Tuesday, August 5, 2008

Beasiswa untuk freelancer/pekerja rumahan?

dear milis,

salam kenal....udah lama gabung di milis ini, tapi br skrg unjuk suara nh.

saya mau tanya, apakah seorang freelancer...pekerja rumahan kyk saya bs mendapatkan beasiswa? saya lihat di beberapa form beasiswa, pasti ada pertanyaan nama institusi tmpt bekerja, jabatan, job desc, dsb.

nah, apakah beasiswa tdk dimungkinkan untuk org2 yg mandiri, bekerja sendiri spt saya? hiksss....

salam,
melly

JAWAB

Halo, selamat aktif di milis!


>
> saya mau tanya, apakah seorang freelancer...pekerja rumahan kyk saya
bs mendapatkan beasiswa? saya lihat di beberapa form beasiswa, pasti
ada pertanyaan nama institusi tmpt bekerja, jabatan, job desc, dsb.

Bisa saja. Apa lagi jika perkerjaan anda sebagai freelancer bermanfaat
bagi masyarakat banyak. Ini sedikit berbagi testimoni: teman saya cuma
ibu rumah tangga, tapi dia sering memberi les matematika, komputer,
dan bahasa inggris ke anak2 sekitar. Dapat juga dia beasiswa ke
Amerika. Padahal dia cuma lulusan SMA dan sekedar "ibu rumah tangga"
loh! Makanya Franklin sering berpikir: kalau ibu rumah tangga saja
bisa ke Amerika, Franklin yang sudah jadi guru dan sarjana ini
mestinya juga bisa.

>
> nah, apakah beasiswa tdk dimungkinkan untuk org2 yg mandiri, bekerja
sendiri spt saya? hiksss....
>

Ada pepatah yang bilang: either you think you can, or you think you
can't... you are probably right. Saran Franklin, perkaya pengalaman
kerja dan aktifitas anda yang bermanfaat bagi masyarakat banyak.
Franklin tidak bilang anda mesti bergabung dengan organisasi seperti
LSM, tapi seperti teman Franklin yang sering memberi les saja sudah
sangat memberi nilai jual yang tinggi dalam aplikasi beasiswa anda.

Mulailah hidup hemat, menabung dari sekarang. Mau tidak mau, anda
pasti mengeluarkan uang dalam usaha mendapat beasiswa. Jika anda tidak
percaya, bolehlah rekan2 milis disini bertestimoni berapa banyak
waktu, keringat, biaya, tenaga ("berdarah-darah" menurut istilah
beberapa rekan kami disini) sebagai "investasi" kami untuk mendapat
beasiswa. Kami semua yakin mereka yang menabur benih dengan bercucuran
air mata, kelak akan menuai hasilnya dengan bersorak sorai!

Jangan terpaku pada aplikasi beasiswa "big-scaled" macam Fulbright,
Monbusho, ADS, Erasmus Mundus, dll. Jika anda punya koneksi internet
yang kencang, coba cek langsung ke kampus2 di luar (kalo teman
Franklin itu sering korespondensi dengan dosen di Amerika, baik untuk
tanya2 materi pengajaran maupun peluang beasiswa). Seringkali justru
dosen luar itu yang terkesan dengan kegigihan dan daya juang anda, dan
akan membantu anda untuk kuliah di kampusnya (ini juga jangan terpaku
ke kampus2 top macam MIT, Harvard, Cambridge, Oxford, Toudai, Monash,
dll. Kampus2 kelas menengah banyak juga yang memberi beasiswa yang
cukup jika anda mau hidup layaknya "mahasiswa sejati" yang jelas tidak
selevel gaya hidup "pejabat kaya").

Teman Franklin berjuang sekitar 2-3 tahun-an, dan akhirnya berangkat
ke Amerika. Dia bercita2 jadi guru matematika setelah lulus. Franklin
percaya, saya dan anda juga bisa jika mau berusaha. Mengapa tidak?

> salam,
> melly

salam juga,
Franklin

No comments: