yang bebas tersebut.
Fakta yang tidak dapat dihindari adalah bahwa waktu kuliah (temu-kelas) adalah sangat pendek dan terbatas. Di lain pihak, cakupan materi dan kedalaman pemahaman tidak dapat diberikan secara seketika dalam waktu yang pendek tersebut. Masalahnya adalah apakah yang harus dikerjakan dalam waktu yang sangat pendek dan terbatas tersebut. Kalau kuliah diisi dengan kegiatan yang sebenarnya mahasiswa dapat melakukan sendiri di luar jam temu kelas maka kelas tersebut sama sekali tidak mempunyai nilai tambah. Di dalam kelas tersebut tidak terjadi proses belajar yang sesungguhnya; yang sesungguhnya terjadi adalah pengalihan catatan dosen ke catatan kuliah mahasiswa melalui proses dengarkopi (proses yang jauh lebih primitif dibandingkan dengan fotokopi). Keefektifan temu kelas dalam menunjang proses belajar sangat bergantung pada pemahaman dan konsepsi dosen dan mahasiswa terhadap arti temu kelas. Kesenjangan pengertian dapat menimbulkan frustrasi di kedua belah pihak.
Fungsi Temu Kelas
Proses belajar merupakan kegiatan yang terencana dan kuliah merupakan kegiatan untuk memperkuat (to reinforce) pemahaman mahasiswa terhadap materi pengetahuan sebagai hasil kegiatan belajar mandiri. Gambar 2 menunjukkan fungsi temu kelas sebagai medium penguatan pemahaman dan bukan sebagai sumber pengetahuan. Bila pada awal temu kelas mahasiswa telah menyiapkan diri sebelumnya maka mahasiswa telah mempunyai pengetahuan awal yang cukup memadai. Dengan demikian fungsi kelas akan menjadi sarana untuk lebih memahami apa yang sebelumnya meragukan. Dengan penjelasan seperlunya dari instruktur, mahasiswa akan dengan segera dan mudah menangkap apa yang dijelaskan atau yang didiskusi di kelas. Tingkat pemahaman akan meningkat dengan cukup pesat karena penjelasan instruktur fungsinya hanyalah untuk memperkuat apa yang sudah dipahami mahasiswa.
Bila mahasiswa tidak menyiapkan diri dan masuk kelas dalam keadaan kosong pikirannya maka pemahaman akan menjadi terhambat atau bahkan tidak ada proses pemahaman sama sekali karena instruktur tidak lagi menjelaskan segala masalah secara rinci dan runtut. Kalau dibandingkan dengan grafik biru, grafik merah meningkat tidak begitu tajam. Setelah temu kelas selesai, tentu saja pemahaman akan menjadi berkurang karena berlalunya waktu. Akan tetapi, penurunan pemahaman pada mahasiswa yang sebelumnya telah belajar tidak akan securam penurunan pemahaman mahasiswa yang tidak belajar sama sekali. Hal ini disebabkan mahasiswa belajar lagi untuk pemahaman topik berikutnya sementara itu topik yang sebelumnya dipelajari ikut menjadi lebih diperkuat lagi oleh materi berikut yang mengacu pada materi sebelumnya. Mahasiswa yang masuk kelas dengan pikiran kosong akan memperoleh pemahaman yang rendah dan samar-samar dan begitu keluar dari kelas pemahaman yang sedikit dan samar-samar tersebut akan segera hilang. Topik berikutnya, yang memerlukan pemahaman topik sebelumnya, akan menjadi lebih sulit untuk dipahaminya dan akhirnya mahasiswa cenderung untuk menghafal saja topik tanpa penalaran dan pemahaman.
Kesepakatan (commitment) antara dosen dan mahasiswa dalam bentuk rencana/program belajar dan silabus merupakan keharusan dalam penyelenggaraan pendidikan. Dengan adanya kesepakatan tersebut sebenarnya tersirat bahwa dosen dan mahasiswa harus memegang buku materi dan acuan yang sama (paling tidak ada buku dan acuan lain yang selalu harus dibawa dan digunakan bersama di kelas). Dengan demikian, kuliah atau temu kelas akan diartikan sebagai ajang untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman (to share the knowledge and experiences) antara dosen dan mahasiswa. Paling tidak temu kelas harus merupakan ajang konfirmasi pemahaman mahasiswa terhadap materi pengajaran yang sudah jelas sumbernya dengan pemahaman dan pengalaman dosen terhadap materi yang sama. Dalam hal inilah lembaga pendidikan perguruan tinggi harus dipandang berbeda dengan lembaga kursus atau pendidikan keterampilan lainnya. Dalam hal ini pulalah education harus dibedakan dengan training. Di samping menuntut aspek keterampilan teknis, education lebih menitikberatkan pada aspek pengembangan kepribadian, visi dan daya/kerangka pikir.
Pengalaman Belajar atau Nilai
Nilai yang diperoleh peserta didik mempunyai fungsi ganda, sebagai ukuran keberhasilan peserta didik dalam mempelajari mata kuliah dan sekaligus sebagai alat evaluasi keberhasilan mata kuliah itu sendiri. Dalam kenyataannya, fungsi yang kedua sering diabaikan sama sekali walaupun makna fungsi yang pertama sebenarnya sangat tergantung kemampuan nilai untuk merefleksi apakah peserta telah menjalani proses belajar yang semestinya. Dalam hal tertentu, nilai yang diperoleh mahasiswa memang merupakan indikator kesuksesan mahasiswa dalam menempuh kuliah tetapi mungkin bukan merupakan ukuran keberhasilan pencapaian tujuan atau sasaran pengajaran mata kuliah dalam mengubah pengetahuan, perilaku atau kepribadian mahasiswa termasuk penalarannya. Dalam hal inilah nilai ujian sebagai ukuran keberhasilan harus dipertimbangkan validitasnya. Bagi mahasiswa yang mempunyai tujuan individual yang jelas, tentunya nilai bukan merupakan tujuan tetapi lebih merupakan suatu konsekuensi logis dari apa yang dilakukannya selama mengikuti proses belajar. Oleh karena itu, pertanyaan yang sangat fundamental bagi mahasiswa sejati adalah apakah mereka belajar untuk nilai atau belajar untuk tahu. Hubungan antara nilai dan proses belajar dapat ditunjukkan dalam skema pada Gambar 3.
Masalah pengendalian belajar yang perlu dipikirkan adalah manakah yang dianggap lebih penting dalam proses belajar: proses belajarnya atau nilainya. Keputusan mengenai hal ini akan mempengaruhi sikap dan perilaku dosen dan mahasiswa dalam proses belajar-mengajar. Bila penyelenggaraan kuliah memungkinkan seorang mahasiswa dapat memperoleh nilai tinggi tanpa mahasiswa tersebut mengalami atau menjalani proses belajar yang semestinya maka mata kuliah dan proses belajarnya sebenarnya belum mengajarkan apaapa kepada mahasiswa.
Bila proses belajar dianggap hal yang penting daripada sekadar nilai ujian (dan inilah sebenarnya jasa yang ditawarkan oleh lembaga pendidikan kepada masyarakat) maka pengendalian proses belajar harus menjadi perhatian utama. Kesepakatan mengenai bagaimana proses belajar-mengajar akan dilaksanakan perlu disampaikan kepada mahasiswa. Persepsi mahasiswa yang keliru mengenai hal ini akan menyebabkan mahasiswa merasa frustrasi menjalankan proses belajar.
Konsepsi Tentang Dosen
Telah disebutkan bahwa dalam proses belajar mengajar yang semestinya, dosen bukan merupakan sumber pengetahuan utama bahkan hanya satu-satunya sumber. Dalam proses belajar mengajar yang efektif, dosen semestinya harus dipandang sebagai seorang manajer kelas. Sumber pengetahuan utama adalah buku, perpustakaan, artikel dalam majalah, hasil penelitian, dan media cetak atau audio-visual lainnya (termasuk pengalaman dosen tentunya). Sekali lagi, dosen mendapat tugas untuk memegang suatu kelas karena yang bersangkutan telah mengalami proses belajar tertentu dan telah memperoleh pengalamanpengalaman berharga (termasuk pengalaman praktik dan penelitian) yang mungkin perlu disampaikan kepada mereka yang akan menjalani proses belajar yang sama. Dengan demikian mahasiswa yang akan menjalani dan mengalami proses yang sama akan memperoleh pengetahuan yang sama (atau bahkan diharapkan lebih) dengan cara yang lebih efektif dan tidak perlu membuat kesalahan yang sama.
Jadi, dosen harus dipandang sebagai manajer kelas dan merupakan nara sumber (resource person) proses belajar. Dalam teknologi pendidikan, dikatakan bahwa dosen bertindak sebagai director, facilitator, motivator, dan evaluator proses belajar. Gambar 1b juga melukiskan peran dosen sebagai manajer kelas dan nara sumber mata kuliah. Dosen menetapkan sumber pengetahuan apa saja yang harus dipelajari secara mandiri oleh mahasiswa dalam bentuk silabus atau program belajar, mahasiswa menjalani program belajar tersebut dan dosen mengendalikan proses belajar mahasiswa.
Kemandirian dalam Belajar
Telah disebutkan di atas bahwa belajar sebenarnya merupakan kegiatan individual dan berlanjutan. Di mata mahasiswa, proses belajar mengajar yang sekarang berjalan pada umumnya belum dipandang sebagai proses belajar mandiri. Hal ini ditunjukkan dengan adanya ketidakmampuan mahasiswa dalam mengungkapkan gagasan dan menemukan suatu gagasan atau masalah untuk bahan penulisan skripsi atau tulisan lainnya. Hal ini mungkin disebabkan proses belajar di kelas sampai tingkat akhir terlalu banyak ditekankan pada aspek doing tetapi kurang penekanan pada aspek thinking/reasoning. Apa yang diajarkan di kelas lebih banyak berkaitan dengan masalah diketahui-hitung-hitungan atau berkaitan dengan bagaimana mengerjakan sesuatu tetapi bukan mengapa demikian dan apa implikasinya.
Dalam banyak hal, dosen bahkan cenderung mengisolasi (tidak memberitahu) hasil penelitian atau gagasan-gagasan alternatif yang berbeda (apalagi yang kontroversial) dengan apa yang diajarkan atau dipraktikkan (berlaku) dengan dalih agar mahasiswa tidak bingung dalam praktik tetapi sementara itu dosen menuntut mahasiswa agar berpikir kreatif dan inovatif (dan suka bertanya). Dalam kondisi yang kontradiktif yang mengarah ke isolasi ini (analogi dengan pemasangan kaca mata kuda), mahasiswa akan cenderung untuk mengoptimalkan dirinya dengan menerima saja apa yang diajarkan. Akibatnya fiksasi fungsional tertanam dalam diri mahasiswa yang pada gilirannya akan menumbuhkan sikap resistensi yang tinggi terhadap perubahan.
Kemandirian belajar sering juga menjadi terhambat karena aspek berpikir dan bernalar banyak diambil alih oleh dosen, baik pada tahun pertama maupun tahun-tahun berikutnya sampai tingkat akhir. Banyak kegiatan yang sebenarnya merupakan kegiatan mandiri (baik thinking maupun doing) diambil alih oleh instruktur/dosen. Ibarat memakan buah apel, dosen mengunyahkan buah tersebut sampai siap ditelan dan mahasiswa tinggal menelannya. Proses semacam ini sebenarnya merupakan proses pembebalan dan bukan proses penajaman pikiran. Keadaan ini dilukiskan dalam Gambar 4a dibandingkan dengan keadaan ideal pada Gambar 4b.
Dalam Gambar 4a, mahasiswa yang sudah terbiasa menelan pengetahuan yang telah dikunyahkan dosen tanpa masalah dan kontroversi (kebetulan dosen juga senang demikian) tiba-tiba pada tahun terakhir (akhir tahun keempat) mahasiswa harus mengunyah sendiri pengetahuan dan mengajukan masalah untuk karya tulisnya. Jelas dapat dibayangkan apa yang akan terjadi. Mahasiswa tidak mampu mengidentifikasi masalah yang menjadi perhatiannya yang pantas untuk diangkat menjadi judul skripsi. Akhirnya mahasiswa mempunyai kesan yang keliru bahwa yang namanya masalah untuk penulisan skripsi adalah suatu bab dalam sebuah buku teks yang tidak dikuasai dengan baik dan belum dipelajari dengan semestinya semasa kuliah. Masalah dalam skripsi adalah masalah dirinya dalam mempelajari topik dan bukan masalah umum. Akibatnya, banyak judul dan isi skripsi yang sama dengan judul dan isi sebuah bab dalam buku teks tetapi dikemas dalam format skripsi. Dengan demikian, skripsi tidak lebih dari sebuah medium untuk belajar suatu bab dalam buku teks yang kalau mahasiswa telah mempelajari bab tersebut dengan baik, mestinya mahasiswa merasa tidak perlu menulis bab tersebut dalam bentuk skripsi. Bukan berarti hal tersebut merupakan sesuatu yang jelek. Kalau memang hal itu yang menjadi tujuan penulisan skripsi, memang itulah yang dapat dicapai.
Kalau proses belajar pada Gambar 4a menjadi pola dan berjalan terus, kemandirian hanya akan menjadi slogan saja dan tidak akan pernah terwujud dalam sikap dan perilaku mahasiswa. Sayangnya, hal seperti ini justru yang sering menjadi harapan atau yang disukai mahasiswa. Dalam angket evaluasi dosen, dosen yang skornya tinggi kadang-kadang justru dosen yang dapat menyampaikan materi secara sistematis dan dapat menghasilkan catatan yang rapi bagi mahasiswa walaupun catatan tersebut akhirnya sama dengan apa yang terdapat dalam buku yang tidak pernah dibaca mahasiswa. Seandainya mahasiswa telah membaca dan memahami (walaupun tidak secara penuh) materi yang dijelaskan secara runtut dan rinci tersebut mungkin mahasiswa akan berpikir bahwa yang dibahas di kelas tidak menambah pengetahuannya sehingga mahasiswa dapat menuntut lebih banyak dari dosen. Hal ini akan mendorong dosen untuk selalu meningkatkan kemampuan dan pengetahuannya. Dengan demikian pengetahuan juga akan menjadi berkembang dan lembaga pendidikan tinggi tidak sekedar berfungsi untuk menyebarkan pengetahuan tetapi juga mengembangkan pengetahuan. Hal ini pulalah yang membedakan perguruan tinggi dengan kursus.
Kemandirian belajar adalah hasil suatu proses dan pengalaman belajar itu sendiri. Kalau proses belajar tidak memberi pengalaman bahwa belajar merupakan suatu kegiatan individual maka perilaku mandiri dalam belajar akan tetap merupakan impian. Masalahnya adalah kapan pengalaman kemandirian harus ditanamkan kepada peserta didik atau mahasiswa. Kapan mahasiswa harus mempunyai kesan yang benar bahwa belajar di perguruan tinggi sangat berbeda dengan belajar di sekolah menengah atau lembaga kursus.
Kemandirian belajar harus dimulai sejak pertama kali mahasiswa memasuki perguruan tinggi. Hal ini dimungkinkan kalau terdapat buku pegangan yang memadai yang dapat dijadikan pegangan bersama antara dosen dan mahasiswa. Sekali lagi, perilaku mandiri akan terbentuk kalau kelas tidak diisi dengan hal-hal yang sebenarnya mahasiswa mampu untuk melakukan sendiri dengan petunjuk seperlunya dari dosen. Di samping itu, mahasiswa harus punya keyakinan bahwa dosen bukan sumber pengetahuan utama. Sumber pengetahuan utama tersedia di perpustakaan dan di media cetak atau audiovisual lainnya. Kemandirian merupakan sikap yang terbentuk akibat rancangan proses belajar yang cermat. Sikap/perilaku mandiri merupakan sikap yang sengaja dibentuk dan bukan sesuatu yang datang dengan sendirinya.
Agar kemandirian dapat terbentuk, tugas dosen adalah mengarahkan, memotivasi, memperlancar dan mengevaluasi proses belajar mandiri mahasiswa sehingga temu kelas akan diisi dengan hal-hal yang bersifat konseptual dan temu kelas akan merupakan ajang konfirmasi pemahaman mahasiswa terhadap materi dan tugas yang harus dikerjakan di luar jam temu kelas. Di lain pihak, mahasiswa dituntut untuk mengerjakan sendiri hal-hal yang sebenarnya mereka mampu untuk mengerjakan dengan petunjuk seperlunya dari dosen/instruktur. Dengan demikian, dosen akan banyak dapat menyampaikan kearifan (wisdom) daripada sekedar masalah teknis sehingga temu kelas akan mempunyai nilai tambah yang tinggi.
Konsep Memiliki Buku
Buku merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari belajar. Buku merupakan sumber pengetahuan. Hal yang sering kurang disadari mahasiswa adalah bahwa memiliki buku lain sekali artinya dengan memiliki kertas bergambar huruf. Lebih menarik lagi adalah bahwa memiliki buku belum merupakan suatu sikap atau budaya kita. Kurangnya minat untuk memiliki buku mungkin timbul karena anggapan bahwa dosen dan kuliah merupakan sumber pengetahuan utama. Mungkin juga masih dianggap hal yang kurang etis di Indonesia untuk memaksa mahasiswa membawa buku dalam kuliah dan digunakan bersama di kelas (mungkin karena kemampuan ekonomik yang tidak sama untuk membeli).
Pertanyaan yang menjadi sindrom dosen bila menggunakan buku di kelas adalah: "Kalau mahasiswa sudah memegang buku yang baik dan jelas dalam menguraikan masalah (apalagi berbahasa Indonesia), lalu apa yang harus saya ajarkan di kelas?" Untuk memecahkan sindrom ini acap kali mahasiswa ditempatkan pada disadvantaged position dengan digunakannya buku bahasa asing sebagai pegangan utama walaupun terdapat buku berbahasa Indonesia yang sebenarnya cukup memadai (tentu saja buku tersebut tidak sempurna). Alasannya adalah mahasiswa harus menguasai materi sekaligus mampu berbahasa Inggris (membaca buku teks asing). Akibatnya, karena kenyataan kemampuan rata-rata mahasiswa untuk memahami buku berbahasa asing (Inggris), banyak mahasiswa yang dengan segala upaya mencari terjemahan atau berusaha mencari penerjemah secara bersama-sama dan membawa buku bahasa Inggris di kelas untuk formalitas saja.
Pendekatan semacam ini dapat bersifat disfungsional, mahasiswa menjadi terhambat dalam menguasai materi sementara itu mahasiswa juga tidak menjadi mampu berbahasa Inggris. Mungkin pendekatan yang terbaik adalah menggunakan buku berbahasa Indonesia sebagai pegangan utama dan buku berbahasa Inggris sebagai buku pendukung dan keduanya dipaksakan untuk dimiliki mahasiswa. Tentu saja pemilihan buku yang dianggap memadai merupakan keputusan strategik (dan dalam hal tertentu juga politis) penyelenggara atau pengelola pendidikan.
Buku adalah sumber pengetahuan yang harus dibaca, ditulisi, dicorat-coret, ditempeli artikel dan "diajak berdialog" sehingga buku tersebut akan menjadi bagian dari pribadi seseorang. Kalau buku yang dibeli tetap bersih dan tidak pernah diajak dialog maka seseorang sebenarnya hanya memiliki kertas bergambar garis dan huruf dan seandainya buku tersebut hilang maka tidak ada rasa kehilangan apapun karena buku yang sama dapat segera dibeli di toko buku. Lain halnya kalau buku tersebut telah dibaca dan dipahami serta diberi tanda-tanda khusus pada bagian-bagian yang dianggap penting dan menarik, maka apabila buku tersebut hilang maka seseorang akan merasa seperti kehilangan seorang kekasih. Sementara itu, ada juga yang membeli buku kemudian memberinya sampul dan membuka dan membacanya secara hati-hati agar buku tersebut tidak rusak dengan harapan setelah selesai digunakan untuk menempuh suatu kuliah buku tersebut sengaja akan dijual kembali (seperti di AS).
Kemampuan Berbahasa
Kemampuan berbahasa dan menggunakan bahasa sebagai alat ekspresi buah pikiran bukan merupakan sesuatu yang gifted tetapi merupakan keterampilan yang harus dipelajari dengan penuh kesadaran. Sayangnya banyak mahasiswa yang merasa dapat berbahasa (bahasa Indonesia khususnya) bukan karena mempelajarinya secara sadar akan tetapi memperolehnya secara alamiah. Bila seseorang ingin mencapai dan menikmati pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan ilmiah, maka bahasa yang dikuasai secara alamiah harus ditingkatkan (improved and refined) menjadi bahasa ilmiah.
Untuk percakapan dan penulisan sehari-hari dalam pergaulan umum, bahasa yang diperoleh secara alamiah memang cukup akan tetapi tingkat kecanggihan bahasa tersebut sebenarnya ada pada tingkat yang paling bawah. Ciri umum bahasa tersebut adalah struktur bahasa yang sederhana (sering tidak lengkap dan mengandung salah kaprah) dan kosa kata yang sangat terbatas. Keefektifan komunikasi lebih banyak diwarnai oleh ungkapan-ungkapan yang situasional (colloquial) dan emosional disertai dengan isyarat (gestures). Bahasa tersebut cukup untuk mengungkapkan hal-hal yang bersifat konkret atau peristiwa nyata dalam kehidupan umum sehari-hari.
Akan tetapi, bahasa awam atau alamiah tidak mampu atau kurang memadai untuk mengungkapkan hal-hal yang bersifat ilmiah dan abstrak atau konseptual yang acapkali sulit dicari alat peraga atau analoginya dengan keadaan nyata atau fisik. Untuk mengungkapkan hal ini diperlukan struktur bahasa dan kosa kata yang lebih canggih. Ciri-ciri bahasa keilmuan adalah kemampuannya untuk membedakan gagasan atau pengertian yang memang berbeda dan strukturnya yang baku dan cermat. Dengan karakteristik ini, suatu gagasan dapat terekspresi dengan cermat tanpa kesalahan makna bagi penerimanya.
Pada waktu belajar di luar negeri, penulis bertemu dengan mahasiswa Amerika (teman baik penulis) yang pada waktu itu membawa kamus The American Heritage Dictionary yang cukup tebal. Penulis menanyakan kepadanya mengapa dia masih membawa kamus segala toh dia sudah bisa berbahasa Inggris. Dengan nada yang cukup tinggi (mungkin dia berpikir bahwa penulis menanyakan stupid question dan ingin memberi pelajaran kepada penulis) dia menjawab yang kira-kira artinya demikian: "Apa kamu kira saya ini tahu semua kata bahasa Inggris?" Pelajaran yang dapat dipetik dari pengalaman ini adalah bahwa seseorang (khususnya dosen dan mahasiswa) harus belajar bahasa sendiri (Indonesia) lebih dari apa yang diperolehnya secara alamiah. Karena sudah merasa mampu berbahasa Indonesia, kebanyakan orang tidak merasa perlu untuk belajar bahasa Indonesia dan mempunyai atau membuka kamus bahasa Indonesia (misalnya Kamus Besar Bahasa Indonesia). Akibatnya orang sering merasa lebih asing mendengar kata bahasa sendiri daripada mendengar kata bahasa asing.
Anehnya, kalau seseorang menjumpai kata asing (Inggris) yang masih asing bagi dirinya, dia dengan sadar dan penuh motivasi berusaha untuk mengetahui artinya dan mencarinya di dalam kamus dan tidak pernah terlintas dalam pikirannya bahwa kata itu aneh. Akan tetapi, kalau dia mendengar kata bahasa Indonesia yang masih asing bagi dirinya, dia merasa itu bukan bahasanya dan akan bereaksi dengan mengatakan "Apa artinya ini, kok aneh-aneh?" dan berusaha untuk tidak pernah tahu apalagi membuka kamus dan menggunakannya secara tepat. Sikap seperti ini sebenarnya menunjukkan bahwa seseorang sudah merasa cukup dan puas dengan bahasa awam atau alamiahnya.
Mahasiswa sering mengeluh bahwa mereka sukar memahami suatu buku yang ditulis dalam bahasa Indonesia. Ada berbagai alasan yang dapat menerangkan hal tersebut. Pertama, buku yang dibacanya membahas masalah konkret dan sederhana tetapi ditulis dengan bahasa yang kurang memadai sehingga sulit dipahami apalagi kalau pembaca hanya menggunakan struktur bahasa alamiahnya sehingga pembaca tidak tahu bahwa struktur bahasa dalam buku tersebut keliru dan menjadi tidak mudah dipahami maksudnya. Kedua, buku tersebut memang ingin mengungkapkan sesuatu yang kompleks dan konseptual yang memerlukan struktur bahasa yang canggih dan ditulis dalam bahasa yang sangat memadai dan baku tetapi mahasiswa menggunakan struktur bahasa alamiahnya untuk memahami. Sayangnya banyak orang yang menuduh bahwa suatu buku sulit dipahami padahal sebenarnya orang tidak mempunyai kemampuan bahasa yang memadai untuk memahami. Ketiga, mahasiswa membaca buku yang memerlukan pemikiran mendalam tetapi membacanya seperti membaca berita di koran sehingga pemahaman tidak diperoleh.
Oleh karena itu, kalau mahasiswa ingin menikmati dunia pengetahuan yang luas dan tinggi, mahasiswa harus memperbaiki kemampuan bahasanya. Mahasiswa harus mempunyai kemampuan berbahasa pada tingkat yang memadai untuk mampu menyerap gagasan dan pengetahuan yang kompleks dan konseptual. Kalau hanya keterampilan teknis yang menjadi tujuan, bahasa alamiah memang sudah cukup. Apakah mahasiswa perlu mampu berbahasa asing (Inggris)? Kalau mahasiswa ingin lebih melebarkan cakrawala pengetahuannya bahasa asing jelas merupakan hal yang tidak dapat ditinggalkan. Masih langkanya bukubuku keilmuan berbahasa Indonesia dewasa ini mengharuskan mahasiswa menguasai bahasa asing (khususnya bahasa Inggris). Mata kuliah dan pengetahuan lain di perguruan tinggi (yang bukan mata kuliah bahasa Inggris tetapi menggunakan buku teks asing), walaupun membantu, bukan merupakan sarana untuk belajar bahasa Inggris. Bahasa Inggris harus dipelajari secara khusus dan serius melalui pelajaran dan pelatihan secara khusus.
Hal yang perlu dicatat adalah bahwa seseorang dapat menguasai bahasa asing (termasuk membaca buku teks) dengan baik kalau dia juga menguasai bahasa sendiri (Indonesia) dengan baik pula. Bagaimana mungkin seseorang dapat belajar bahasa Inggris yang mempunyai struktur yang baku dan canggih kalau dia sendiri tidak menguasai bahasa Indonesia yang baku (dan sebenarnya juga canggih) sebagai pembandingnya? Banyak orang mengeluh dan merasa sulit belajar bahasa Inggris tetapi mereka lupa bahwa kesulitan tersebut sebenarnya disebabkan struktur bahasa Indonesianya sendiri masih belum memadai.
Rangkuman
Belajar di perguruan tinggi merupakan suatu pilihan strategik dalam mencapai tujuan individual seseorang. Semangat, cara belajar, dan sikap mahasiswa terhadap belajar sangat dipengaruhi oleh kesadaran akan adanya tujuan individual dan tujuan lembaga pendidikan yang jelas. Keselarasan tujuan akan menjadikan belajar di perguruan tinggi merupakan kegiatan yang menyenangkan tanpa meninggalkan scientific vigor perguruan tinggi.
Dosen dan kuliah bukan merupakan sumber pengetahuan utama dan oleh karena itu perlu diredefinisi pengertian kuliah sejak dini. Kuliah merupakan ajang untuk mengkonfirmasi pemahaman mahasiswa dalam proses belajar mandiri. Untuk mendukung proses belajar-mengajar yang efektif seperti itu, dosen dan mahasiswa harus mengacu dan memegang buku yang sama.
Pengendalian proses belajar lebih penting daripada hasil atau nilai ujian. Kalau proses belajar dijalankan dengan baik, nilai merupakan konsekuensi logis dari proses tersebut. Kalau proses belajar tidak dikendalikan dengan baik, nilai tidak mencerminkan adanya perubahan perilaku walaupun nilai tersebut menambah atribut seseorang.
Memiliki buku tidak sama dengan memiliki kertas bergambar huruf dan garis. Buku hendaknya diperlakukan sebagai teman atau kekasih sejati; buku harus diajak berdialog.
Kemampuan berbahasa merupakan dasar yang sangat penting untuk dapat memahami pengetahuan yang kompleks dan konseptual. Karya ilmiah dan tinggi tidak dapat begitu saja dipahami dengan hanya menggunakan bahasa alamiah. Penguasaan bahasa yang memadai (baik struktur maupun kosakata) juga sangat membantu seseorang untuk mampu mengekspresi gagasan dan perasaan atau mendeskripsi masalah secara cermat dan efektif.
Banyak jalan menuju sukses pribadi. Perguruan tinggi paling tidak memberi jalan menuju sukses pribadi sekaligus sukses bagi masyarakat. Perilaku mahasiswa di perguruan tinggi akan mewarnai berbagai sukses pribadi seseorang dan juga sukses masyarakat dan negara. Selamat mengevaluasi diri dan belajar dengan perilaku dan pandangan yang semestinya!
Daftar Bacaan
Anton M. Moeliono. Kembara Bahasa: Kumpulan Karangan Tersebar. Jakarta: PT Gramedia, 1989.
Davis, Ivor K. The Management of Learning. London: McGraw-Hill Book Company, 1971.
Gartside, L. English for Business Studies, 3rd ed. Jakarta: Binarupa Aksara, 1989.
Hall, William C. dan Robert Cannon. University Teaching. Adelaide: ACUE, The University of Adelaide, 1975.
International Extension College. Writing for Distance Education. Cambridge, England: IEC, 1979.
Mulyani A. Nurhadi. Proses Belajar-Mengajar. Makalah disampaikan pada "Seminar Modus BelajarMengajar," Fakultas Ekonomi UII di Kaliurang tanggal 10-11 Oktober 1982.
Neusner, Jacob. How to Grade Your Professors and Other Unexpected Advice. Boston: Beacon Press, 1984.
Sterling, Robert S. "Accounting Research, Education and Practices," dalam Schroeder, Richard G. et al. Accounting Theory: Text and Reading. New York: John Wiley and Sons, 1987.
# # #
Sumber: http://suwardjono.com/upload/perilaku-belajar-di-perguruan-tinggi.pdf
Oleh : Suwarjono
25 Nov 2004
Artikel ini telah dimuat di Jurnal Akuntansi & Manajemen edisi Maret 1991. Artikel ini dimuat kembali di halaman elektronik ini dan di organisasi sebagai berikut:
Pengantar
Dalam beberapa seminar dan lokakarya pengajaran akuntansi di berbagai perguruan tinggi, penulis selalu menyampaikan gagasan tentang pola pengajaran, proses belajar-mengajar dan aspek kependidikan yang lain. Seminar dan lokakarya mengenai pola pengajaran alternatif dalam rangka memahamkan pengetahuan akuntansi telah disampaikan penulis antara lain di Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta, STIE Malangkuceswara Malang, STIE Bandung, Fakultas Ekonomi Unibraw Malang, Fakultas Ekonomi Undip Semarang, Universitas Tridinanti Palembang dan Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga.
Peserta semua seminar dan lokakarya tersebut adalah pengelola dan staf pengajar perguruan tinggi karena kegiatan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan keefektifan pengajaran di perguruan tinggi. Sebenarnya, bukan hanya dosen yang harus berusaha untuk memperoleh persepsi dan pemahaman makna belajar yang semestinya tetapi yang lebih penting adalah mahasiswa sebagai subjek belajar juga harus mempunyai persepsi dan pemahaman yang sama. Dengan artikel ini, penulis ingin berbagi gagasan, khususnya dengan mahasiswa, mengenai beberapa aspek belajar yang disampaikan penulis dalam seminar atau lokakarya tersebut dengan harapan bahwa mahasiswa memperoleh gambaran yang semestinya tentang belajar di perguruan tinggi. Artikel ini dapat dipandang sebagai surat terbuka kepada mahasiswa untuk mengevaluasi diri perilaku belajarnya selama ini.
Perguruan Tinggi Sebagai Pilihan Strategik
Belajar di perguruan tinggi merupakan pilihan strategik untuk mencapai tujuan individual bagi mereka yang menyatakan diri untuk belajar melalui jalur formal tersebut. Kesenjangan persepsi dan pemahaman penyelenggara pendidikan, dosen dan mahasiswa mengenai makna belajar di perguruan tinggi dapat menyebabkan proses belajar bersifat disfungsional.
Belajar merupakan hak setiap orang. Akan tetapi, kegiatan belajar di suatu perguruan tinggi merupakan suatu privilege karena hanya orang yang memenuhi syarat saja yang berhak belajar di lembaga pendidikan tersebut. Privilege yang melekat pada mereka yang belajar di suatu perguruan tinggi tidak hanya terletak pada sarana fisik dan sumberdaya manusia yang disediakan tetapi juga pada pengakuan secara formal bahwa seseorang telah menjalani kegiatan belajar dan pelatihan tertentu. Dengan pengakuan tersebut, harapannya adalah bahwa seseorang yang telah mengalami proses belajar secara formal akan mempunyai wawasan, pengetahuan, keterampilan, kepribadian dan perilaku tertentu sesuai dengan apa yang ingin dituju oleh lembaga pendidikan. Tujuan lembaga pendidikan pada umumnya dikaitkan dengan tujuan pendidikan nasional. Yang perlu dicatat adalah bahwa belajar merupakan kegiatan individual, kegiatan yang sengaja dipilih secara sadar karena seseorang mempunyai tujuan individual tertentu. Belajar di perguruan tinggi merupakan suatu pilihan di antara berbagai alternatif strategik untuk mencapai tujuan individual. Kesadaran mengenai hal ini akan sangat menentukan sikap dan pandangan belajar di perguruan tinggi yang pada akhirnya akan menentukan bagaimana seseorang belajar di perguruan tinggi.
Karena seseorang mendapat privilege belajar di perguruan tinggi, seseorang dituntut untuk berbuat atau bertindak lebih dari mereka yang tidak mendapatkan privilege tersebut. Mereka yang belajar di perguruan tinggi dituntut tidak hanya mempunyai keterampilan teknis tetapi juga mempunyai daya dan kerangka pikir serta sikap mental dan kepribadian tertentu sehingga mereka mempunyai wawasan yang luas dalam menghadapi masalah-masalah dalam dunia nyata (masyarakat). Kalau mereka yang mempunyai privilege akhirnya berbuat atau bertindak (termasuk cara belajarnya) seperti mereka yang tidak belajar melalui lembaga formal maka mereka yang berstatus mahasiswa sebenarnya tidak berbeda dengan mereka yang belajar tidak melalui lembaga pendidikan formal kecuali bahwa mereka yang belajar di perguruan tinggi mempunyai kartu mahasiswa dan dengan demikian dianggap statusnya lebih tinggi.
Bila belajar di perguruan tinggi tidak dapat mengubah wawasan dan perilaku akademik atau sosial, pada saat mahasiswa lulus dari perguruan tinggi barangkali mereka hanya bertambah keterampilan dan atributnya (misalnya gelar) tetapi mereka sebenarnya tidak berbeda dengan mereka yang memperoleh ketrampilan yang sama tanpa melalui pendidikan formal. Bila keadaan ini terjadi, perguruan tinggi akan menjadi sekadar tempat antre untuk memperoleh tiket masuk ke arena belajar yang sesungguhnya yaitu praktik di dunia nyata. Akibatnya, kontribusi pendidikan tinggi dalam mengubah keadaan masyarakat menjadi lebih baik dan maju akan menjadi kecil walaupun mungkin tujuan individual mahasiswa yang sempit dan jangka pendek tercapai.
Aspek Belajar
Apapun tujuan yang ingin dicapai melalui belajar di perguruan tinggi, akhirnya tujuan tersebut harus dicapai dalam bentuk unit kegiatan belajar-mengajar yang disebut kuliah. Kuliah merupakan bentuk interaksi antara dosen, mahasiswa dan pengetahuan/ketrampilan. Pemahaman dan persepsi mengenai hubungan ketiga faktor tersebut sangat menentukan keberhasilan proses belajar. Kuliah merupakan kegiatan yang membedakan pendidikan formal dan nonformal. Namun hal yang perlu dicatat adalah bahwa kuliah bukan satu-satunya sumber pengetahuan dan bukan satu-satunya kegiatan belajar.
Beberapa aspek yang berkaitan dengan kegiatan konkret belajar sebagaimana dirinci pada halaman judul dibahas berikut ini. Pemahaman terhadap aspek ini akan mempengaruhi sikap dan semangat mahasiswa dalam menjalani proses belajar.
Makna Kuliah
Arti kuliah pada umumnya diperoleh mahasiswa bukan karena kesadarannya tentang arti kuliah yang sebenarnya tetapi karena pengalaman mahasiswa dalam mengikuti kuliah. Kesan yang keliru akan mengakibatkan adanya kesenjangan persepsi tujuan antara lembaga pendidikan, dosen dan mahasiswa sehingga proses belajar-mengajar yang efektif menjadi terhambat. Gambar 1a di halaman berikut melukiskan persepsi kuliah yang kebanyakan berlaku menurut pengamatan penulis. Kuliah dan dosen dianggap merupakan sumber pengetahuan utama (dan bahkan satu-satunya) sehingga catatan kuliah merupakan jimat yang ampuh dan dosen merupakan dewa pengetahuan (tapi hanya karena menyembunyikan pengetahuan tersebut). Lingkungan belajar seperti itu menempatkan dosen menjadi seperti tukang sulap yang kelihatan pintar tetapi hanya karena mengetahui muslihat-muslihat (tricks) yang sengaja disembunyikannya dan kemudian menjual pengetahuan tersebut melalui loket kuliah. Mahasiswa memperoleh pengetahuan sedikit demi sedikit dari tangan dosen seperti membeli kue dari sebuah warung.
Kekeliruan persepsi ini bukan semata-mata kesalahan mahasiswa karena persepsi tersebut dapat timbul justru dari sikap dosen yang secara tidak sadar telah menciptakan kondisi demikian. Akibatnya, mahasiswa kebanyakan mempunyai perilaku untuk hanya datang, duduk, dengar dan catat (D3C). Catatan kuliah dianggap sumber pengetahuan dan bahkan kalau perlu mahasiswa tidak usah datang ke kuliah tetapi memfotokopi saja catatan mahasiswa yang lain. Karena pendekatan pengendalian proses belajarmengajar di kelas yang kurang mendukung, banyak mahasiswa yang lebih merasa nyaman menjadi "mesin dengarkopi".
Kalau tujuan individual akan dicapai secara efektif, arti kuliah harus diredefinisi dan arti kuliah yang telah diredefinisi harus dilaksanakan secara konsekuen. Gambar 1b merupakan redefinisi arti kuliah dan proses belajar. Dengan konsep ini, pengetahuan dan keterampilan merupakan barang bebas (walaupun diperlukan biaya untuk memperolehnya). Mahasiswa dan dosen mempunyai kedudukan yang sama dalam akses terhadap pengetahuan. Dosen berbeda dengan mahasiswa karena wawasan dan pengalaman-pengalaman berharga yang dimilikinya yang berkaitan dengan pengetahuan tersebut. Wawasan dan pengalaman dosen diperoleh karena mereka telah mengalami proses belajar dan karena pergaulannya dengan para praktisi atau karena riset atau penelitian yang dilaksanakannya. Dengan demikian, kuliah harus diartikan sebagai forum untuk mengkonfirmasi pemahaman mahasiswa terhadap pengetahuan yang bebas tersebut.
Fakta yang tidak dapat dihindari adalah bahwa waktu kuliah (temu-kelas) adalah sangat pendek dan terbatas. Di lain pihak, cakupan materi dan kedalaman pemahaman tidak dapat diberikan secara seketika dalam waktu yang pendek tersebut. Masalahnya adalah apakah yang harus dikerjakan dalam waktu yang sangat pendek dan terbatas tersebut. Kalau kuliah diisi dengan kegiatan yang sebenarnya mahasiswa dapat melakukan sendiri di luar jam temu kelas maka kelas tersebut sama sekali tidak mempunyai nilai tambah. Di dalam kelas tersebut tidak terjadi proses belajar yang sesungguhnya; yang sesungguhnya terjadi adalah pengalihan catatan dosen ke catatan kuliah mahasiswa melalui proses dengarkopi (proses yang jauh lebih primitif dibandingkan dengan fotokopi). Keefektifan temu kelas dalam menunjang proses belajar sangat bergantung pada pemahaman dan konsepsi dosen dan mahasiswa terhadap arti temu kelas. Kesenjangan pengertian dapat menimbulkan frustrasi di kedua belah pihak.
Fungsi Temu Kelas
Proses belajar merupakan kegiatan yang terencana dan kuliah merupakan kegiatan untuk memperkuat (to reinforce) pemahaman mahasiswa terhadap materi pengetahuan sebagai hasil kegiatan belajar mandiri. Gambar 2 menunjukkan fungsi temu kelas sebagai medium penguatan pemahaman dan bukan sebagai sumber pengetahuan. Bila pada awal temu kelas mahasiswa telah menyiapkan diri sebelumnya maka mahasiswa telah mempunyai pengetahuan awal yang cukup memadai. Dengan demikian fungsi kelas akan menjadi sarana untuk lebih memahami apa yang sebelumnya meragukan. Dengan penjelasan seperlunya dari instruktur, mahasiswa akan dengan segera dan mudah menangkap apa yang dijelaskan atau yang didiskusi di kelas. Tingkat pemahaman akan meningkat dengan cukup pesat karena penjelasan instruktur fungsinya hanyalah untuk memperkuat apa yang sudah dipahami mahasiswa.
Bila mahasiswa tidak menyiapkan diri dan masuk kelas dalam keadaan kosong pikirannya maka pemahaman akan menjadi terhambat atau bahkan tidak ada proses pemahaman sama sekali karena instruktur tidak lagi menjelaskan segala masalah secara rinci dan runtut. Kalau dibandingkan dengan grafik biru, grafik merah meningkat tidak begitu tajam. Setelah temu kelas selesai, tentu saja pemahaman akan menjadi berkurang karena berlalunya waktu. Akan tetapi, penurunan pemahaman pada mahasiswa yang sebelumnya telah belajar tidak akan securam penurunan pemahaman mahasiswa yang tidak belajar sama sekali. Hal ini disebabkan mahasiswa belajar lagi untuk pemahaman topik berikutnya sementara itu topik yang sebelumnya dipelajari ikut menjadi lebih diperkuat lagi oleh materi berikut yang mengacu pada materi sebelumnya. Mahasiswa yang masuk kelas dengan pikiran kosong akan memperoleh pemahaman yang rendah dan samar-samar dan begitu keluar dari kelas pemahaman yang sedikit dan samar-samar tersebut akan segera hilang. Topik berikutnya, yang memerlukan pemahaman topik sebelumnya, akan menjadi lebih sulit untuk dipahaminya dan akhirnya mahasiswa cenderung untuk menghafal saja topik tanpa penalaran dan pemahaman.
Kesepakatan (commitment) antara dosen dan mahasiswa dalam bentuk rencana/program belajar dan silabus merupakan keharusan dalam penyelenggaraan pendidikan. Dengan adanya kesepakatan tersebut sebenarnya tersirat bahwa dosen dan mahasiswa harus memegang buku materi dan acuan yang sama (paling tidak ada buku dan acuan lain yang selalu harus dibawa dan digunakan bersama di kelas). Dengan demikian, kuliah atau temu kelas akan diartikan sebagai ajang untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman (to share the knowledge and experiences) antara dosen dan mahasiswa. Paling tidak temu kelas harus merupakan ajang konfirmasi pemahaman mahasiswa terhadap materi pengajaran yang sudah jelas sumbernya dengan pemahaman dan pengalaman dosen terhadap materi yang sama. Dalam hal inilah lembaga pendidikan perguruan tinggi harus dipandang berbeda dengan lembaga kursus atau pendidikan keterampilan lainnya. Dalam hal ini pulalah education harus dibedakan dengan training. Di samping menuntut aspek keterampilan teknis, education lebih menitikberatkan pada aspek pengembangan kepribadian, visi dan daya/kerangka pikir.
Pengalaman Belajar atau Nilai
Nilai yang diperoleh peserta didik mempunyai fungsi ganda, sebagai ukuran keberhasilan peserta didik dalam mempelajari mata kuliah dan sekaligus sebagai alat evaluasi keberhasilan mata kuliah itu sendiri. Dalam kenyataannya, fungsi yang kedua sering diabaikan sama sekali walaupun makna fungsi yang pertama sebenarnya sangat tergantung kemampuan nilai untuk merefleksi apakah peserta telah menjalani proses belajar yang semestinya. Dalam hal tertentu, nilai yang diperoleh mahasiswa memang merupakan indikator kesuksesan mahasiswa dalam menempuh kuliah tetapi mungkin bukan merupakan ukuran keberhasilan pencapaian tujuan atau sasaran pengajaran mata kuliah dalam mengubah pengetahuan, perilaku atau kepribadian mahasiswa termasuk penalarannya. Dalam hal inilah nilai ujian sebagai ukuran keberhasilan harus dipertimbangkan validitasnya. Bagi mahasiswa yang mempunyai tujuan individual yang jelas, tentunya nilai bukan merupakan tujuan tetapi lebih merupakan suatu konsekuensi logis dari apa yang dilakukannya selama mengikuti proses belajar. Oleh karena itu, pertanyaan yang sangat fundamental bagi mahasiswa sejati adalah apakah mereka belajar untuk nilai atau belajar untuk tahu. Hubungan antara nilai dan proses belajar dapat ditunjukkan dalam skema pada Gambar 3.
Masalah pengendalian belajar yang perlu dipikirkan adalah manakah yang dianggap lebih penting dalam proses belajar: proses belajarnya atau nilainya. Keputusan mengenai hal ini akan mempengaruhi sikap dan perilaku dosen dan mahasiswa dalam proses belajar-mengajar. Bila penyelenggaraan kuliah memungkinkan seorang mahasiswa dapat memperoleh nilai tinggi tanpa mahasiswa tersebut mengalami atau menjalani proses belajar yang semestinya maka mata kuliah dan proses belajarnya sebenarnya belum mengajarkan apaapa kepada mahasiswa.
Bila proses belajar dianggap hal yang penting daripada sekadar nilai ujian (dan inilah sebenarnya jasa yang ditawarkan oleh lembaga pendidikan kepada masyarakat) maka pengendalian proses belajar harus menjadi perhatian utama. Kesepakatan mengenai bagaimana proses belajar-mengajar akan dilaksanakan perlu disampaikan kepada mahasiswa. Persepsi mahasiswa yang keliru mengenai hal ini akan menyebabkan mahasiswa merasa frustrasi menjalankan proses belajar.
Konsepsi Tentang Dosen
Telah disebutkan bahwa dalam proses belajar mengajar yang semestinya, dosen bukan merupakan sumber pengetahuan utama bahkan hanya satu-satunya sumber. Dalam proses belajar mengajar yang efektif, dosen semestinya harus dipandang sebagai seorang manajer kelas. Sumber pengetahuan utama adalah buku, perpustakaan, artikel dalam majalah, hasil penelitian, dan media cetak atau audio-visual lainnya (termasuk pengalaman dosen tentunya). Sekali lagi, dosen mendapat tugas untuk memegang suatu kelas karena yang bersangkutan telah mengalami proses belajar tertentu dan telah memperoleh pengalamanpengalaman berharga (termasuk pengalaman praktik dan penelitian) yang mungkin perlu disampaikan kepada mereka yang akan menjalani proses belajar yang sama. Dengan demikian mahasiswa yang akan menjalani dan mengalami proses yang sama akan memperoleh pengetahuan yang sama (atau bahkan diharapkan lebih) dengan cara yang lebih efektif dan tidak perlu membuat kesalahan yang sama.
Jadi, dosen harus dipandang sebagai manajer kelas dan merupakan nara sumber (resource person) proses belajar. Dalam teknologi pendidikan, dikatakan bahwa dosen bertindak sebagai director, facilitator, motivator, dan evaluator proses belajar. Gambar 1b juga melukiskan peran dosen sebagai manajer kelas dan nara sumber mata kuliah. Dosen menetapkan sumber pengetahuan apa saja yang harus dipelajari secara mandiri oleh mahasiswa dalam bentuk silabus atau program belajar, mahasiswa menjalani program belajar tersebut dan dosen mengendalikan proses belajar mahasiswa.
Kemandirian dalam Belajar
Telah disebutkan di atas bahwa belajar sebenarnya merupakan kegiatan individual dan berlanjutan. Di mata mahasiswa, proses belajar mengajar yang sekarang berjalan pada umumnya belum dipandang sebagai proses belajar mandiri. Hal ini ditunjukkan dengan adanya ketidakmampuan mahasiswa dalam mengungkapkan gagasan dan menemukan suatu gagasan atau masalah untuk bahan penulisan skripsi atau tulisan lainnya. Hal ini mungkin disebabkan proses belajar di kelas sampai tingkat akhir terlalu banyak ditekankan pada aspek doing tetapi kurang penekanan pada aspek thinking/reasoning. Apa yang diajarkan di kelas lebih banyak berkaitan dengan masalah diketahui-hitung-hitungan atau berkaitan dengan bagaimana mengerjakan sesuatu tetapi bukan mengapa demikian dan apa implikasinya.
Dalam banyak hal, dosen bahkan cenderung mengisolasi (tidak memberitahu) hasil penelitian atau gagasan-gagasan alternatif yang berbeda (apalagi yang kontroversial) dengan apa yang diajarkan atau dipraktikkan (berlaku) dengan dalih agar mahasiswa tidak bingung dalam praktik tetapi sementara itu dosen menuntut mahasiswa agar berpikir kreatif dan inovatif (dan suka bertanya). Dalam kondisi yang kontradiktif yang mengarah ke isolasi ini (analogi dengan pemasangan kaca mata kuda), mahasiswa akan cenderung untuk mengoptimalkan dirinya dengan menerima saja apa yang diajarkan. Akibatnya fiksasi fungsional tertanam dalam diri mahasiswa yang pada gilirannya akan menumbuhkan sikap resistensi yang tinggi terhadap perubahan.
Kemandirian belajar sering juga menjadi terhambat karena aspek berpikir dan bernalar banyak diambil alih oleh dosen, baik pada tahun pertama maupun tahun-tahun berikutnya sampai tingkat akhir. Banyak kegiatan yang sebenarnya merupakan kegiatan mandiri (baik thinking maupun doing) diambil alih oleh instruktur/dosen. Ibarat memakan buah apel, dosen mengunyahkan buah tersebut sampai siap ditelan dan mahasiswa tinggal menelannya. Proses semacam ini sebenarnya merupakan proses pembebalan dan bukan proses penajaman pikiran. Keadaan ini dilukiskan dalam Gambar 4a dibandingkan dengan keadaan ideal pada Gambar 4b.
Dalam Gambar 4a, mahasiswa yang sudah terbiasa menelan pengetahuan yang telah dikunyahkan dosen tanpa masalah dan kontroversi (kebetulan dosen juga senang demikian) tiba-tiba pada tahun terakhir (akhir tahun keempat) mahasiswa harus mengunyah sendiri pengetahuan dan mengajukan masalah untuk karya tulisnya. Jelas dapat dibayangkan apa yang akan terjadi. Mahasiswa tidak mampu mengidentifikasi masalah yang menjadi perhatiannya yang pantas untuk diangkat menjadi judul skripsi. Akhirnya mahasiswa mempunyai kesan yang keliru bahwa yang namanya masalah untuk penulisan skripsi adalah suatu bab dalam sebuah buku teks yang tidak dikuasai dengan baik dan belum dipelajari dengan semestinya semasa kuliah. Masalah dalam skripsi adalah masalah dirinya dalam mempelajari topik dan bukan masalah umum. Akibatnya, banyak judul dan isi skripsi yang sama dengan judul dan isi sebuah bab dalam buku teks tetapi dikemas dalam format skripsi. Dengan demikian, skripsi tidak lebih dari sebuah medium untuk belajar suatu bab dalam buku teks yang kalau mahasiswa telah mempelajari bab tersebut dengan baik, mestinya mahasiswa merasa tidak perlu menulis bab tersebut dalam bentuk skripsi. Bukan berarti hal tersebut merupakan sesuatu yang jelek. Kalau memang hal itu yang menjadi tujuan penulisan skripsi, memang itulah yang dapat dicapai.
Kalau proses belajar pada Gambar 4a menjadi pola dan berjalan terus, kemandirian hanya akan menjadi slogan saja dan tidak akan pernah terwujud dalam sikap dan perilaku mahasiswa. Sayangnya, hal seperti ini justru yang sering menjadi harapan atau yang disukai mahasiswa. Dalam angket evaluasi dosen, dosen yang skornya tinggi kadang-kadang justru dosen yang dapat menyampaikan materi secara sistematis dan dapat menghasilkan catatan yang rapi bagi mahasiswa walaupun catatan tersebut akhirnya sama dengan apa yang terdapat dalam buku yang tidak pernah dibaca mahasiswa. Seandainya mahasiswa telah membaca dan memahami (walaupun tidak secara penuh) materi yang dijelaskan secara runtut dan rinci tersebut mungkin mahasiswa akan berpikir bahwa yang dibahas di kelas tidak menambah pengetahuannya sehingga mahasiswa dapat menuntut lebih banyak dari dosen. Hal ini akan mendorong dosen untuk selalu meningkatkan kemampuan dan pengetahuannya. Dengan demikian pengetahuan juga akan menjadi berkembang dan lembaga pendidikan tinggi tidak sekedar berfungsi untuk menyebarkan pengetahuan tetapi juga mengembangkan pengetahuan. Hal ini pulalah yang membedakan perguruan tinggi dengan kursus.
Kemandirian belajar adalah hasil suatu proses dan pengalaman belajar itu sendiri. Kalau proses belajar tidak memberi pengalaman bahwa belajar merupakan suatu kegiatan individual maka perilaku mandiri dalam belajar akan tetap merupakan impian. Masalahnya adalah kapan pengalaman kemandirian harus ditanamkan kepada peserta didik atau mahasiswa. Kapan mahasiswa harus mempunyai kesan yang benar bahwa belajar di perguruan tinggi sangat berbeda dengan belajar di sekolah menengah atau lembaga kursus.
Kemandirian belajar harus dimulai sejak pertama kali mahasiswa memasuki perguruan tinggi. Hal ini dimungkinkan kalau terdapat buku pegangan yang memadai yang dapat dijadikan pegangan bersama antara dosen dan mahasiswa. Sekali lagi, perilaku mandiri akan terbentuk kalau kelas tidak diisi dengan hal-hal yang sebenarnya mahasiswa mampu untuk melakukan sendiri dengan petunjuk seperlunya dari dosen. Di samping itu, mahasiswa harus punya keyakinan bahwa dosen bukan sumber pengetahuan utama. Sumber pengetahuan utama tersedia di perpustakaan dan di media cetak atau audiovisual lainnya. Kemandirian merupakan sikap yang terbentuk akibat rancangan proses belajar yang cermat. Sikap/perilaku mandiri merupakan sikap yang sengaja dibentuk dan bukan sesuatu yang datang dengan sendirinya.
Agar kemandirian dapat terbentuk, tugas dosen adalah mengarahkan, memotivasi, memperlancar dan mengevaluasi proses belajar mandiri mahasiswa sehingga temu kelas akan diisi dengan hal-hal yang bersifat konseptual dan temu kelas akan merupakan ajang konfirmasi pemahaman mahasiswa terhadap materi dan tugas yang harus dikerjakan di luar jam temu kelas. Di lain pihak, mahasiswa dituntut untuk mengerjakan sendiri hal-hal yang sebenarnya mereka mampu untuk mengerjakan dengan petunjuk seperlunya dari dosen/instruktur. Dengan demikian, dosen akan banyak dapat menyampaikan kearifan (wisdom) daripada sekedar masalah teknis sehingga temu kelas akan mempunyai nilai tambah yang tinggi.
Konsep Memiliki Buku
Buku merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari belajar. Buku merupakan sumber pengetahuan. Hal yang sering kurang disadari mahasiswa adalah bahwa memiliki buku lain sekali artinya dengan memiliki kertas bergambar huruf. Lebih menarik lagi adalah bahwa memiliki buku belum merupakan suatu sikap atau budaya kita. Kurangnya minat untuk memiliki buku mungkin timbul karena anggapan bahwa dosen dan kuliah merupakan sumber pengetahuan utama. Mungkin juga masih dianggap hal yang kurang etis di Indonesia untuk memaksa mahasiswa membawa buku dalam kuliah dan digunakan bersama di kelas (mungkin karena kemampuan ekonomik yang tidak sama untuk membeli).
Pertanyaan yang menjadi sindrom dosen bila menggunakan buku di kelas adalah: "Kalau mahasiswa sudah memegang buku yang baik dan jelas dalam menguraikan masalah (apalagi berbahasa Indonesia), lalu apa yang harus saya ajarkan di kelas?" Untuk memecahkan sindrom ini acap kali mahasiswa ditempatkan pada disadvantaged position dengan digunakannya buku bahasa asing sebagai pegangan utama walaupun terdapat buku berbahasa Indonesia yang sebenarnya cukup memadai (tentu saja buku tersebut tidak sempurna). Alasannya adalah mahasiswa harus menguasai materi sekaligus mampu berbahasa Inggris (membaca buku teks asing). Akibatnya, karena kenyataan kemampuan rata-rata mahasiswa untuk memahami buku berbahasa asing (Inggris), banyak mahasiswa yang dengan segala upaya mencari terjemahan atau berusaha mencari penerjemah secara bersama-sama dan membawa buku bahasa Inggris di kelas untuk formalitas saja.
Pendekatan semacam ini dapat bersifat disfungsional, mahasiswa menjadi terhambat dalam menguasai materi sementara itu mahasiswa juga tidak menjadi mampu berbahasa Inggris. Mungkin pendekatan yang terbaik adalah menggunakan buku berbahasa Indonesia sebagai pegangan utama dan buku berbahasa Inggris sebagai buku pendukung dan keduanya dipaksakan untuk dimiliki mahasiswa. Tentu saja pemilihan buku yang dianggap memadai merupakan keputusan strategik (dan dalam hal tertentu juga politis) penyelenggara atau pengelola pendidikan.
Buku adalah sumber pengetahuan yang harus dibaca, ditulisi, dicorat-coret, ditempeli artikel dan "diajak berdialog" sehingga buku tersebut akan menjadi bagian dari pribadi seseorang. Kalau buku yang dibeli tetap bersih dan tidak pernah diajak dialog maka seseorang sebenarnya hanya memiliki kertas bergambar garis dan huruf dan seandainya buku tersebut hilang maka tidak ada rasa kehilangan apapun karena buku yang sama dapat segera dibeli di toko buku. Lain halnya kalau buku tersebut telah dibaca dan dipahami serta diberi tanda-tanda khusus pada bagian-bagian yang dianggap penting dan menarik, maka apabila buku tersebut hilang maka seseorang akan merasa seperti kehilangan seorang kekasih. Sementara itu, ada juga yang membeli buku kemudian memberinya sampul dan membuka dan membacanya secara hati-hati agar buku tersebut tidak rusak dengan harapan setelah selesai digunakan untuk menempuh suatu kuliah buku tersebut sengaja akan dijual kembali (seperti di AS).
Kemampuan Berbahasa
Kemampuan berbahasa dan menggunakan bahasa sebagai alat ekspresi buah pikiran bukan merupakan sesuatu yang gifted tetapi merupakan keterampilan yang harus dipelajari dengan penuh kesadaran. Sayangnya banyak mahasiswa yang merasa dapat berbahasa (bahasa Indonesia khususnya) bukan karena mempelajarinya secara sadar akan tetapi memperolehnya secara alamiah. Bila seseorang ingin mencapai dan menikmati pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan ilmiah, maka bahasa yang dikuasai secara alamiah harus ditingkatkan (improved and refined) menjadi bahasa ilmiah.
Untuk percakapan dan penulisan sehari-hari dalam pergaulan umum, bahasa yang diperoleh secara alamiah memang cukup akan tetapi tingkat kecanggihan bahasa tersebut sebenarnya ada pada tingkat yang paling bawah. Ciri umum bahasa tersebut adalah struktur bahasa yang sederhana (sering tidak lengkap dan mengandung salah kaprah) dan kosa kata yang sangat terbatas. Keefektifan komunikasi lebih banyak diwarnai oleh ungkapan-ungkapan yang situasional (colloquial) dan emosional disertai dengan isyarat (gestures). Bahasa tersebut cukup untuk mengungkapkan hal-hal yang bersifat konkret atau peristiwa nyata dalam kehidupan umum sehari-hari.
Akan tetapi, bahasa awam atau alamiah tidak mampu atau kurang memadai untuk mengungkapkan hal-hal yang bersifat ilmiah dan abstrak atau konseptual yang acapkali sulit dicari alat peraga atau analoginya dengan keadaan nyata atau fisik. Untuk mengungkapkan hal ini diperlukan struktur bahasa dan kosa kata yang lebih canggih. Ciri-ciri bahasa keilmuan adalah kemampuannya untuk membedakan gagasan atau pengertian yang memang berbeda dan strukturnya yang baku dan cermat. Dengan karakteristik ini, suatu gagasan dapat terekspresi dengan cermat tanpa kesalahan makna bagi penerimanya.
Pada waktu belajar di luar negeri, penulis bertemu dengan mahasiswa Amerika (teman baik penulis) yang pada waktu itu membawa kamus The American Heritage Dictionary yang cukup tebal. Penulis menanyakan kepadanya mengapa dia masih membawa kamus segala toh dia sudah bisa berbahasa Inggris. Dengan nada yang cukup tinggi (mungkin dia berpikir bahwa penulis menanyakan stupid question dan ingin memberi pelajaran kepada penulis) dia menjawab yang kira-kira artinya demikian: "Apa kamu kira saya ini tahu semua kata bahasa Inggris?" Pelajaran yang dapat dipetik dari pengalaman ini adalah bahwa seseorang (khususnya dosen dan mahasiswa) harus belajar bahasa sendiri (Indonesia) lebih dari apa yang diperolehnya secara alamiah. Karena sudah merasa mampu berbahasa Indonesia, kebanyakan orang tidak merasa perlu untuk belajar bahasa Indonesia dan mempunyai atau membuka kamus bahasa Indonesia (misalnya Kamus Besar Bahasa Indonesia). Akibatnya orang sering merasa lebih asing mendengar kata bahasa sendiri daripada mendengar kata bahasa asing.
Anehnya, kalau seseorang menjumpai kata asing (Inggris) yang masih asing bagi dirinya, dia dengan sadar dan penuh motivasi berusaha untuk mengetahui artinya dan mencarinya di dalam kamus dan tidak pernah terlintas dalam pikirannya bahwa kata itu aneh. Akan tetapi, kalau dia mendengar kata bahasa Indonesia yang masih asing bagi dirinya, dia merasa itu bukan bahasanya dan akan bereaksi dengan mengatakan "Apa artinya ini, kok aneh-aneh?" dan berusaha untuk tidak pernah tahu apalagi membuka kamus dan menggunakannya secara tepat. Sikap seperti ini sebenarnya menunjukkan bahwa seseorang sudah merasa cukup dan puas dengan bahasa awam atau alamiahnya.
Mahasiswa sering mengeluh bahwa mereka sukar memahami suatu buku yang ditulis dalam bahasa Indonesia. Ada berbagai alasan yang dapat menerangkan hal tersebut. Pertama, buku yang dibacanya membahas masalah konkret dan sederhana tetapi ditulis dengan bahasa yang kurang memadai sehingga sulit dipahami apalagi kalau pembaca hanya menggunakan struktur bahasa alamiahnya sehingga pembaca tidak tahu bahwa struktur bahasa dalam buku tersebut keliru dan menjadi tidak mudah dipahami maksudnya. Kedua, buku tersebut memang ingin mengungkapkan sesuatu yang kompleks dan konseptual yang memerlukan struktur bahasa yang canggih dan ditulis dalam bahasa yang sangat memadai dan baku tetapi mahasiswa menggunakan struktur bahasa alamiahnya untuk memahami. Sayangnya banyak orang yang menuduh bahwa suatu buku sulit dipahami padahal sebenarnya orang tidak mempunyai kemampuan bahasa yang memadai untuk memahami. Ketiga, mahasiswa membaca buku yang memerlukan pemikiran mendalam tetapi membacanya seperti membaca berita di koran sehingga pemahaman tidak diperoleh.
Oleh karena itu, kalau mahasiswa ingin menikmati dunia pengetahuan yang luas dan tinggi, mahasiswa harus memperbaiki kemampuan bahasanya. Mahasiswa harus mempunyai kemampuan berbahasa pada tingkat yang memadai untuk mampu menyerap gagasan dan pengetahuan yang kompleks dan konseptual. Kalau hanya keterampilan teknis yang menjadi tujuan, bahasa alamiah memang sudah cukup. Apakah mahasiswa perlu mampu berbahasa asing (Inggris)? Kalau mahasiswa ingin lebih melebarkan cakrawala pengetahuannya bahasa asing jelas merupakan hal yang tidak dapat ditinggalkan. Masih langkanya bukubuku keilmuan berbahasa Indonesia dewasa ini mengharuskan mahasiswa menguasai bahasa asing (khususnya bahasa Inggris). Mata kuliah dan pengetahuan lain di perguruan tinggi (yang bukan mata kuliah bahasa Inggris tetapi menggunakan buku teks asing), walaupun membantu, bukan merupakan sarana untuk belajar bahasa Inggris. Bahasa Inggris harus dipelajari secara khusus dan serius melalui pelajaran dan pelatihan secara khusus.
Hal yang perlu dicatat adalah bahwa seseorang dapat menguasai bahasa asing (termasuk membaca buku teks) dengan baik kalau dia juga menguasai bahasa sendiri (Indonesia) dengan baik pula. Bagaimana mungkin seseorang dapat belajar bahasa Inggris yang mempunyai struktur yang baku dan canggih kalau dia sendiri tidak menguasai bahasa Indonesia yang baku (dan sebenarnya juga canggih) sebagai pembandingnya? Banyak orang mengeluh dan merasa sulit belajar bahasa Inggris tetapi mereka lupa bahwa kesulitan tersebut sebenarnya disebabkan struktur bahasa Indonesianya sendiri masih belum memadai.
Rangkuman
Belajar di perguruan tinggi merupakan suatu pilihan strategik dalam mencapai tujuan individual seseorang. Semangat, cara belajar, dan sikap mahasiswa terhadap belajar sangat dipengaruhi oleh kesadaran akan adanya tujuan individual dan tujuan lembaga pendidikan yang jelas. Keselarasan tujuan akan menjadikan belajar di perguruan tinggi merupakan kegiatan yang menyenangkan tanpa meninggalkan scientific vigor perguruan tinggi.
Dosen dan kuliah bukan merupakan sumber pengetahuan utama dan oleh karena itu perlu diredefinisi pengertian kuliah sejak dini. Kuliah merupakan ajang untuk mengkonfirmasi pemahaman mahasiswa dalam proses belajar mandiri. Untuk mendukung proses belajar-mengajar yang efektif seperti itu, dosen dan mahasiswa harus mengacu dan memegang buku yang sama.
Pengendalian proses belajar lebih penting daripada hasil atau nilai ujian. Kalau proses belajar dijalankan dengan baik, nilai merupakan konsekuensi logis dari proses tersebut. Kalau proses belajar tidak dikendalikan dengan baik, nilai tidak mencerminkan adanya perubahan perilaku walaupun nilai tersebut menambah atribut seseorang.
Memiliki buku tidak sama dengan memiliki kertas bergambar huruf dan garis. Buku hendaknya diperlakukan sebagai teman atau kekasih sejati; buku harus diajak berdialog.
Kemampuan berbahasa merupakan dasar yang sangat penting untuk dapat memahami pengetahuan yang kompleks dan konseptual. Karya ilmiah dan tinggi tidak dapat begitu saja dipahami dengan hanya menggunakan bahasa alamiah. Penguasaan bahasa yang memadai (baik struktur maupun kosakata) juga sangat membantu seseorang untuk mampu mengekspresi gagasan dan perasaan atau mendeskripsi masalah secara cermat dan efektif.
Banyak jalan menuju sukses pribadi. Perguruan tinggi paling tidak memberi jalan menuju sukses pribadi sekaligus sukses bagi masyarakat. Perilaku mahasiswa di perguruan tinggi akan mewarnai berbagai sukses pribadi seseorang dan juga sukses masyarakat dan negara. Selamat mengevaluasi diri dan belajar dengan perilaku dan pandangan yang semestinya!
Daftar Bacaan
Anton M. Moeliono. Kembara Bahasa: Kumpulan Karangan Tersebar. Jakarta: PT Gramedia, 1989.
Davis, Ivor K. The Management of Learning. London: McGraw-Hill Book Company, 1971.
Gartside, L. English for Business Studies, 3rd ed. Jakarta: Binarupa Aksara, 1989.
Hall, William C. dan Robert Cannon. University Teaching. Adelaide: ACUE, The University of Adelaide, 1975.
International Extension College. Writing for Distance Education. Cambridge, England: IEC, 1979.
Mulyani A. Nurhadi. Proses Belajar-Mengajar. Makalah disampaikan pada "Seminar Modus BelajarMengajar," Fakultas Ekonomi UII di Kaliurang tanggal 10-11 Oktober 1982.
Neusner, Jacob. How to Grade Your Professors and Other Unexpected Advice. Boston: Beacon Press, 1984.
Sterling, Robert S. "Accounting Research, Education and Practices," dalam Schroeder, Richard G. et al. Accounting Theory: Text and Reading. New York: John Wiley and Sons, 1987.
# # #
Sumber: http://suwardjono.com/upload/perilaku-belajar-di-perguruan-tinggi.pdf
Tips Sukses Belajar Bahasa Inggris
Kiat Sukses Belajar Bahasa Inggris
Bukan hal baru lagi bahwa menguasai bahasa Inggris merupakan suatu keharusan. Fakta membuktikan bahwa menguasai bahasa Inggris itu sangat penting dalam melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, mendapatkan pekerjaan, mengikuti perkembangan sains dan teknologi, dan untuk berkomunikasi di era global.
Agar dapat mengikuti kuliah di perguruan tinggi dengan baik, seseorang dituntut untuk menguasai bahasa Inggris pasif maupun aktif. Sebagai mahasiswa baru misalnya, ia dituntut untuk memiliki nilai TOEFL minimal 400. Dalam perkuliahan, mahasiswa juga diharuskan untuk dapat membaca buku-buku literatur dalam bahasa Inggris maupun mengakses informasi lewat internet yang sebagian besar ditulis dalam bahasa Inggris.
Untuk memperoleh pekerjaan dengan mudah, seseorang perlu memiliki kemahiran berbahasa Inggris yang memadai. Sebelum diterima menjadi pegawai atau karyawan, seorang pencari kerja pada umumnya menjalani serangkaian tes tertulis dan wawancara yang sering dilakukan dalam bahasa Inggris. Seorang pegawai atau karyawan akan banyak memperoleh keuntungan bila yang bersangkutan menguasai bahasa Inggris seperti mendapatkan kesempatan mengikuti studi lanjut dan promosi atau kenaikan jabatan.
Ada sebuah cerita yang mungkin dapat membuka cakrawala pikir kita akan pentingnya menguasai bahasa Inggris. Ada seorang lulusan SMA yang terpaksa menjadi tukang becak untuk menopang ekonomi keluarganya. Sejak SMP, nilai bahasa Inggris yang bersangkutan selalu tinggi. Sebenarnya ia bercita-cita untuk melanjutkan studinya ke perguruan tinggi. Namun, karena kemampuan ekonomi keluarganya yang tidak mendukung, ia dengan terpaksa memendam cita-citanya tersebut. Suatu hari ketika ia sedang mengayuh becaknya, seorang turis perempuan mendekatinya dan minta diantarkan ke suatu tempat. Purnomo yang bisa berbahasa Inggris mempersilakan turis dari Inggris tersebut untuk naik ke becaknya dan mengantarkannya ke tujuan.
Di sepanjang perjalanan, mereka bercakap-cakap dalam bahasa Inggris. Si turis inggris itu terkesima karena baru kali ini ia bisa bercakap-cakap dengan penarik becak. Memang kadang ada satu dua penarik becak yahg bisa berbahasa Inggris, namun itu hanya sebatas menawarkan harga, menanyakan tujuan penumpang, dan berterima kasih. Lain sekali dengan yang satu ini yang bisa menanyakan dari negara mana si turis berasal, kapan tiba di Indonesia, dan tempat-tempat apa saja yang telah turis tersebut kunjungi selama di Indonesia. Ia juga menceriterakan bagaimana ia dapat berbahasa Inggris dengan cukup fasih. Ia menjelaskan bahwa ia suka bahasa Inggris sejak SMP dan ingin sekali melanjutkan belajar bahasa Inggris di perguruan tinggi, namun kemampuan ekonomi orangtuanya tidak mendukung sehingga ia terpaksa menjadi penarik becak untuk mendapatkan uang yang akan ditabungnya untuk melanjutkan kuliah. Sesekali turis wanita itu menengok ke belakang dan memandang kedua kaki penarik becak yang kokoh.
Saat itulah ia merasakan perasaan aneh dalam hatinya. Ya, turis itu jatuh cinta pada penarik becak itu, sosok pria sejati di matanya. Memang ia hanya berprofesi sebagai penarik becak, namun ia mempunyai pengetahuan dan cita-cita, selain mempunyai postur tubuh yang kokoh.
Turis itu berpikir bahwa sosok pria seperti itulah yang dapat melindunginya dalam hidupnya. Maka turis itu kemudian menyatakan cintanya pada tukang becak itu di tempat wisata yang ia kunjungi dan menyatakan keinginannya untuk menikah dengannya. Tukang becak itu menyetujuinya. Mereka akhirnya menikah. Setelah menjadi suaminya, turis itu meminta suaminya (si tukang becak itu) untuk melanjutkan studinya di Inggris. Sepulang dari studinya di Inggris, mereka membuka perusahaan di dengan dia (bekas tukang becak itu) sebagai menejer tentunya.
Dari kisah tersebut dapat diambil pelajaran bahwa bahasa Inggris dapat menjadikan seseorang sangat beruntung. Bahasa Inggris merupakan pembuka atau kunci bagi kehidupan yang lebih baik. Banyak cara yang dapat ditempuh seseorang untuk dapat menguasai bahasa Inggris, misalnya dengan mengikuti kursus bahasa Inggris, belajar mandiri dari buku, kaset dan CD bahasa Inggris atau chatting dengan English Native speaker atau kenalan lainnya lewat internet. Namun, semua itu memerlukan dana yang kadang tidak sedikit, alasan yang sering menghalangi seseorang untuk dapat meningkatkan kemampuan berbahasa Inggrisnya. Lalu bagaimanakah kita bisa belajar bahasa Inggris dengan murah dalam berbagai keterbatasan sarana tetapi dengan hasil yang baik?
Belajar bahasa Inggris tidak cukup sekedar mempelajari unsur kebahasaannya saja seperti mempelajari kosa kata dan struktur bahasanya, tetapi juga harus belajar menggunakannya untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari karena tujuan dasar belajar bahasa Inggris adalah dapat berkomunikasi dengan benar dan lancar dalam bahasa Inggris. Mengetahui kosa kata dan/atau tata bahasanya saja tanpa berlatih menggunakan kosa kata dan tata bahasa tersebut untuk berkomunikasi secara lisan maupun tertulis tidak cukup. Lalu apa saja yang harus kita lakukan agar dapat menguasai bahasa Inggris baik dari segi kebahasaan maupun praktiknya?
Berikut ini ada sejumlah tip yang bisa diterapkan dalam belajar bahasa Inggris dalam kondisi yang terbatas untuk mengembangkan pengetahuan kebahasaan (kosa kata dan tata bahasa) dan keterampilan dalam berkomunikasi.
Belajar unsur kebahasaan
Yang dimaksud dengan belajar unsur kebahasaan adalah belajar menguasai kosa kata dan struktur bahasa Inggris. Untuk menguasai unsur kebahasaan bahasa Inggris, ada beberapa tip yang bisa Anda lakukan.
Membuat daftar kosa kata
Anda dapat membuat kosa kata pada buku kecil. Anda dapat menuliskan 10kosa kata baru yang Anda temukan setiap harinya di buku kecil tersebuttanpa melupakan kosa kata yang telah dipelajari sebelumnya tentunya.Selain menuliskan arti kata, Anda juga bisa mencantumkanpronunciation-nya atau bagaimana kata-kata-kata itu diucapkan. Karenamungil, buku daftar kosa kata ini dapat dibawa ke mana saja dan dapatdibaca setiap saat seperti ketika menunggu bis atau jemputan, di dalamkendaraan, di saat santai, dan lain sebagainya.
Membuat kartu struktur
Anda bisa menggunakan kertas manila dan membuatnya menjadi kartu-kartu kecil. Setelah itu Anda bisa menuliskan rumus-rumus bahasa Inggrisseperti tenses dengan contoh kalimatnya. Kertas-kertas tersebut bisadisimpan dalam dompet kecil atau kotak kecil. Kartu struktur ini jugamudah dibawa dan dibaca di mana saja serta kapan saja.
Membaca majalah, koran, dan cerita-cerita berbahasa Inggris
Buku, koran maupun majalah berbahasa Inggris merupakan sumber belajarbahasa Inggris. Dengan membaca artikel atau cerita dari buku cerita, majalah, maupun koran berbahasa Inggris, Anda bisa meningkatkan kemampuan membaca sekaligus memperkaya pengetahuan akan bahasa Inggris Anda. Namun demikian, bacaan-bacaan bahasa Inggris yang dibaca hendaknya teks-teks dengan tingkat kesulitan yang sesuai dengan tingkat kemampuan bahasa Inggris Anda. Teks yang terlalu mudah cenderung tidak meningkatkan kemampuan bahasa Inggris Anda, sementara bacaan yang terlalu sulit dapat menjadikan Anda frustasi. Dengan demikian, Anda perlu mendapatkan teks yang tidak terlalu mudah tetapi tida terlalu sulit. Teks yang demikian dapat Anda pahami dengan relatif mudah dan meningkatkan kemahiran bahasa Inggris Anda karena teks tersebut mengandung kosa kata, struktur, dan ekspresi-ekspresi yang belum Anda kenal sebelumnya.
Belajar berkomunikasi
Selain belajar pengetahuan kebahasaan, untuk dapat sukses belajar bahasa Inggris, Anda harus sesering mungkin mempraktikkan bahasa Inggris untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari baik secara lisan maupuntertulis. Ada sejumlah tip yang bisa dicoba untuk melatih kemampuanberkomunikasi Anda dalam bahasa Inggris.
Mendengarkan/menyaksikan acara berbahasa Inggris di radio/TV
Sekarang banyak radio dan stasiun TV yang menyelenggarakan acara-acara interaktif dalam bahasa Inggris. Anda bisa bergabung dalam acara itu dengan mendengarkan atau menelepon dan berbicara dengan penyiar dalam bahasa Inggris. Kegiatan ini dapat meningkatkan kemampuan mendengar dan berbicara Anda.
Membuat speaking club
Anda bisa mengajak teman-teman untuk membentuk English Speaking Club. Yang dibahas dalam kegiatan ini bisa berasal dari topik-topik yang sedang in atau masalah-masalah yang dihadapi di sekolah, rumah, dll. Jika dilakukan di sekolah, Anda bisa meminta bantuan guru bahasa Inggris Anda untuk menjadi pembimbing dan sekaligus sebagai pemonitor bahasa Anda.
Membuat majalah dinding bahasa Inggris
Untuk dapat melatih kemampuan menulis, Anda bisa menulis artikel yang nantinya dipajang pada majalah dinding. Tentu saja Anda bisa menuangkan pikiran Anda dalam bentuk artikel, tip, puisi, cerita, humor, dll. Selain kemampuan menulis Anda terasah dan bakat Anda terlatih, nama penulis kan terpampang di mading.
Menulis buku harian dalam bahasa Inggris
Tidak semua orang diciptakan sebagai orang yang extrovert alias orang yang gaul dan bisa cas cis cus dengan mudah sama orang lain. Ada juga tipe orang introvert yang cenderung pendiam namun bukan berarti ia tidak punya kemampuan. Nah, bagi Anda si tipe introvert alias pendiam, Anda bisa juga menuangkan pikiran, ide, gagasan, curahan hati (bagi yang patah hati kali ya!), dan uneg-uneg Anda yang lain (misalkan habis dapat nilai jelek, nggak bisa mengerjakan soal di papan tulis, dll) atau kebahagiaan Anda (seperti ketika fallin’ in love with someone) dalam buku harian, dengan bahasa Inggris tentunya. Selain tidak malu dibaca dan ditertawakan teman, kemampuan menulis bahasa Inggris Anda pun meningkat.
Mendengarkan musik berbahasa Inggris di radio dan TV
Bagi Anda yang music mania, don’t worry, be happy. Musik pun bisa menjadi salah satu sarana yang OK buat belajar bahasa Inggris. Selain dapat menikmati syair dan lirik lagu favoritmu, Anda juga bisa melatih kemampuan mendengarkan, melafalkan bahasa Inggris Anda sekaligus memperluas kosa kata bahasa Inggris Anda.
Selain tip tersebut di atas, ada dua hal yang perlu diperhatikan agar Anda bisa berkomunikasi dengan lancar. Pertama, jangan takut membuat kesalahan ketika belajar maupun berbicara. Membuat kesalahan dalam proses belajar bahasa adalah suatu hal yang wajar dan hal itu merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses belajar. Ke dua, jangan menjadikan keterbatasan kosa kata sebagai kendala yang menghalangi Anda untuk berbicara. Anda masih bisa menggunakan isyarat/gerak untuk memperjelas maksud Anda jika Anda mengalami kesulitan dalam menemukan kata-kata untuk mengutarakan maksud Anda.
Bagaimana? Ternyata tidak terlalu sulit kan untuk bisa belajar bahasa Inggris dalam keterbatasan sarana? Kuncinya adalah niat dan kemauan. Pepatah mengatakan “Di mana ada kemauan, di situ ada jalan atau istilah kerennya “When there is a will, there is a way”. Jadi, kenapa tidak mulai dari sekarang saja Anda belajar bahasa Inggris? Masih ingat kan password untuk sukses belajar bahasa inggris. Ya, niat dan kemauan. Kalau ada keduanya semuanya akan menjadi lebih mudah. “Banyak jalan menuju Roma” dan tentunya “banyak cara buat sukses belajar bahasa Inggris”.
Sumber: http://mademunarda.blogspot.com/2008/08/kiat-sukses-belajar-bahasa-inggris.html
Bukan hal baru lagi bahwa menguasai bahasa Inggris merupakan suatu keharusan. Fakta membuktikan bahwa menguasai bahasa Inggris itu sangat penting dalam melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, mendapatkan pekerjaan, mengikuti perkembangan sains dan teknologi, dan untuk berkomunikasi di era global.
Agar dapat mengikuti kuliah di perguruan tinggi dengan baik, seseorang dituntut untuk menguasai bahasa Inggris pasif maupun aktif. Sebagai mahasiswa baru misalnya, ia dituntut untuk memiliki nilai TOEFL minimal 400. Dalam perkuliahan, mahasiswa juga diharuskan untuk dapat membaca buku-buku literatur dalam bahasa Inggris maupun mengakses informasi lewat internet yang sebagian besar ditulis dalam bahasa Inggris.
Untuk memperoleh pekerjaan dengan mudah, seseorang perlu memiliki kemahiran berbahasa Inggris yang memadai. Sebelum diterima menjadi pegawai atau karyawan, seorang pencari kerja pada umumnya menjalani serangkaian tes tertulis dan wawancara yang sering dilakukan dalam bahasa Inggris. Seorang pegawai atau karyawan akan banyak memperoleh keuntungan bila yang bersangkutan menguasai bahasa Inggris seperti mendapatkan kesempatan mengikuti studi lanjut dan promosi atau kenaikan jabatan.
Ada sebuah cerita yang mungkin dapat membuka cakrawala pikir kita akan pentingnya menguasai bahasa Inggris. Ada seorang lulusan SMA yang terpaksa menjadi tukang becak untuk menopang ekonomi keluarganya. Sejak SMP, nilai bahasa Inggris yang bersangkutan selalu tinggi. Sebenarnya ia bercita-cita untuk melanjutkan studinya ke perguruan tinggi. Namun, karena kemampuan ekonomi keluarganya yang tidak mendukung, ia dengan terpaksa memendam cita-citanya tersebut. Suatu hari ketika ia sedang mengayuh becaknya, seorang turis perempuan mendekatinya dan minta diantarkan ke suatu tempat. Purnomo yang bisa berbahasa Inggris mempersilakan turis dari Inggris tersebut untuk naik ke becaknya dan mengantarkannya ke tujuan.
Di sepanjang perjalanan, mereka bercakap-cakap dalam bahasa Inggris. Si turis inggris itu terkesima karena baru kali ini ia bisa bercakap-cakap dengan penarik becak. Memang kadang ada satu dua penarik becak yahg bisa berbahasa Inggris, namun itu hanya sebatas menawarkan harga, menanyakan tujuan penumpang, dan berterima kasih. Lain sekali dengan yang satu ini yang bisa menanyakan dari negara mana si turis berasal, kapan tiba di Indonesia, dan tempat-tempat apa saja yang telah turis tersebut kunjungi selama di Indonesia. Ia juga menceriterakan bagaimana ia dapat berbahasa Inggris dengan cukup fasih. Ia menjelaskan bahwa ia suka bahasa Inggris sejak SMP dan ingin sekali melanjutkan belajar bahasa Inggris di perguruan tinggi, namun kemampuan ekonomi orangtuanya tidak mendukung sehingga ia terpaksa menjadi penarik becak untuk mendapatkan uang yang akan ditabungnya untuk melanjutkan kuliah. Sesekali turis wanita itu menengok ke belakang dan memandang kedua kaki penarik becak yang kokoh.
Saat itulah ia merasakan perasaan aneh dalam hatinya. Ya, turis itu jatuh cinta pada penarik becak itu, sosok pria sejati di matanya. Memang ia hanya berprofesi sebagai penarik becak, namun ia mempunyai pengetahuan dan cita-cita, selain mempunyai postur tubuh yang kokoh.
Turis itu berpikir bahwa sosok pria seperti itulah yang dapat melindunginya dalam hidupnya. Maka turis itu kemudian menyatakan cintanya pada tukang becak itu di tempat wisata yang ia kunjungi dan menyatakan keinginannya untuk menikah dengannya. Tukang becak itu menyetujuinya. Mereka akhirnya menikah. Setelah menjadi suaminya, turis itu meminta suaminya (si tukang becak itu) untuk melanjutkan studinya di Inggris. Sepulang dari studinya di Inggris, mereka membuka perusahaan di dengan dia (bekas tukang becak itu) sebagai menejer tentunya.
Dari kisah tersebut dapat diambil pelajaran bahwa bahasa Inggris dapat menjadikan seseorang sangat beruntung. Bahasa Inggris merupakan pembuka atau kunci bagi kehidupan yang lebih baik. Banyak cara yang dapat ditempuh seseorang untuk dapat menguasai bahasa Inggris, misalnya dengan mengikuti kursus bahasa Inggris, belajar mandiri dari buku, kaset dan CD bahasa Inggris atau chatting dengan English Native speaker atau kenalan lainnya lewat internet. Namun, semua itu memerlukan dana yang kadang tidak sedikit, alasan yang sering menghalangi seseorang untuk dapat meningkatkan kemampuan berbahasa Inggrisnya. Lalu bagaimanakah kita bisa belajar bahasa Inggris dengan murah dalam berbagai keterbatasan sarana tetapi dengan hasil yang baik?
Belajar bahasa Inggris tidak cukup sekedar mempelajari unsur kebahasaannya saja seperti mempelajari kosa kata dan struktur bahasanya, tetapi juga harus belajar menggunakannya untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari karena tujuan dasar belajar bahasa Inggris adalah dapat berkomunikasi dengan benar dan lancar dalam bahasa Inggris. Mengetahui kosa kata dan/atau tata bahasanya saja tanpa berlatih menggunakan kosa kata dan tata bahasa tersebut untuk berkomunikasi secara lisan maupun tertulis tidak cukup. Lalu apa saja yang harus kita lakukan agar dapat menguasai bahasa Inggris baik dari segi kebahasaan maupun praktiknya?
Berikut ini ada sejumlah tip yang bisa diterapkan dalam belajar bahasa Inggris dalam kondisi yang terbatas untuk mengembangkan pengetahuan kebahasaan (kosa kata dan tata bahasa) dan keterampilan dalam berkomunikasi.
Belajar unsur kebahasaan
Yang dimaksud dengan belajar unsur kebahasaan adalah belajar menguasai kosa kata dan struktur bahasa Inggris. Untuk menguasai unsur kebahasaan bahasa Inggris, ada beberapa tip yang bisa Anda lakukan.
Membuat daftar kosa kata
Anda dapat membuat kosa kata pada buku kecil. Anda dapat menuliskan 10kosa kata baru yang Anda temukan setiap harinya di buku kecil tersebuttanpa melupakan kosa kata yang telah dipelajari sebelumnya tentunya.Selain menuliskan arti kata, Anda juga bisa mencantumkanpronunciation-nya atau bagaimana kata-kata-kata itu diucapkan. Karenamungil, buku daftar kosa kata ini dapat dibawa ke mana saja dan dapatdibaca setiap saat seperti ketika menunggu bis atau jemputan, di dalamkendaraan, di saat santai, dan lain sebagainya.
Membuat kartu struktur
Anda bisa menggunakan kertas manila dan membuatnya menjadi kartu-kartu kecil. Setelah itu Anda bisa menuliskan rumus-rumus bahasa Inggrisseperti tenses dengan contoh kalimatnya. Kertas-kertas tersebut bisadisimpan dalam dompet kecil atau kotak kecil. Kartu struktur ini jugamudah dibawa dan dibaca di mana saja serta kapan saja.
Membaca majalah, koran, dan cerita-cerita berbahasa Inggris
Buku, koran maupun majalah berbahasa Inggris merupakan sumber belajarbahasa Inggris. Dengan membaca artikel atau cerita dari buku cerita, majalah, maupun koran berbahasa Inggris, Anda bisa meningkatkan kemampuan membaca sekaligus memperkaya pengetahuan akan bahasa Inggris Anda. Namun demikian, bacaan-bacaan bahasa Inggris yang dibaca hendaknya teks-teks dengan tingkat kesulitan yang sesuai dengan tingkat kemampuan bahasa Inggris Anda. Teks yang terlalu mudah cenderung tidak meningkatkan kemampuan bahasa Inggris Anda, sementara bacaan yang terlalu sulit dapat menjadikan Anda frustasi. Dengan demikian, Anda perlu mendapatkan teks yang tidak terlalu mudah tetapi tida terlalu sulit. Teks yang demikian dapat Anda pahami dengan relatif mudah dan meningkatkan kemahiran bahasa Inggris Anda karena teks tersebut mengandung kosa kata, struktur, dan ekspresi-ekspresi yang belum Anda kenal sebelumnya.
Belajar berkomunikasi
Selain belajar pengetahuan kebahasaan, untuk dapat sukses belajar bahasa Inggris, Anda harus sesering mungkin mempraktikkan bahasa Inggris untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari baik secara lisan maupuntertulis. Ada sejumlah tip yang bisa dicoba untuk melatih kemampuanberkomunikasi Anda dalam bahasa Inggris.
Mendengarkan/menyaksikan acara berbahasa Inggris di radio/TV
Sekarang banyak radio dan stasiun TV yang menyelenggarakan acara-acara interaktif dalam bahasa Inggris. Anda bisa bergabung dalam acara itu dengan mendengarkan atau menelepon dan berbicara dengan penyiar dalam bahasa Inggris. Kegiatan ini dapat meningkatkan kemampuan mendengar dan berbicara Anda.
Membuat speaking club
Anda bisa mengajak teman-teman untuk membentuk English Speaking Club. Yang dibahas dalam kegiatan ini bisa berasal dari topik-topik yang sedang in atau masalah-masalah yang dihadapi di sekolah, rumah, dll. Jika dilakukan di sekolah, Anda bisa meminta bantuan guru bahasa Inggris Anda untuk menjadi pembimbing dan sekaligus sebagai pemonitor bahasa Anda.
Membuat majalah dinding bahasa Inggris
Untuk dapat melatih kemampuan menulis, Anda bisa menulis artikel yang nantinya dipajang pada majalah dinding. Tentu saja Anda bisa menuangkan pikiran Anda dalam bentuk artikel, tip, puisi, cerita, humor, dll. Selain kemampuan menulis Anda terasah dan bakat Anda terlatih, nama penulis kan terpampang di mading.
Menulis buku harian dalam bahasa Inggris
Tidak semua orang diciptakan sebagai orang yang extrovert alias orang yang gaul dan bisa cas cis cus dengan mudah sama orang lain. Ada juga tipe orang introvert yang cenderung pendiam namun bukan berarti ia tidak punya kemampuan. Nah, bagi Anda si tipe introvert alias pendiam, Anda bisa juga menuangkan pikiran, ide, gagasan, curahan hati (bagi yang patah hati kali ya!), dan uneg-uneg Anda yang lain (misalkan habis dapat nilai jelek, nggak bisa mengerjakan soal di papan tulis, dll) atau kebahagiaan Anda (seperti ketika fallin’ in love with someone) dalam buku harian, dengan bahasa Inggris tentunya. Selain tidak malu dibaca dan ditertawakan teman, kemampuan menulis bahasa Inggris Anda pun meningkat.
Mendengarkan musik berbahasa Inggris di radio dan TV
Bagi Anda yang music mania, don’t worry, be happy. Musik pun bisa menjadi salah satu sarana yang OK buat belajar bahasa Inggris. Selain dapat menikmati syair dan lirik lagu favoritmu, Anda juga bisa melatih kemampuan mendengarkan, melafalkan bahasa Inggris Anda sekaligus memperluas kosa kata bahasa Inggris Anda.
Selain tip tersebut di atas, ada dua hal yang perlu diperhatikan agar Anda bisa berkomunikasi dengan lancar. Pertama, jangan takut membuat kesalahan ketika belajar maupun berbicara. Membuat kesalahan dalam proses belajar bahasa adalah suatu hal yang wajar dan hal itu merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses belajar. Ke dua, jangan menjadikan keterbatasan kosa kata sebagai kendala yang menghalangi Anda untuk berbicara. Anda masih bisa menggunakan isyarat/gerak untuk memperjelas maksud Anda jika Anda mengalami kesulitan dalam menemukan kata-kata untuk mengutarakan maksud Anda.
Bagaimana? Ternyata tidak terlalu sulit kan untuk bisa belajar bahasa Inggris dalam keterbatasan sarana? Kuncinya adalah niat dan kemauan. Pepatah mengatakan “Di mana ada kemauan, di situ ada jalan atau istilah kerennya “When there is a will, there is a way”. Jadi, kenapa tidak mulai dari sekarang saja Anda belajar bahasa Inggris? Masih ingat kan password untuk sukses belajar bahasa inggris. Ya, niat dan kemauan. Kalau ada keduanya semuanya akan menjadi lebih mudah. “Banyak jalan menuju Roma” dan tentunya “banyak cara buat sukses belajar bahasa Inggris”.
Sumber: http://mademunarda.blogspot.com/2008/08/kiat-sukses-belajar-bahasa-inggris.html
Wednesday, August 13, 2008
Seminar Info Study Jepang di Denpasar Bali Gratis
Ceramah: Study in Japan di Denpasar Bali (Gratis)
-------------------------------------------------
Untuk mengetahui dunia pendidikan di Jepang
Hari/Tanggal : Kamis, 28 Agustus 2008
Mulai jam : 14.00
Di Lantai 1 Gedung Pandan College, Denpasar, Bali
Diselenggarakan ceramah dengan Pembicara, Mr. Takashi Ishijima, salah
satu pimpinan Sekolah (College of Business and Communication), di
Kawasaki, Jepang.
Tidak dipungut biaya apa pun. Peserta yang memakai baju tradisional
Indonesia, apabila mendaftar dan membayar uang sekolah, menjadi siswa
Pandan College pada hari tersebut (28 Agustus) akan mendapat diskon
khusus untuk uang sekolah Pandan College.
Info lengkap pada:
PANDAN COLLEGE
Jl. Cok Agung Tresna 15, Griya Alamanda Blok N0.7,
Renon, Denpasar 80235, Bali, Indonesia
Tel.0361-255-225 Fax.0361-724-377
info@sekolah.biz (http://PandanCollege.com/)
Mohon daftar dulu (kirimkan nama lengkap, alamat lengkap, nomor HP,
tempat
sangat terbatas)
-------------------------------------------------
Untuk mengetahui dunia pendidikan di Jepang
Hari/Tanggal : Kamis, 28 Agustus 2008
Mulai jam : 14.00
Di Lantai 1 Gedung Pandan College, Denpasar, Bali
Diselenggarakan ceramah dengan Pembicara, Mr. Takashi Ishijima, salah
satu pimpinan Sekolah (College of Business and Communication), di
Kawasaki, Jepang.
Tidak dipungut biaya apa pun. Peserta yang memakai baju tradisional
Indonesia, apabila mendaftar dan membayar uang sekolah, menjadi siswa
Pandan College pada hari tersebut (28 Agustus) akan mendapat diskon
khusus untuk uang sekolah Pandan College.
Info lengkap pada:
PANDAN COLLEGE
Jl. Cok Agung Tresna 15, Griya Alamanda Blok N0.7,
Renon, Denpasar 80235, Bali, Indonesia
Tel.0361-255-225 Fax.0361-724-377
info@sekolah.biz (http://PandanCollege.com/)
Mohon daftar dulu (kirimkan nama lengkap, alamat lengkap, nomor HP,
tempat
sangat terbatas)
Cara Pindah Jurusan di ITB Bandung
Sebelumnya saya minta maaf kepada moderator apabila email saya ini agak
sedikit OOT... namun saya yakin di milis ini banyak sekali civitas atau
alumnus ITB atau bahkan dosen ITB yang bisa membantu saya. Terima kasih
sebelumnya kepada moderator atas dimuatnya email saya ini, dan terima
kasih kepada siapa pun yang bisa membantu saya.
Saya baru saja diterima di jurusan astronomi ITB. Pada awal saya
mendaftar, saya memilih jurusan ini karena untuk astronomi ada beasiswa
minat, jadi SDPA-nya bisa Rp 0,-, sedangkan jurusan lain sampai Rp 60jt.
Karena tidak terlalu yakin akan diterima, secara saya siswa daerah yg
tertinggal jauh secara kualitas pendidikan, saya tidak terlalu dalam
mempertimbangkan hal ini. Namun ternyata saya diterima, dan baru
sekarang saya memikirkan soal ini lebih jauh.
Pertama, jurusan ini bukan benar2 pilihan saya... saya lebih tertarik
pada teknik informatika atau matematika... dan kedua, setau saya
lapangan kerja untuk lulusan astronomi sangat sempit dan langka... saya
pikir akan sulit untuk mencari pekerjaan yg sesuai dengan bidang
keilmuan saya nantinya...
Kemudian jadi terpikir untuk pindah jurusan. Di tahun pertama semua
mahasiswa belum dimasukkan ke jurusan pilihan (kecuali yg memilih
jurusan dengan beasiswa minat seperti astronomi), masih dalam tahap
persiapan bersama. Berdasarkan itu mungkin saya bisa masuk ke bidang
lain saat tahap penjurusan nanti...
Yg ingin saya tanyakan, apakah saya bisa pindah jurusan? Bisa
lintas-fakultas atau tidak? Bagaimana prosedur dan syarat2nya?
JAWAB
Sorry, top posting.
Sebetulnya kalau kita hanya memikirkan berkarir di Indonesia saja, jurusan
astronomi memang boleh dikatakan tampak memiliki lapangan pekerjaan sempit
dan langka. Akan tetapi kalau kita berpikir global, seorang lulusan
Astronomi di ITB yang memiliki IPK bagus bisa melanjutkan studi ke luar
negeri dengan beasiswa tertentu untuk kemudian meniti karir di luar negeri.
Jurusan Astronomi juga memungkinkan kamu untuk menang hadiah Nobel, tidak
seperti jurusan Informatika dan Matematika.
Di ITB sekarang sudah masuk kurikulum 2008 (kurikulum baru). Mungkin juga
ada aturan pindah jurusan yang sudah berubah. Biasanya mahasiswa pindah
jurusan perlu surat berlapis, maksudnya harus ada surat rekomendasi dari
dosen pembimbing, Ketua Program Studi, dan Dekan. Untuk masalah ini,
sebaiknya bertanya lebih dahulu kepada dosen pembimbing.
Condro
Ini jawaban unofficial:
Sebenarnya bisa, dan diakomodasi.
Ini ada catatan salah seorang teman yang pernah pindah jurusan. Beliau
mencantumkan prosedurnya secara mendetail di
http://rifu.wordpress.com/2007/05/10/pedoman-pindah-jurusan/
Mudah-mudahan membantu,
--
Arie Karhendana
Kesempatannya terbuka lebar tetapi dengan syarat syarat umum dan khusus, syarat syarat umum seperti yang disebutkan Bung Ari, tapi syarat umum tidak selamanya berlaku, namun terkadang apabila syarat umum tidak terpenuhi (seperti ip TPB lebih besar atau sama dengan 3.25, dll) maka ada syarat khusus yang bermain (relasi, keluarga, orangtua dosen, dll). dan yang aneh nya lagi, syarat khusus ini tidak ada dalam AD/ART kemahasiswaan ITB, yang saya baca 4 tahun lalu, ketika saya masuk jurusan favorit (heu, favoritnya di luar negeri, bukan favorit di indonesia), syarat khusus seperti itu tidak ada. sangat menjengkelkan, tetapi itu kenyataan. sedikit bercerita, lebih dari 2 orang teman saya, yang tidak mempunyai syarat umum di atas (ip 3.25), tetapi bisa pindah jurusan dan lintas fakultas (dan memang, orangtuanya dosen, dan ada keluarga di jurusan yang dituju ) IRONIS memang. jadi hemat saya, kesempatan itu ada, lagipula, ada penjaringan di tahap Fakultas
bukan?jadi masih bisa untuk pindah jurusan.
salam hangat
sedikit OOT... namun saya yakin di milis ini banyak sekali civitas atau
alumnus ITB atau bahkan dosen ITB yang bisa membantu saya. Terima kasih
sebelumnya kepada moderator atas dimuatnya email saya ini, dan terima
kasih kepada siapa pun yang bisa membantu saya.
Saya baru saja diterima di jurusan astronomi ITB. Pada awal saya
mendaftar, saya memilih jurusan ini karena untuk astronomi ada beasiswa
minat, jadi SDPA-nya bisa Rp 0,-, sedangkan jurusan lain sampai Rp 60jt.
Karena tidak terlalu yakin akan diterima, secara saya siswa daerah yg
tertinggal jauh secara kualitas pendidikan, saya tidak terlalu dalam
mempertimbangkan hal ini. Namun ternyata saya diterima, dan baru
sekarang saya memikirkan soal ini lebih jauh.
Pertama, jurusan ini bukan benar2 pilihan saya... saya lebih tertarik
pada teknik informatika atau matematika... dan kedua, setau saya
lapangan kerja untuk lulusan astronomi sangat sempit dan langka... saya
pikir akan sulit untuk mencari pekerjaan yg sesuai dengan bidang
keilmuan saya nantinya...
Kemudian jadi terpikir untuk pindah jurusan. Di tahun pertama semua
mahasiswa belum dimasukkan ke jurusan pilihan (kecuali yg memilih
jurusan dengan beasiswa minat seperti astronomi), masih dalam tahap
persiapan bersama. Berdasarkan itu mungkin saya bisa masuk ke bidang
lain saat tahap penjurusan nanti...
Yg ingin saya tanyakan, apakah saya bisa pindah jurusan? Bisa
lintas-fakultas atau tidak? Bagaimana prosedur dan syarat2nya?
JAWAB
Sorry, top posting.
Sebetulnya kalau kita hanya memikirkan berkarir di Indonesia saja, jurusan
astronomi memang boleh dikatakan tampak memiliki lapangan pekerjaan sempit
dan langka. Akan tetapi kalau kita berpikir global, seorang lulusan
Astronomi di ITB yang memiliki IPK bagus bisa melanjutkan studi ke luar
negeri dengan beasiswa tertentu untuk kemudian meniti karir di luar negeri.
Jurusan Astronomi juga memungkinkan kamu untuk menang hadiah Nobel, tidak
seperti jurusan Informatika dan Matematika.
Di ITB sekarang sudah masuk kurikulum 2008 (kurikulum baru). Mungkin juga
ada aturan pindah jurusan yang sudah berubah. Biasanya mahasiswa pindah
jurusan perlu surat berlapis, maksudnya harus ada surat rekomendasi dari
dosen pembimbing, Ketua Program Studi, dan Dekan. Untuk masalah ini,
sebaiknya bertanya lebih dahulu kepada dosen pembimbing.
Condro
Ini jawaban unofficial:
Sebenarnya bisa, dan diakomodasi.
Ini ada catatan salah seorang teman yang pernah pindah jurusan. Beliau
mencantumkan prosedurnya secara mendetail di
http://rifu.wordpress.com/2007/05/10/pedoman-pindah-jurusan/
Mudah-mudahan membantu,
--
Arie Karhendana
Kesempatannya terbuka lebar tetapi dengan syarat syarat umum dan khusus, syarat syarat umum seperti yang disebutkan Bung Ari, tapi syarat umum tidak selamanya berlaku, namun terkadang apabila syarat umum tidak terpenuhi (seperti ip TPB lebih besar atau sama dengan 3.25, dll) maka ada syarat khusus yang bermain (relasi, keluarga, orangtua dosen, dll). dan yang aneh nya lagi, syarat khusus ini tidak ada dalam AD/ART kemahasiswaan ITB, yang saya baca 4 tahun lalu, ketika saya masuk jurusan favorit (heu, favoritnya di luar negeri, bukan favorit di indonesia), syarat khusus seperti itu tidak ada. sangat menjengkelkan, tetapi itu kenyataan. sedikit bercerita, lebih dari 2 orang teman saya, yang tidak mempunyai syarat umum di atas (ip 3.25), tetapi bisa pindah jurusan dan lintas fakultas (dan memang, orangtuanya dosen, dan ada keluarga di jurusan yang dituju ) IRONIS memang. jadi hemat saya, kesempatan itu ada, lagipula, ada penjaringan di tahap Fakultas
bukan?jadi masih bisa untuk pindah jurusan.
salam hangat
Wednesday, August 6, 2008
Contoh Interview IELSP
TANYA
Maaf sebelumnya, mungkin saya mengulang pertanyaan sebelumnya. Kemarin
saya dihubungi pihak IIEF bahwa saya lolos untuk interview IELSP pada
6 Aug 2008 di UI Salemba. Terus-terang saya nervous menghadapi
wawancara ini. Kalau bisa saya minta tolong teman2 yang pernah ikut
IELSP untuk memberikan penjelasan yang agak detail ttg proses
wawancaranya.
Kemarin pernah ditulis bahwa untuk wawancara, apa yang ditanyakan
umumnya berkisar atas apa yang ditulis, isu yang berkembang yang
ditanggapi, prestasi yang anda miliki, seputar kegiatan dan
pertanyaan lain yang berkaitan/tercantum di aplication form yang
dikumpulkan. kalau memungkinkan, saya minta contohnya.
Saya kemarin ngisi application, mengatakan bahwa saya ingin jadi great
scientist, program IELTS akan berguna utk melanjutkan ke graduate
study ke amerika, isu yang berkembang yg saya angkat adalh ttg
lemahnya sains di Indonesia.
Saya juga pernah diwawancara dlm b.ing, saya ditanya ttg latar belakng
saya, saya jelaskan dari masa kecil saya sampai kul, makan waktu 3-5
menit, kmudian saya ditanya 1 atau 2 pertanyaan lagi, trus disuruh
kluar, hasilnya saya ga lolos. waktu itu saya bertanya2 apa kekurangan
saya.
saya juga mikir klo diinterview in english itu gimana mau mikir
grammar, malah vocab aja sering lupa krn gugup, sehingga sering
tersendat2. teman2 mungkin ada yg punya tips and triknya?
Regards
Harry
JAWAB
contoh pertanyaan interview IELSP,,,,,
ini seingat saya,,,, jadi bisa aja beda,,,,:
di email anda,,,, pengen jadi ilmuan,,,, nah pertanyaan bisa gn,,,,
1. kira2 anda bisa wujudin itu?
2. kriteria apa yang anda punya untuk bisa seperti itu,,,,?
3. 5 - 10 tahun kedepan bisa anda ceritakan anda akan seperti apa,,,,?
4. hal tersedih yang pernah terjadi dalam hidup anda (ni pertanyaan kadang ada kadang gak)
5. ceritakan soal keluarga anda?
6. permasalahan sosial apa yang sedang terjadi di indonesia / daerah anda,,,,?
7. bagaimana solving masalah tersebut,,,,,?
8. apakah anda memiliki jiwa kepemimpinan dalam diri anda,,,,? beserta contoh konkritnya sehari2 ,,,,(jangan muluk2,,,, bilang aja km yang sering koordinir orang rumah bt kerja2 bersih rumah jg dah ok kok,,,,^^)?
gn,,,,, sebenarnya pertanyaan itu tergantung jawaban anda,,,,, karena si interviewer model pertanyaannya berkembang sesui dengan jawaban anda,,,,, jadi sebenarnya hati - hati dalam menjawab agar tidak timbul pertanyaan yang akan menjebak anda,,,,
yang utama anda yakin dengan jawaban anda (percaya diri),,,, karena klo dah gugup malah salah ngomong,,,, yang utama anda harus selalu BERDOA,,,,
semoga berhasil dalam interview kawan,,,, lets build Indonesia better than nowdays,,,,,^^
Tuhan Memberkati
Best Regards,,,,
Iwan Indra Kurniawan
Mahasiswa FISIP Universitas Mulawarman
Samarinda, Kalimantan Timur
IELSP Batch IV 2008
Maaf sebelumnya, mungkin saya mengulang pertanyaan sebelumnya. Kemarin
saya dihubungi pihak IIEF bahwa saya lolos untuk interview IELSP pada
6 Aug 2008 di UI Salemba. Terus-terang saya nervous menghadapi
wawancara ini. Kalau bisa saya minta tolong teman2 yang pernah ikut
IELSP untuk memberikan penjelasan yang agak detail ttg proses
wawancaranya.
Kemarin pernah ditulis bahwa untuk wawancara, apa yang ditanyakan
umumnya berkisar atas apa yang ditulis, isu yang berkembang yang
ditanggapi, prestasi yang anda miliki, seputar kegiatan dan
pertanyaan lain yang berkaitan/tercantum di aplication form yang
dikumpulkan. kalau memungkinkan, saya minta contohnya.
Saya kemarin ngisi application, mengatakan bahwa saya ingin jadi great
scientist, program IELTS akan berguna utk melanjutkan ke graduate
study ke amerika, isu yang berkembang yg saya angkat adalh ttg
lemahnya sains di Indonesia.
Saya juga pernah diwawancara dlm b.ing, saya ditanya ttg latar belakng
saya, saya jelaskan dari masa kecil saya sampai kul, makan waktu 3-5
menit, kmudian saya ditanya 1 atau 2 pertanyaan lagi, trus disuruh
kluar, hasilnya saya ga lolos. waktu itu saya bertanya2 apa kekurangan
saya.
saya juga mikir klo diinterview in english itu gimana mau mikir
grammar, malah vocab aja sering lupa krn gugup, sehingga sering
tersendat2. teman2 mungkin ada yg punya tips and triknya?
Regards
Harry
JAWAB
contoh pertanyaan interview IELSP,,,,,
ini seingat saya,,,, jadi bisa aja beda,,,,:
di email anda,,,, pengen jadi ilmuan,,,, nah pertanyaan bisa gn,,,,
1. kira2 anda bisa wujudin itu?
2. kriteria apa yang anda punya untuk bisa seperti itu,,,,?
3. 5 - 10 tahun kedepan bisa anda ceritakan anda akan seperti apa,,,,?
4. hal tersedih yang pernah terjadi dalam hidup anda (ni pertanyaan kadang ada kadang gak)
5. ceritakan soal keluarga anda?
6. permasalahan sosial apa yang sedang terjadi di indonesia / daerah anda,,,,?
7. bagaimana solving masalah tersebut,,,,,?
8. apakah anda memiliki jiwa kepemimpinan dalam diri anda,,,,? beserta contoh konkritnya sehari2 ,,,,(jangan muluk2,,,, bilang aja km yang sering koordinir orang rumah bt kerja2 bersih rumah jg dah ok kok,,,,^^)?
gn,,,,, sebenarnya pertanyaan itu tergantung jawaban anda,,,,, karena si interviewer model pertanyaannya berkembang sesui dengan jawaban anda,,,,, jadi sebenarnya hati - hati dalam menjawab agar tidak timbul pertanyaan yang akan menjebak anda,,,,
yang utama anda yakin dengan jawaban anda (percaya diri),,,, karena klo dah gugup malah salah ngomong,,,, yang utama anda harus selalu BERDOA,,,,
semoga berhasil dalam interview kawan,,,, lets build Indonesia better than nowdays,,,,,^^
Tuhan Memberkati
Best Regards,,,,
Iwan Indra Kurniawan
Mahasiswa FISIP Universitas Mulawarman
Samarinda, Kalimantan Timur
IELSP Batch IV 2008
Soal TOEFL
TANYA
dear Rekans and Temans,
Saya lagi mempersiapkan Beasiswa untuk S2, tapi Toefl saya tidak nyampe2, alias cuma dapat 492...kira 2 bisa bisa bantu...dimana tempat yang dapat membantu saya untuk mendapatkan TOEFL yang lebih baik lagi.
Thanx atas sarannya.
Amelia
JAWAB
aya pernah mengikuti preparation TOEFL di NEC Nurul Fikri. Metode pengajarannya lebih bagus dibandingkan lembaga kursus lain yg pernah saya ikuti. TOEFL saya naik meskipun tidak terlalu signifikan. Tp beberapa teman saya ada yang naik sangat pesat, bahkan yg sebelumnya dibawah 500, setelah les di NEC naik jd di atas 550. Di sana kita diberi strategi2 dalam menjawab soal2 TOEFL. Selain itu pengajarnya pun asyik, cara penyampaiannya mudah dimengerti.
Semoga bermanfaat. Kalau boleh tau, mau melanjutkan S2 dimana?
Deny Hamdani
Industrial Engineering Department
Faculty of Engineering
University of Indonesia
Phone: 0852-185-00-232 / 021-999-11-232
E-mail: deny_tiui2004@yahoo.com
Mba Amelia,
Nasib kita sama tuh, saya dulu susah banget mau naikin nilai TOEFL ..padahal cuma 20 point lagi deh
Tes melulu, hasilnya muter-muter di situ saja. Sebenernya nilai TOEFL saya sudah mencukupi untuk apply, tapi saya pikir pasti akan dengan mudah ditendang dengan yang nilainya lebih tinggi..Frustasi juga sih, tapi akhirnya saya coba switch ke test lainnya IELTS..Alhamdulillah scorenya bagus.
Saya pikir mungkin karena kita melakukan test yang sama berulang kali, ketelitian kita dalam belajar menurun. "ah lha wong sudah belajar berulang kali kok" ..menggampangkan gitu...
Jadi saran saya, mungkin ada baiknya rehat sejenak dulu, merefresh pikiran..atau seperti saya switch ke IELTS.
Good Luck!
Alf
Biasanya di tiap tempat les inggris terkemuka seperti LIA, ILP dll ada kelas khusus TOEFL. Kamu bisa ikutan kelas ini untuk meningkatkan score TOEFL dan mendapatkan trik-trik dalam mengerjakan soal-soal TOEFL.
Leili
Hi
Kebetulan, dulu juga TOEFL saya dibawah standard 550... akhirnya
banting stir ambil IELTS....lah langsung lulus.... mungkin karena
saya tdk suka mendengarkan american accent pada saat listening
test....:)
Dulu saya ambil IELTS Preparation di IALF Rasuna Said, kursus
intensive 1,5 jam setiap hari, selama lima minggu, dan juga dijual
kaset and practice test-nya. Kalo tertarik dgn IELTS (jika tidak
apply S2 ke USA) bisa ambil di sana. http://www.ialf.edu/ielts.html
Iwan
Halo,
Kasus nilai IELTS lebih baik daripada TOEFL juga dialami oleh rekan saya. Setelah TOEFL IBT nya berskor rendah, blio ditentir habis-habisan oleh rekan lain, seminggu sebelum ujian IELTS. Alhasil, skor IELTS blio bagus dan langsung lolos masuk S2 di sebuah PT di Australia. Jadi tenteeran ato mempelajari trik untuk mengerjakan soal-soal IELTS seperti yang Sdr. Iwan dan Alf dapatkan di tempat kursus memang perlu.
Namun, kebalikan dari sdr. Iwan dan Alf, nilai TOEFL saya malah lebih baik daripada IELTS.
Saya belajar TOEFL dari buku TOEFL, terutama bagian soal latihan. Kosakata baru saya serap dengan membaca novel dan nonton film berbahasa Inggris, biar lebih menyenangkan. Kadang-kadang mendengarkan warta berita dalam bahasa Inggris yang membicarakan masalah lokal dan beritanya tidak dimuat di media Indonesia. Ini yang menantang, karena penyiarnya ngomong tanpa ekspresi dan konteksnya kadang tidak bisa kita ketahui. Hal ini lain dengan film-film yang bisa ditebak jalan ceritanya sehingga bahasa Inggris di film-film bisa dikira-kira artinya. Namun, biarpun banyak latihan menjelang test, nilai-nilai TOEFL (paper-based, tanpa writing, tanpa speaking) saya baik yang internasional, institusional maupun prediction, memang ya berkisar dari skor itu ke itu juga: 580 - 610.
Kemudian saya coba belajar IELTS dari buku IELTS, eh, nilai tes saya malah tidak memuaskan: rata-rata 7. Writing dan speakingnya jeblok, masing-masing skornya 6. Saya ditolak untuk masuk sebuah PT di Australia.
Mungkin skor rendah ini terjadi karena selama sekolah di Indo saya tidak pernah dilatih aktif ngobrol dan nulis dalam bahasa Inggris, sehingga pas diajak ngobrol interviewer bule dan nulis essay yang temanya dadakan, jadi kelabakan.
Ketika les Inggris di US, begitu selesai ujian tulis penentuan kelas saya langsung ditempatkan di level tertinggi. Walopun begitu, saya benar-benar gelagapan ngomong Inggris. Di kelas, guru saya dan teman-teman les sampe ga sabar nungguin saya ngomong. Nilai essay saya lumayan bagus lah, karena bisa dikerjakan di rumah dan bisa diedit berulangkali.
Jadi, keputusan untuk mau mengambil TOEFL atau IELTS juga tergantung pada kesiapan kita masing-masing. Kalo ga siap berbicara dalam bahasa Inggris seperti saya, mending ambil TOEFL yang prediction ato institutional ato international yang paper-based, jika sekolah yang anda lamar hanya perlu TOEFL semacam itu (btw, masih adakah paper-based international TOEFL?). Kalo siap berbicara dalam bahasa Inggris, IELTS mungkin akan banyak menolong anda.
Semoga membantu,
Sri
online chat, baca buku novel berbahasa inggris.
mungkin terkesan main main tapi bener membantu melatih english skill.
zam.
Ada banyak informasi yg berguna di milis ini�untuk melatih�English�: Free-English-Course@yahoogroups.com
salam,
�
Jo
Dulu kasusku sama, TOEFL cuma 490. Kalau reading sih biasanya lumayan, cuma listening comprehension dan structure yanga agak kacau nilainya. Pemecahan versiku gini, kebetulan aku suka banget ama game dan film. Nah, biasanya kan dari barat tuch. Kalau game, aku berusaha baca walkthrough(petunjuk)-nya, kalau film aku berusaha cari film yang ga ada textnya. Aku lalu berusaha keras untuk mengerti apa yang mereka katakan. Akhirnya alhamdulillah enam bulan kemudian listeningku naik drastis. Sekarang TOEFLku sudah sekitar 540. Karena listening, kita sekaligus belajar grammar, walaupun kadang mereka ngomongnya juga pake bahasa slang. Nah, tinggal naikin structure, sekarang aku masih berusaha. Kalau structure banyak belajar aja, bisa koq belajar sendiri. Eh, aku ga pernah ikut les apapun lho.
Satu tips lagi, biasakan bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari. Misal kalau nyatet apa2 pake Inggris, atau kalau ngomong (sama orang yang tau tentunya), juga pake bahasa Inggris. Itu juga melatih writing, grammar, plus speaking juga. Jadi kita ga bingung2 lagi kalau nyusun kalimat dalam bahasa Inggris.
Semoga sukses.
dear Rekans and Temans,
Saya lagi mempersiapkan Beasiswa untuk S2, tapi Toefl saya tidak nyampe2, alias cuma dapat 492...kira 2 bisa bisa bantu...dimana tempat yang dapat membantu saya untuk mendapatkan TOEFL yang lebih baik lagi.
Thanx atas sarannya.
Amelia
JAWAB
aya pernah mengikuti preparation TOEFL di NEC Nurul Fikri. Metode pengajarannya lebih bagus dibandingkan lembaga kursus lain yg pernah saya ikuti. TOEFL saya naik meskipun tidak terlalu signifikan. Tp beberapa teman saya ada yang naik sangat pesat, bahkan yg sebelumnya dibawah 500, setelah les di NEC naik jd di atas 550. Di sana kita diberi strategi2 dalam menjawab soal2 TOEFL. Selain itu pengajarnya pun asyik, cara penyampaiannya mudah dimengerti.
Semoga bermanfaat. Kalau boleh tau, mau melanjutkan S2 dimana?
Deny Hamdani
Industrial Engineering Department
Faculty of Engineering
University of Indonesia
Phone: 0852-185-00-232 / 021-999-11-232
E-mail: deny_tiui2004@yahoo.com
Mba Amelia,
Nasib kita sama tuh, saya dulu susah banget mau naikin nilai TOEFL ..padahal cuma 20 point lagi deh
Tes melulu, hasilnya muter-muter di situ saja. Sebenernya nilai TOEFL saya sudah mencukupi untuk apply, tapi saya pikir pasti akan dengan mudah ditendang dengan yang nilainya lebih tinggi..Frustasi juga sih, tapi akhirnya saya coba switch ke test lainnya IELTS..Alhamdulillah scorenya bagus.
Saya pikir mungkin karena kita melakukan test yang sama berulang kali, ketelitian kita dalam belajar menurun. "ah lha wong sudah belajar berulang kali kok" ..menggampangkan gitu...
Jadi saran saya, mungkin ada baiknya rehat sejenak dulu, merefresh pikiran..atau seperti saya switch ke IELTS.
Good Luck!
Alf
Biasanya di tiap tempat les inggris terkemuka seperti LIA, ILP dll ada kelas khusus TOEFL. Kamu bisa ikutan kelas ini untuk meningkatkan score TOEFL dan mendapatkan trik-trik dalam mengerjakan soal-soal TOEFL.
Leili
Hi
Kebetulan, dulu juga TOEFL saya dibawah standard 550... akhirnya
banting stir ambil IELTS....lah langsung lulus.... mungkin karena
saya tdk suka mendengarkan american accent pada saat listening
test....:)
Dulu saya ambil IELTS Preparation di IALF Rasuna Said, kursus
intensive 1,5 jam setiap hari, selama lima minggu, dan juga dijual
kaset and practice test-nya. Kalo tertarik dgn IELTS (jika tidak
apply S2 ke USA) bisa ambil di sana. http://www.ialf.edu/ielts.html
Iwan
Halo,
Kasus nilai IELTS lebih baik daripada TOEFL juga dialami oleh rekan saya. Setelah TOEFL IBT nya berskor rendah, blio ditentir habis-habisan oleh rekan lain, seminggu sebelum ujian IELTS. Alhasil, skor IELTS blio bagus dan langsung lolos masuk S2 di sebuah PT di Australia. Jadi tenteeran ato mempelajari trik untuk mengerjakan soal-soal IELTS seperti yang Sdr. Iwan dan Alf dapatkan di tempat kursus memang perlu.
Namun, kebalikan dari sdr. Iwan dan Alf, nilai TOEFL saya malah lebih baik daripada IELTS.
