Sunday, July 27, 2008

REKRUTMEN 2.000 LULUSAN SMK UNTUK BEASISWA MIGAS

KEMENTERIAN BUMN MEREKRUT 2.000 LULUSAN SMK UNTUK BEASISWA MIGAS
Kementerian Negara BUMN bekerjasama dengan Akamigas-STEM Cepu Jawa Tengah akan merekrut 2.000 lulusan SMK jurusan Elektro arus kuat, arus lemah, kimia, mesin dan instrumen untuk dididik menjadi tenaga siap pakai Migas setara Diploma I yang akan dipekerjakan di Cepu.

Pendaftaran dilakukan mulai 20 Agustus 2007 dan berkas selambat-lambatnya sudah diterima panitia pada 1 September 2007, sementara pendidikan menggunakan sistem gugur dan panitia tidak menerima pendaftaran secara langsung, kata Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Depdiknas Djoko Sutrisno di Jakarta, Kamis (23/8).

Pendaftaran ditujukan kepada : Panitia penerimaan Mahasiswa, Akamigas – STEM P2B, Kotak Pos No. 7 Akamigas – STEM, Cepu, Jawa Tengah, dan kepada peserta yang lolos seleksi administrasi dapat dilihat di Webssite BUMN http://www.bumn-ri.com.

Menurut Djoko, kerjasama yang cukup baik antara Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan Depdiknas dengan pers ternyata hasilnya sangat signifikan dan pertumbuhan SMK tahun ini mengalami peningkatan sebesar 30% sampai data per Agustus 2007.

Jumlah siswa SMK pada tahun 2006 sebanyak 2.4juta siswa dan pada tahun 2007 menjadi 2,8juta siswa, jadi terjadi kenaikan sekitar 400ribu pada tahun 2007 dan ini sangat signifikan.

Di seluruh Indonesia ada permintaan sekitar 50 SMA yang dikonversikan menjadi SMK, bahkan di Malang, Jawa Timur, ada 2 SMAN yang dikonversikan menjadi SMKN, sehingga Depdiknas akan terus berbenah dengan menambah peralatan dan juga jumlah ruang kelas, termasuk mendorong Pemda untuk mengangkat guru-guru kejuruan menjadi guru PNS.

Di samping itu Depdiknas juga akan mencari guru-guru untuk mengajar dari pihak swasta/perusahaan yang artinya bersedia mengajar sesuai dengan bidang keahliannya, karena terus terang kalau menunggu aliran guru PNS itu pasti tidak seimbang dengan pertumbuhan jumlah siswa.

Djoko mengatakan, pihaknya menempuh beberapa strategi yang langsung dinstruksikan oleh Mendiknas untuk terus membesarkan SMK yang sudah ada, di samping juga menambah SMK-SMK yang baru.

“Membesarkan SMK yang sudah ada, artinya sudah ada guru, sudah ada nama baik, mempunyai jam terbang yang baik untuk mendidik para calon teknisi dan keahlian lainnya, dan kembangkan SMK didaerah-daerah yang belum ada SMK,” katanya.

Seiring dengan adanya Undang-Undang Sisdiknas dan juga rencana kenaikan anggaran pada tahun 2008, nampaknya sekolah-sekolah yang diluar sistem pendidikan di Indonesia, misalnya dulu ada Sekolah Menengah Farmasi, Sekolah Perawat, Sekolah Perawat Gigi di bawah Depkes dan sekarang sekolah tersebut sudah dikonfersi menjadi SMK Farmasi di bawah Depdiknas, dan juga Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) yang tadinya di bawah Dep. Pertanian, sekarang sudah di bawah Depdiknas.

Juga sekolah-sekolah pelayaran yang di bawah Departemen Kelautan sekarang sudah mulai dikonversikan ke SMK, hanya masalah standar-standar kompetensi Depdiknas akan mengikuti standar yang sudah distandarkan oleh Dep. Kelautan. “Jadi prinsipnya pembinaan pendidikan ada pada Depdiknas,” katanya menambahkan.

Ada 22 SPMA di Indonesia yang dikonfersikan dari Deptan ke SMK Pertanian Depdiknas, dari Dep. Kelautan dan Perikanan ada 11 sekolah yang dikonversikan dan ada 28 sekolah dari Depkes yang dikonversikan ke SMK.(Kominfo News room)

No comments: