Wednesday, August 6, 2008

Soal TOEFL

TANYA

dear Rekans and Temans,

Saya lagi mempersiapkan Beasiswa untuk S2, tapi Toefl saya tidak nyampe2, alias cuma dapat 492...kira 2 bisa bisa bantu...dimana tempat yang dapat membantu saya untuk mendapatkan TOEFL yang lebih baik lagi.

Thanx atas sarannya.
Amelia

JAWAB

aya pernah mengikuti preparation TOEFL di NEC Nurul Fikri. Metode pengajarannya lebih bagus dibandingkan lembaga kursus lain yg pernah saya ikuti. TOEFL saya naik meskipun tidak terlalu signifikan. Tp beberapa teman saya ada yang naik sangat pesat, bahkan yg sebelumnya dibawah 500, setelah les di NEC naik jd di atas 550. Di sana kita diberi strategi2 dalam menjawab soal2 TOEFL. Selain itu pengajarnya pun asyik, cara penyampaiannya mudah dimengerti.
Semoga bermanfaat. Kalau boleh tau, mau melanjutkan S2 dimana?


Deny Hamdani
Industrial Engineering Department
Faculty of Engineering
University of Indonesia
Phone: 0852-185-00-232 / 021-999-11-232
E-mail: deny_tiui2004@yahoo.com

Mba Amelia,

Nasib kita sama tuh, saya dulu susah banget mau naikin nilai TOEFL ..padahal cuma 20 point lagi deh
Tes melulu, hasilnya muter-muter di situ saja. Sebenernya nilai TOEFL saya sudah mencukupi untuk apply, tapi saya pikir pasti akan dengan mudah ditendang dengan yang nilainya lebih tinggi..Frustasi juga sih, tapi akhirnya saya coba switch ke test lainnya IELTS..Alhamdulillah scorenya bagus.

Saya pikir mungkin karena kita melakukan test yang sama berulang kali, ketelitian kita dalam belajar menurun. "ah lha wong sudah belajar berulang kali kok" ..menggampangkan gitu...

Jadi saran saya, mungkin ada baiknya rehat sejenak dulu, merefresh pikiran..atau seperti saya switch ke IELTS.

Good Luck!

Alf

Biasanya di tiap tempat les inggris terkemuka seperti LIA, ILP dll ada kelas khusus TOEFL. Kamu bisa ikutan kelas ini untuk meningkatkan score TOEFL dan mendapatkan trik-trik dalam mengerjakan soal-soal TOEFL.

Leili

Hi

Kebetulan, dulu juga TOEFL saya dibawah standard 550... akhirnya
banting stir ambil IELTS....lah langsung lulus.... mungkin karena
saya tdk suka mendengarkan american accent pada saat listening
test....:)

Dulu saya ambil IELTS Preparation di IALF Rasuna Said, kursus
intensive 1,5 jam setiap hari, selama lima minggu, dan juga dijual
kaset and practice test-nya. Kalo tertarik dgn IELTS (jika tidak
apply S2 ke USA) bisa ambil di sana. http://www.ialf.edu/ielts.html

Iwan

Halo,
Kasus nilai IELTS lebih baik daripada TOEFL juga dialami oleh rekan saya. Setelah TOEFL IBT nya berskor rendah, blio ditentir habis-habisan oleh rekan lain, seminggu sebelum ujian IELTS. Alhasil, skor IELTS blio bagus dan langsung lolos masuk S2 di sebuah PT di Australia. Jadi tenteeran ato mempelajari trik untuk mengerjakan soal-soal IELTS seperti yang Sdr. Iwan dan Alf dapatkan di tempat kursus memang perlu.