Saya belajar TOEFL dari buku TOEFL, terutama bagian soal latihan. Kosakata baru saya serap dengan membaca novel dan nonton film berbahasa Inggris, biar lebih menyenangkan. Kadang-kadang mendengarkan warta berita dalam bahasa Inggris yang membicarakan masalah lokal dan beritanya tidak dimuat di media Indonesia. Ini yang menantang, karena penyiarnya ngomong tanpa ekspresi dan konteksnya kadang tidak bisa kita ketahui. Hal ini lain dengan film-film yang bisa ditebak jalan ceritanya sehingga bahasa Inggris di film-film bisa dikira-kira artinya. Namun, biarpun banyak latihan menjelang test, nilai-nilai TOEFL (paper-based, tanpa writing, tanpa speaking) saya baik yang internasional, institusional maupun prediction, memang ya berkisar dari skor itu ke itu juga: 580 - 610.
Kemudian saya coba belajar IELTS dari buku IELTS, eh, nilai tes saya malah tidak memuaskan: rata-rata 7. Writing dan speakingnya jeblok, masing-masing skornya 6. Saya ditolak untuk masuk sebuah PT di Australia.
Mungkin skor rendah ini terjadi karena selama sekolah di Indo saya tidak pernah dilatih aktif ngobrol dan nulis dalam bahasa Inggris, sehingga pas diajak ngobrol interviewer bule dan nulis essay yang temanya dadakan, jadi kelabakan.
Ketika les Inggris di US, begitu selesai ujian tulis penentuan kelas saya langsung ditempatkan di level tertinggi. Walopun begitu, saya benar-benar gelagapan ngomong Inggris. Di kelas, guru saya dan teman-teman les sampe ga sabar nungguin saya ngomong. Nilai essay saya lumayan bagus lah, karena bisa dikerjakan di rumah dan bisa diedit berulangkali.
Jadi, keputusan untuk mau mengambil TOEFL atau IELTS juga tergantung pada kesiapan kita masing-masing. Kalo ga siap berbicara dalam bahasa Inggris seperti saya, mending ambil TOEFL yang prediction ato institutional ato international yang paper-based, jika sekolah yang anda lamar hanya perlu TOEFL semacam itu (btw, masih adakah paper-based international TOEFL?). Kalo siap berbicara dalam bahasa Inggris, IELTS mungkin akan banyak menolong anda.
Semoga membantu,
Sri
online chat, baca buku novel berbahasa inggris.
mungkin terkesan main main tapi bener membantu melatih english skill.
zam.
Ada banyak informasi yg berguna di milis ini�untuk melatih�English�: Free-English-Course@yahoogroups.com
salam,
�
Jo
Dulu kasusku sama, TOEFL cuma 490. Kalau reading sih biasanya lumayan, cuma listening comprehension dan structure yanga agak kacau nilainya. Pemecahan versiku gini, kebetulan aku suka banget ama game dan film. Nah, biasanya kan dari barat tuch. Kalau game, aku berusaha baca walkthrough(petunjuk)-nya, kalau film aku berusaha cari film yang ga ada textnya. Aku lalu berusaha keras untuk mengerti apa yang mereka katakan. Akhirnya alhamdulillah enam bulan kemudian listeningku naik drastis. Sekarang TOEFLku sudah sekitar 540. Karena listening, kita sekaligus belajar grammar, walaupun kadang mereka ngomongnya juga pake bahasa slang. Nah, tinggal naikin structure, sekarang aku masih berusaha. Kalau structure banyak belajar aja, bisa koq belajar sendiri. Eh, aku ga pernah ikut les apapun lho.
Satu tips lagi, biasakan bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari. Misal kalau nyatet apa2 pake Inggris, atau kalau ngomong (sama orang yang tau tentunya), juga pake bahasa Inggris. Itu juga melatih writing, grammar, plus speaking juga. Jadi kita ga bingung2 lagi kalau nyusun kalimat dalam bahasa Inggris.
Semoga sukses.
Sunday, August 3, 2008
Contoh SURAT PENGUNDURAN DIRI
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : R.Ikhsan Muftikusuma
Jabatan : Sales executive R2
Kode Wiraniaga : R I M
Dengan ini bermaksud mengajukan pengunduran diri dari P.T INDOMOBIL MULTI TRADA, dikarenakan kurang memberikan kontribusi yang baik untuk perusahaan. Dengan kata lain tidak mencapai target penjualan sesuai dengan standar dan prosedur yang berlaku diperusahaan.
Demikian surat pengunduran diri ini, atas bantuan dan dukungan yang telah diberikan, saya ucapkan terima kasih banyak.
Hormat Saya,
Tangerang, 9 April 2007
R. Ikhsan Muftikusuma
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : R.Ikhsan Muftikusuma
Jabatan : Sales executive R2
Kode Wiraniaga : R I M
Dengan ini bermaksud mengajukan pengunduran diri dari P.T INDOMOBIL MULTI TRADA, dikarenakan kurang memberikan kontribusi yang baik untuk perusahaan. Dengan kata lain tidak mencapai target penjualan sesuai dengan standar dan prosedur yang berlaku diperusahaan.
Demikian surat pengunduran diri ini, atas bantuan dan dukungan yang telah diberikan, saya ucapkan terima kasih banyak.
Hormat Saya,
Tangerang, 9 April 2007
R. Ikhsan Muftikusuma
Thursday, July 31, 2008
FORMAT PERNYATAAN RENCANA STUDI
LAMPIRAN 2
FORMAT PERNYATAAN RENCANA STUDI
Paragraf 1 : Latar Belakang Pendidikan sebelumnya, S1 untuk yang bermaksud
mengambil program S2 dan S2 untuk mereka yang bermaksud mengambil
program S3;
Paragraf 2 : Riwayat pekerjaan atau pengalaman kerja yang berisikan uraian tugas
dan fungsi pokok pekerjaan sehari-hari;
Paragraf 3 : Alasan memilih bidang studi yang diinginkan serta dikaitkan dengan latar
belakang pendidikan sebelumnya dan dengan tugas dan fungsi pokok
pekerjaan sehari-hari;
Paragraf 4 : Rencana tindak atau action plan yang akan dilakukan setelah mendapat
gelar pendidikan yang lebih tinggi (S2 atau S3) dikaitkan dengan tugas
dan fungsi pokok pekerjaannya serta dampaknya terhadap kinerja
instansi asal pada khususnya dan terhadap negara ini pada umumnya.
FORMAT PERNYATAAN RENCANA STUDI
Paragraf 1 : Latar Belakang Pendidikan sebelumnya, S1 untuk yang bermaksud
mengambil program S2 dan S2 untuk mereka yang bermaksud mengambil
program S3;
Paragraf 2 : Riwayat pekerjaan atau pengalaman kerja yang berisikan uraian tugas
dan fungsi pokok pekerjaan sehari-hari;
Paragraf 3 : Alasan memilih bidang studi yang diinginkan serta dikaitkan dengan latar
belakang pendidikan sebelumnya dan dengan tugas dan fungsi pokok
pekerjaan sehari-hari;
Paragraf 4 : Rencana tindak atau action plan yang akan dilakukan setelah mendapat
gelar pendidikan yang lebih tinggi (S2 atau S3) dikaitkan dengan tugas
dan fungsi pokok pekerjaannya serta dampaknya terhadap kinerja
instansi asal pada khususnya dan terhadap negara ini pada umumnya.
Monday, July 28, 2008
Tempat ITP TOEFL dan IELTS
Tempat ITP TOEFL dan IELTS - ITP TOEFL and IELTS Place
Kategori:
Place / address institute giver of test / tes / test ITP TOEFL and IELTS in indonesia
Tempat/alamat lembaga pemberi test/tes/ujian ITP TOEFL dan IELTS di indonesia
CITIES INSTITUTIONS ADDRESS PHONE / Tempat ITP TOEFL dan IELTS
Jakarta IIEF 021 8317330 ext 14
AMINEF 021 3452024
Netherlands Education Centre Menara Jamsostek 20th fl.
Jl. Jend. Gatot Subroto no. 38
Jakarta 12710 021 5290 2172
Surabaya Netherlands Education Centre Universitas Surabaya
International Village 1st Fl.
Jl. Raya Kali Rungkut,
Surabaya 031 298 1328
Kategori:
Place / address institute giver of test / tes / test ITP TOEFL and IELTS in indonesia
Tempat/alamat lembaga pemberi test/tes/ujian ITP TOEFL dan IELTS di indonesia
CITIES INSTITUTIONS ADDRESS PHONE / Tempat ITP TOEFL dan IELTS
Jakarta IIEF 021 8317330 ext 14
AMINEF 021 3452024
Netherlands Education Centre Menara Jamsostek 20th fl.
Jl. Jend. Gatot Subroto no. 38
Jakarta 12710 021 5290 2172
Surabaya Netherlands Education Centre Universitas Surabaya
International Village 1st Fl.
Jl. Raya Kali Rungkut,
Surabaya 031 298 1328
Sunday, July 27, 2008
Jadwal Ujian Saringan Masuk STSN 2008/2009
Ujian Saringan Masuk
Ujian Saringan Masuk Tahun Akademik 2008/2009 terdiri dari beberapa tahap dan dilaksananakan di di Kampus STSN. Jadwal ujian saringan masuk ditentukan kemudian oleh panitia penerimaan mahasiswa baru STSN dan dapat di lihat di website STSN.
Tahapan Ujian Masuk sebagai berikut :
Ujian Tahap I :
Tes Akademik
Tanggal : 8-9 Juli 2008
Materi : Matematika, Bahasa Inggris, Komputer, Fisika - Elektronika, Pengetahuan Umum dan Tes Potensi Akademik
Ujian Tahap II :
Tanggal : 16 Juli 2008
Materi : Tes Psiko
Ujian Tahap III :
Tes Kesehatan dan Tes Kebugaran
Tanggal : 22-25 Juli 2008
Ujian Tahap IV :
Clearance test
Tanggal :4 Agustus 2008
Ujian Tahap V :
Wawancara
Tanggal : 7-8 Agustus 2008
Ujian Tahap VI :
Pantukhir
Tanggal : 19 Agustus 2008
Ujian Saringan Masuk menggunakan sistem gugur pada setiap tahap.
Ujian Saringan Masuk Tahun Akademik 2008/2009 terdiri dari beberapa tahap dan dilaksananakan di di Kampus STSN. Jadwal ujian saringan masuk ditentukan kemudian oleh panitia penerimaan mahasiswa baru STSN dan dapat di lihat di website STSN.
Tahapan Ujian Masuk sebagai berikut :
Ujian Tahap I :
Tes Akademik
Tanggal : 8-9 Juli 2008
Materi : Matematika, Bahasa Inggris, Komputer, Fisika - Elektronika, Pengetahuan Umum dan Tes Potensi Akademik
Ujian Tahap II :
Tanggal : 16 Juli 2008
Materi : Tes Psiko
Ujian Tahap III :
Tes Kesehatan dan Tes Kebugaran
Tanggal : 22-25 Juli 2008
Ujian Tahap IV :
Clearance test
Tanggal :4 Agustus 2008
Ujian Tahap V :
Wawancara
Tanggal : 7-8 Agustus 2008
Ujian Tahap VI :
Pantukhir
Tanggal : 19 Agustus 2008
Ujian Saringan Masuk menggunakan sistem gugur pada setiap tahap.
CONTOH SURAT PERNYATAAN BELUM MENIKAH STSN
CONTOH SURAT PERNYATAAN BELUM MENIKAH
(Harap dibuat dalam format seperti contoh)
Dengan ini, saya
Nama : ..............................................................................
No KTP : ..............................................................................
Tempat,tanggal lahir : .................................................. , .......................
Agama : .................................
Alamat : ..............................................................................
..............................................................................
................................................................................................................
orang tua / wali* dari .........................................................., menyatakan bahwa
benar yang bersangkutan (anak / tanggungan* saya tersebut) belum pernah menikah hingga
saat surat ini dibuat. Jika di kemudian hari ditemukan bukti bahwa pernyataan saya ini
tidak benar, maka saya akan menerima pembatalan keputusan-keputusan yang dibuat
berdasarkan surat keterangan belum menikah ini.
Surat ini dibuat dengan sejujur-jujurnya.
............................ , ..................
...................
Orang tua /wali*
( .............................................. )
* pilih salah satu dan coret yang tidak perlu
Materai
Rp. 6.000,-
(Harap dibuat dalam format seperti contoh)
Dengan ini, saya
Nama : ..............................................................................
No KTP : ..............................................................................
Tempat,tanggal lahir : .................................................. , .......................
Agama : .................................
Alamat : ..............................................................................
..............................................................................
................................................................................................................
orang tua / wali* dari .........................................................., menyatakan bahwa
benar yang bersangkutan (anak / tanggungan* saya tersebut) belum pernah menikah hingga
saat surat ini dibuat. Jika di kemudian hari ditemukan bukti bahwa pernyataan saya ini
tidak benar, maka saya akan menerima pembatalan keputusan-keputusan yang dibuat
berdasarkan surat keterangan belum menikah ini.
Surat ini dibuat dengan sejujur-jujurnya.
............................ , ..................
...................
Orang tua /wali*
( .............................................. )
* pilih salah satu dan coret yang tidak perlu
Materai
Rp. 6.000,-
CONTOH SURAT LAMARAN STSN
CONTOH SURAT LAMARAN
(Harap ditulis oleh pelamar pada kertas double folio bergaris dengan tinta hitam)
Kepada Yth.
Ketua Panitia Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru
Sekolah Tinggi Sandi Negara
di
Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ...................................................................
Tempat, tanggal lahir : ...................................................................
Jenis kelamin : ...................................................................
Alamat : ...................................................................
...................................................................
...................................................................
Telepon/HP : ...................................................................
SMU asal : ...................................................................
telah mendapatkan informasi tentang dimulainya seleksi penerimaan mahasiswa baru di
Sekolah Tinggi Sandi Negara. Dengan ini saya mengajukan lamaran untuk diterima menjadi
calon mahasiswa STSN.
Bersama surat ini saya lampirkan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk proses seleksi.
Saya berharap informasi yang dilampirkan di dalamnya dapat menjadi pertimbangan bagi
Bapak untuk menerima saya. Saya bersedia mengikuti seleksi sesuai prosedur yang ada agar
dapat diterima sebagai mahasiswa STSN.
Demikian surat lamaran ini saya sampaikan. Atas perhatian Bapak saya ucapkan terima
kasih.
............................ , ..................
...................
Pelamar
( .............................................. )
(Harap ditulis oleh pelamar pada kertas double folio bergaris dengan tinta hitam)
Kepada Yth.
Ketua Panitia Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru
Sekolah Tinggi Sandi Negara
di
Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ...................................................................
Tempat, tanggal lahir : ...................................................................
Jenis kelamin : ...................................................................
Alamat : ...................................................................
...................................................................
...................................................................
Telepon/HP : ...................................................................
SMU asal : ...................................................................
telah mendapatkan informasi tentang dimulainya seleksi penerimaan mahasiswa baru di
Sekolah Tinggi Sandi Negara. Dengan ini saya mengajukan lamaran untuk diterima menjadi
calon mahasiswa STSN.
Bersama surat ini saya lampirkan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk proses seleksi.
Saya berharap informasi yang dilampirkan di dalamnya dapat menjadi pertimbangan bagi
Bapak untuk menerima saya. Saya bersedia mengikuti seleksi sesuai prosedur yang ada agar
dapat diterima sebagai mahasiswa STSN.
Demikian surat lamaran ini saya sampaikan. Atas perhatian Bapak saya ucapkan terima
kasih.
............................ , ..................
...................
Pelamar
( .............................................. )
Friday, July 25, 2008
Visa ke Irlandia
TANYA
Dear Rekan2,
Mungkin ada yang mengetahui bagaimana prosedur aplikasi visa ke Irlandia?
Sepengetahuan saya tidak ada Kedubes Irlandia di Indonesia.
Terima kasih.
Salam, Roni
JAWAB
Hi
Coba lihat link berikut:
http://www.indoirish.com/links.php
Iwan
Kalau lihat di situsnya, Ireland embassy untuk Indonesia ada di Singapore (gabung dengan Spore), tapi ada konsulatnya di Jakarta :
http://ireland.visahq.com/embassy/Indonesia/
salam
---------------------------------------------
Heru Susetyo
PhD Student in Human Rights and Peace Studies
Mahidol University
Office of Human Rights Studies and Social Development
Faculty of Graduate Studies Mahidol University
Salaya, Nakorn Pathom THAILAND 73170
Mobile : +66(0)814397059
e-mail : heru-s@heru-susetyo.com
Department of Law Society and Development
Faculty of Law University of Indonesia
DEPOK 16424 INDONESIA
Phone : (+62) 21 7863442 ext 30
Mobile : (+62) 8159200011 (+62) 81399630591
Fax. : (+62) 21 7985502
E-mail : hsusetyo@ui.ac.id
Blog : http://herususetyo.multiply.com
Dear Rekan2,
Mungkin ada yang mengetahui bagaimana prosedur aplikasi visa ke Irlandia?
Sepengetahuan saya tidak ada Kedubes Irlandia di Indonesia.
Terima kasih.
Salam, Roni
JAWAB
Hi
Coba lihat link berikut:
http://www.indoirish.com/links.php
Iwan
Kalau lihat di situsnya, Ireland embassy untuk Indonesia ada di Singapore (gabung dengan Spore), tapi ada konsulatnya di Jakarta :
http://ireland.visahq.com/embassy/Indonesia/
salam
---------------------------------------------
Heru Susetyo
PhD Student in Human Rights and Peace Studies
Mahidol University
Office of Human Rights Studies and Social Development
Faculty of Graduate Studies Mahidol University
Salaya, Nakorn Pathom THAILAND 73170
Mobile : +66(0)814397059
e-mail : heru-s@heru-susetyo.com
Department of Law Society and Development
Faculty of Law University of Indonesia
DEPOK 16424 INDONESIA
Phone : (+62) 21 7863442 ext 30
Mobile : (+62) 8159200011 (+62) 81399630591
Fax. : (+62) 21 7985502
E-mail : hsusetyo@ui.ac.id
Blog : http://herususetyo.multiply.com
Subscribe to:
Posts (Atom)