Namun, kebalikan dari sdr. Iwan dan Alf, nilai TOEFL saya malah lebih baik daripada IELTS.
Saya belajar TOEFL dari buku TOEFL, terutama bagian soal latihan. Kosakata baru saya serap dengan membaca novel dan nonton film berbahasa Inggris, biar lebih menyenangkan. Kadang-kadang mendengarkan warta berita dalam bahasa Inggris yang membicarakan masalah lokal dan beritanya tidak dimuat di media Indonesia. Ini yang menantang, karena penyiarnya ngomong tanpa ekspresi dan konteksnya kadang tidak bisa kita ketahui. Hal ini lain dengan film-film yang bisa ditebak jalan ceritanya sehingga bahasa Inggris di film-film bisa dikira-kira artinya. Namun, biarpun banyak latihan menjelang test, nilai-nilai TOEFL (paper-based, tanpa writing, tanpa speaking) saya baik yang internasional, institusional maupun prediction, memang ya berkisar dari skor itu ke itu juga: 580 - 610.

Kemudian saya coba belajar IELTS dari buku IELTS, eh, nilai tes saya malah tidak memuaskan: rata-rata 7. Writing dan speakingnya jeblok, masing-masing skornya 6. Saya ditolak untuk masuk sebuah PT di Australia.
Mungkin skor rendah ini terjadi karena selama sekolah di Indo saya tidak pernah dilatih aktif ngobrol dan nulis dalam bahasa Inggris, sehingga pas diajak ngobrol interviewer bule dan nulis essay yang temanya dadakan, jadi kelabakan.

Ketika les Inggris di US, begitu selesai ujian tulis penentuan kelas saya langsung ditempatkan di level tertinggi. Walopun begitu, saya benar-benar gelagapan ngomong Inggris. Di kelas, guru saya dan teman-teman les sampe ga sabar nungguin saya ngomong. Nilai essay saya lumayan bagus lah, karena bisa dikerjakan di rumah dan bisa diedit berulangkali.

Jadi, keputusan untuk mau mengambil TOEFL atau IELTS juga tergantung pada kesiapan kita masing-masing. Kalo ga siap berbicara dalam bahasa Inggris seperti saya, mending ambil TOEFL yang prediction ato institutional ato international yang paper-based, jika sekolah yang anda lamar hanya perlu TOEFL semacam itu (btw, masih adakah paper-based international TOEFL?). Kalo siap berbicara dalam bahasa Inggris, IELTS mungkin akan banyak menolong anda.

Semoga membantu,
Sri

online chat, baca buku novel berbahasa inggris.
mungkin terkesan main main tapi bener membantu melatih english skill.

zam.

Ada banyak informasi yg berguna di milis ini�untuk melatih�English�: Free-English-Course@yahoogroups.com

salam,

Jo

Dulu kasusku sama, TOEFL cuma 490. Kalau reading sih biasanya lumayan, cuma listening comprehension dan structure yanga agak kacau nilainya. Pemecahan versiku gini, kebetulan aku suka banget ama game dan film. Nah, biasanya kan dari barat tuch. Kalau game, aku berusaha baca walkthrough(petunjuk)-nya, kalau film aku berusaha cari film yang ga ada textnya. Aku lalu berusaha keras untuk mengerti apa yang mereka katakan. Akhirnya alhamdulillah enam bulan kemudian listeningku naik drastis. Sekarang TOEFLku sudah sekitar 540. Karena listening, kita sekaligus belajar grammar, walaupun kadang mereka ngomongnya juga pake bahasa slang. Nah, tinggal naikin structure, sekarang aku masih berusaha. Kalau structure banyak belajar aja, bisa koq belajar sendiri. Eh, aku ga pernah ikut les apapun lho.
Satu tips lagi, biasakan bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari. Misal kalau nyatet apa2 pake Inggris, atau kalau ngomong (sama orang yang tau tentunya), juga pake bahasa Inggris. Itu juga melatih writing, grammar, plus speaking juga. Jadi kita ga bingung2 lagi kalau nyusun kalimat dalam bahasa Inggris.
Semoga sukses.

No comments: